Aku adalah anak baru di sekolah ini. Ayah memiliki pekerjaan baru hingga kami harus pindah rumah dan sekolah. Mau tidak mau aku harus mulai beradaptasi di sekolah baru itu untuk mendapatkan teman baru lagi. Aku menempati bangku kelas 2 SMA dan pada waktu itu menempati semester1, hingga aku belum tertinggal banyak pelajaran disana.
1 minggu tidak terasa berjalan dengan cepat,hingga aku sudah sangat dekat dengan teman sekelas. Menurutku kelas kami ialah yang paling unik, kami mempunyai peraturan janji atau bisa disebut sumpah. Meskipun bagiku sangat aneh tapi aku harus tetap mengikutinya. Memang aku akui semua anak sekelasku memang misterius, aneh-aneh tetapi tetap mengasyikan. Bunyi janji itu singkat dan terlihat sepele maupun misterius bagiku, 'selalu tetap bersama'
Suatu hari Ujian akhir semester akan diadakan. 2 minggu sebelum UAS aku sudah bersiap-siap akan belajar giat untuk persiapan. Namun, aku tidak bisa karena aku ditimpa sakit flu berat. Ibu melarangku untuk belajar hingga aku terpaksa menghentikanya. 3 hari aku tidak masuk dan tidak berjumpa dengan teman-teman sekelasku.
Hingga suatu saat terjadi bencana yang mengenaskan dan membuat aku harus pindah sekolah lagi. Ketika aku tidak masuk kemarin tragedi di kelas terjadi. Api panas melahab kelasku dan teman-temanku didalamnya. Tidak disadari aku menangis, air mata yang jatuh satu persatu. Baru saja aku menemukan sahabatku, teman curhat yang selalu menemaniku disaat aku sedih, sekarang? aku sendiri. Tidak ada lagi suara tawa yang membuatku bahagia. Namun, harus aku menerima semua kenyataan itu.
Esoknya aku berkunjung ke sekolah, beberapa anak memeluk ku dan berkata aku beruntung. Aku menerima informasi bahwa kecelakaan disebabkan di siang hari pada saat pelajaran kosong. Sepenuhnya tidak ada yang tau penyebabnya. Misterius. Polisi mengatakan karena siraman bensin dan pintu terkunci hingga anak-anak tidak bisa keluar ada saat kebakaran . Aku berkunjung ke kelas yang hangus itu. Aku duduk ditempatku dan mengenang, mengingat disaat pelajaran, tertawa dan bercanda bahkan menjahili guru.
Matahari masuk menyinari kelas dengan cerah lewat jendela. Hangat yang sejuk disertai duka. Kemudian aku melihat bayangan di tembok, Cahaya yang menyinari tembok terdapat bayangan-bayangan teman-temanku duduk di masing- masing bangkunya.
Hanya aku yang tau. Janji mereka benar-benar hidup. Mereka masih hidup. Hanya aku yang tau
'tetap bersama'
KAMU SEDANG MEMBACA
Horror Story
Horror"It is the same woman, I know, for she is always creeping, and most women do not creep by daylight." ― Charlotte Perkins Gilman