sorry I Can't

180 15 1
                                    

Kemarin adalah hal yang tidak akan terulang kembali. Namun, meskipun itu kemarin atau masa lalu mu kau tidak akan melupakanya. Kau akan memikirkanya kembali disaat seseorang menanyakanya, seperti sekarang.

Seperti biasa saat malam tiba aku mengantar anak ku ke kamarnya. Ia sudah berusia 15 tahun. Kami menaiki tangga dan ia dibelakangku mengikuti. Kemudia tiba tiba ia berhenti seakan-akan kaget melihat sesuatu yang aneh.

"Ada apa??" tanyaku. Ia melihat lurus di bawah kakiku

"ibu.. itu apa.. ada bekas tangan berupa luka bakar di kakimu"

"mungkin ini saatnya aku menceritakanya padamu.."jawabku saat sudah sampai di kamarnya.

(kemudian masa lalu itu mengingatku kembali dan aku memulai ceritaku)

#pada saat itu, Aku dan adiku tidak selalu akrab kami selalu bertengkar. Orang tua kami sangat tidak mempedulikan jika aku dan adik bertengkar, separah apapun. Mereka selalu tenggelam dalam pekerjaan mereka dan jarang pulang.

Tengah malam aku terbangun aku mendengar sebuah yang begitu berisik, udara menjadi sangat panas. Kemudian aku keluar melihat keadaan. kebakaran!.  Ku lihat semua sudah hangus termakan api, api sudah memakan rumah. Asap yang tebal mulai masuk ke kamarku dan membuat asmaku kumat. api mulai berjalan mendekat dengan cepat bagai aliran sungai. Aku segera berlari menyelamatkan diri. Ketika aku berusaha keluar terdengar suara seperti orang yang terkurung. Tentu saja itu adiku. Aku melihatnya, kepalanya mengintip di bawah pintu meneriaki ku. Saat aku ingin menyelamatkanya sebuah lemari besar akan roboh menimpaku dan menghalangi pintu jalan keluar. adik terus menangis dan meneriakiku. Aku tidak bisa, maafkan aku, aku tidak bisa. Aku berlari menghindari lemari itu dan tepat pada saat itu lemari jatuh menghalangi. Aku selamat, aku sudah diluar rumah. Api melahab semuanya , begitu besar bagai dosa yang aku lakukan.#

"Jadi tangan itu..."

iyaa betul sekali, adik masih tidak terima dengan kematianya

Horror StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang