Ale berangkat ke cafe sendirian. Dia tidak memberitahu Jack dan kakaknya dia akan pergi kemana. Ale telah memasuki perkarangan cafe dan segera memarkirkan mobil. Ale segera turun dari mobilnya.
Ale memasuki cafe,ia melihat sekeliling dan menemukan punggung seseorang yang sudah ia kenali ini. Ale berjalan mendekatinya.
"hai" sapa Ale sambil tersenyum menutupi kegugupannya. Ale belum duduk,ia masih dibelakang orang itu. "duduk" kata orang tersebut. Nada bicaranya terdengar dingin,dan sulit diartikan.
Ale segera duduk. Ale tidak berani menatap orang itu. Orang itu Dio.
"liat mata aku". Ale menggeleng lesu sambil menunduk,berusaha menahan air mata yang nyaris tumpah.Dio menghela nafas. Lalu mengucapkan kata kata yang membuat Ale bungkam. Yang membuat Ale menangis sederas derasnya.
"Lele.." dia tertawa getir. " lucu ya,kita dulu." ucapnya sambil menekankan kata dulu. " aku rasa.... Keputusanku udah bulat. Kita...." Dio menggantungkan kalimatnya. "kita sampai disini aja ya Le."
Dorrr..
Hati Ale sakit,hati Ale terasa di cambuk berkali kali.
"ma.. Maksud I..Io?" tanya Ale sambil menahan tangis.
"Kita....Putus"
Jegeeerrrr...
Ale sudah tidak tahan lagi. Ia langsung menangis. Sebelum Ale sempat menolak kata kata Dio,Dio sudah pergi duluan. Dio tau jika dia terus disini,dia tidak akan bisa melihat Ale nangis.
Ale langsung menelungkupkan wajahnya didalam tangan yang dipangku meja. Dia menangis sekencang kencangnya. Tapi tidak bersuara. Dia menahan suaranya agar tidak berteriak. Disela sela tangis Ale,tiba tiba seseorang menyentuh pundak Ale. Ale mendongak.
"JE!!" ucap Ale dan langsung memeluk Jack. Ale menangis dibahu Jack selama hampir 1 jam. Dan Jack hanya diam sambil mengelus kepala Ale.
Setelah tangis Ale mereda,Ale langsung menanyakan sesuatu pada Jack.
"Je.. Kok bisa ada disini? Kok tau Var disini?"tanya Ale
Jack tersenyum. " Aku punya insting yang kuat kali,dari sini" kata Jack sambil menunjuk dadanya. Wajah Ale memerah.
"Apaan sih!" jawab Ale sambil membuang muka. Senyum Ale terukir.
"Var kalo nangis jelek tau"
"enak aja,Var kalo nangis,ketawa,atau ngapain aja tuh selalu unyu,imut,cantik juga!" bantah Ale semangat.
Jack langsung tertawa geli. Inilah yang Jack inginkan. Dia ingin kelucuan,kebahagiaan Ale kembali. Jack ingin Ale bahagia bersamanya. Bukan bersama orang lain.Setelah mereka berbincang sedikit,mereka memutuskan pulang karena hari sudah mulai sore. Nanti Ayah dan Bunda Ale curiga lagi. Ale sudah meminta Jack untuk merahasiakan kejadian tadi. Dan merekapun segera pulang.
===BS===
Part 10 finish. Thanks yaa yang baca
KAMU SEDANG MEMBACA
BackStreet [Completed]
Teen FictionTolong berhenti berpikir kalau orang yang mencintaimu akan terus bahagia atas kebahagiaan apapun yang kamu dapatkan. Karena dalam beberapa point,mereka tidak merasakannya -Braley Varoline-