Chapter 3

328 53 2
                                    

Suara alarm yang sudah disetelnya tadi malam, membangunkan Tania dari mimpi-mimpi indahnya. Hari ini, hari kedua Tania menjadi seorang anak yang sudah mempunyai kewajiban penuh. Menjadi murid baru di SMA barunya.

Setelah mengusir rasa kantuk yang masih menghigapinya, Tania pergi ke kamar mandi, membersihkan dirinya setelah tidur semalam. Dingin yang belum terbiasa dibadannya, membuat Tania mengigil di pagi ini. Setelah selesai, dengan sigap ia memakai seragam dengan motif yang sama seperti kemarin, Putih Abu-Abu. Tidak lupa ia titipkan doa untuk dirinya kepada Ayah dan Bundanya.

•••

Tania sampai disekolah dua puluh menit sebelum bel sekolahnya berbunyi. Setelah menaruh tas nya dibangku seperti kemarin, Tania pergi menuju kantin, meninggalkan kelas yang masih sepi, hanya ada beberapa murid yang sudah datang karena jadwalnya untuk piket. Udara segar menemaninya berjalan di koridor, sesekali masih terdengar suara kicauan burung yang masih nangkring di batang pohon, lalu hilang pergi entah kemana.

Dirinya terhenti dibelokan koridor, ketika melihat teman pertamanya berkumpul diatas tumpukan bangku yang sudah tak terpakai bersama beberapa cowok yang lain. Tania berhenti memperhatikan Jevin sebentar, untuk memastikan kalau 'cowok bertulisan rapi' itu benar-benar sudah nongkrong sepagi ini.

Pandangan mereka bertemu, disaat Jevin menatapnya kembali. Mungkin Jevin juga merasa sedang diperhatikan seseorang dari sini. Tania yang tak ingin tatapan nya berlanjut lebih lama lagi dengan Jevin, membalikkan badannya dan melanjutkan niatnya untuk membeli minum di kantin. Tapi malangnya keberuntungan hari ini tidak berpihak padanya.

KRIIINGG
'Jam pertama dimulai'

Dengan berat hati ia harus mengurungkan niatnya dan berbalik menuju kelas yang masih jauh dari tempatnya berdiri sekarang. Tania mempercepat langkahnya, takut kedatangannya lebih lambat dari guru yang mengajar.

BYUUURR..

Satu ember berisi air berhasil membuat Tania kuyup dipagi ini, murid-murid yang masih berlalu-lalang menyaksikan peristiwa malang itu.

"Kok Lo?" suara seorang Laki-laki itu terdengar. Sementara Tania, ia masih sibuk dengan dirinya yang basah kuyup.

"Sorry, gue kira lo Andrea." sambung laki-laki itu lagi, sambil terus memperhatikan murid yang sudah dijadikannya korban pagi ini.

"Maksud lo apasih, nyiram ginian?!" Tania mulai angkat bicara, amarahnya sudah meluap daritadi.

"Gu-gue gak bermaksud buat nyiram lo, suer." jawab laki-laki itu sambil mengangkat tangan kanannya membentuk angka dua. Jevin merasa dirinya sangat bersalah.

Belum sempat Jevin meminta maaf atas perbuatannya ke Tania pagi ini, Tania sudah pergi meninggalkan Jevin dan teman-temannya serta beberapa murid yang malah menertawakan kejadian itu. Sebagai murid baru, Tania sangat malu diperlakukan seperti itu.

•••

Hari ini, kesialan Tania bertambah satu yaitu masuk ke ruang BK di hari kedua dirinya menjadi murid baru. Setelah diguyur air satu ember oleh Jevin and the genk — sebutan baru dari Tania untuk Jevin dan teman-teman tongkrongannya itu.

Tadi Tania yang baru datang dengan kondisi basah kuyup, Bu Mar guru Fisika yang mengisi pelajaran pertama hari ini lantas menyuruhnya untuk segera berganti baju menggunakan seragam baru yang ada di toko perlengkapan milik sekolah. Tania menurut dan segera pergi mengganti bajunya.

Thanks? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang