Hari ini adalah dimana dirayakanya hari ulang tahunku yang ke 16 tahun. Pada pagi hari itu ayah dan ibu menyuruhku bahwa nanti malam aku harus pergi ke ruang bawah tanah dan memasang headset ditelingaku dengan volume keras. Aku pikir ini adalah permintaan yang sangat aneh. Namun, apa boleh buat mungkin mereka akan mengadakan kejutan yang meriah. Waktu tidak terasa sudah malam menunjukan pukul 9. Aku sangat kecewa karena sejauh ini aku tidak menerima hadiah kado sama sekali, hanya ucapan selamat ulang tahun saja. Sesuai intruksi aku pun tidur di ruang bawah tanah. Ruangan yang snagat sempit dan tidak nyaman. Aku mulai duduk di sebuah kotak kayu dan memasang headsetku dengan volume keras. Menunggu sesuatu yang tidak jelas yang diiringi perasaaan yang sangat mengerikan. Satu jam kemudian, tidak terjadi apa-apa. Oke, ini konyol, pikirku. Akhirnya aku segera keluar dari ruangan yang lembab itu dengan perasaan kesal. Ketika aku berjalan menuju ruang tengah, sungguh aku tak percaya dengan pengliatanku ini. Darah dimana-mana menggenang, semua sungguh hancur, ayah dan ibu sudah tak berdaya disana. Apa yang terjadi?
"Apakah aku mimpi?.. Apakah aku mimpi?.. Apa yang.. terjadi..."
Jadi,inikah mengapa ayah dan ibuku menyuruhku pergi ke ruang bawah tanah dan menyetel musik ku keras-keras? Itu semua agar si pembunuh tidak mengetahui keberadaanku. Ayah dan Ibu tidak lupa dengan kadoku, mereka meletakanya di kamarku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Story
Horror"It is the same woman, I know, for she is always creeping, and most women do not creep by daylight." ― Charlotte Perkins Gilman