Saat ini Ale dan Jack baru memasuki perkarangan rumah. Ale yang tersenyum bahagia,dan Jack dengan senyum yang mengembang dibibirnya melihat sahabatnya bahagia.
Saat sampai dirumah,Ale dan Jack sudah kelelahan,hingga mereka pun ingin tidur kekamar masing masing. Saat sampai di kamar,tiba tiba handphone Ale berdering.
Caller : Io ma love
Sesaat,Ale baru tersadar akan satu hal. Dia lupa seseorang yang selama ini menemaninya. Ale terkesiap dan segera mengangkat telfon Dio.
"Ha.. Haloo?"tanya Ale gugup. Ale lupa memberi kabar bahwa dia akan pulang duluan.
"kamu dari mana aja?" nada bicara dio terdengar dingin. Ale tidak tau harus menjawab apa,kalau dia bilang pulang bersama kakaknya berarti sama saja Ale bohong pada dio. Tapi,jika Ale bilang dia pergi jalan bareng Jack,apa Dio akan marah? Duh kenapa semua jadi rumit gini sih. Batin Ale.
"aku abis pergi bareng sahabat aku yang dari kecil itu Io. Maaf ya,tadi Ale lupa ngabarin.." jawab Ale.
"cewek apa cowok?" tanyanya makin dingin dari sebelumnya.
"co..c..cowok Io" Ale gugup. Ia takut dio akan marah padanya.
Terdengar tawa getir dari dio.
"Ale,aku mau ngomong sesuatu ke kamu,tapi gak lewat telefon,kita bicara langsung. Minggu, aku tunggu di Cafe tempat kita biasa datengin. Jam 9 pagi. Dan aku mau dari hari ini kita usah berkomunikasi dulu." ucap Dio panjang lebar. Sebelum Ale sempat menjawab perkataan Dio,Dio terlebih dulu mematikan sambungan telefon nya. Ale takut,bener bener takut. Dia gak mau kata p*t*s -ya you know lahh- itu terucap dimulut Dio. Ale pasrah,dia akan menerima apapun yang akan Dio ucapkan nanti di Cafe. Ya.. Mau gimana lagi? Batin Ale."sebuah hubungan tidak akan pernah lepas dari yang namanya 'masalah,masalah,dan masalah' karena dari 'masalah' kita dapat menguji seberapa besar kepercayaan kita terhadap orang berhubungan dengan kita itu."
===BS===
Beberapa hari kemudian..
Ale POV
Hari ini hari Minggu. Duh aku takut. Aku pergi sama siapa ya? Apa aku harus pergi dengan Jack? Tidak. Itu pasti menambah masalah.
Apa dengan kakak? Huh,apalagi. Yang ada aku malah dikurung dikamar kalau kakak tau aku mau bertemu dengan Dio. Lalu bagaimana?
Hari sudah menunjukan pukul 08.30,Ale segera bersiap siap. Aku sedang mencari baju yang pas. Tapi sepertinya tidak ada yang bagus. Lemariku sudah seperti kapal pecah. Berantakan. Aku menghela nafas. Dan memilih salah satu baju yang tersisa dilemari.
"sepertinya gaun ini cocok" gumam Ale sambil tersenyum. Ale pun memakainya. Gaun itu berwarna biru laut,panjangnya selutut. Dan dengan lengan sedikit kebawah dari bahu Ale. Ale segera turun kebawah dan ingin pergi.
Saat Ale berjalan,kakak tiba tiba datang.
"mau kemana kamu?" tanya kakak.
"heheh,Ale mau ke Mall kak,bosen." jawabku sambil nyengir gajelas menutupi gugup.
"oh,bawa Jack aja. Dia pasti mau jalan jalan juga dong" jawab kakak enteng.
"eh gausah kak. Yahh Ale mau sendiri kak.. Udah ya kak Ale pergi dulu.. Dahh.." potong Ale cepat dan segera berlari menuju mobil.Aku pun menghidupkan mesin mobil,dan segera pergi ke Cafe menemui Io.
===BS===
Yey,part9 finish. Thanks ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
BackStreet [Completed]
Teen FictionTolong berhenti berpikir kalau orang yang mencintaimu akan terus bahagia atas kebahagiaan apapun yang kamu dapatkan. Karena dalam beberapa point,mereka tidak merasakannya -Braley Varoline-