Chapter 16

130 18 0
                                    

Di malam Minggu ini Tania sedang bersiap di depan cerminnya karena Kakaknya — Rio sedang berbaik hati mengajaknya nonton ke bioskop. Memakai celana jeans, baju lengan pendek dilapisi cardigan maroon, pas menurut Tania.

Ketukan di pintu membuatnya bangkit dari depan cermin dan menemukan Kakaknya. Rio sudah siap menggunakan kaos hitam dan celana jeans coklat. Tangannya juga ia beri hiasan jam tangan.

"Bentar Kak, aku ambil tas dulu."

"Hm.. Tan." panggil Rio sambil menggaruk belakang lehernya. Tania menengok sekilas dan menghampiri kakaknya lagi.

"Kenapa Kak?" tanya Tania.

"Kalo kita tunda nonton nya jadi minggu depan aja gimana?" tutur Rio pelan.

Tania sempat kecewa, tapi ia berusaha untuk merasa tidak apa-apa, "Yagapapa." jawabnya singkat.

Baru saja Tania ingin melepas cardigan nya, Rio menahannya. "Eh tapi kakak tetep jadi Tan perginya. Kakak ada reuni SMA, di rumah Sari. Mau ikut ga kamu? nanti main sama Jevin aja."

Tania tampak berfikir, rasanya lebih baik ia ikut daripada harus dirumah sendirian dan mengganti pakaiannya yang sudah rapih di badan. Ditambah Tania yang ingin berbicara sebentar dengan Jevin perihal hubungan pertemanan mereka yang semakin menciptakan jarak antar keduanya.

"Ikut aja deh Kak." jawab Tania kemudian. Lalu mereka pergi menggunakan motor dan menerobos dinginnya malam.

•••

Beberapa menit kemudian, motor yang Rio kendarai memasuki Komplek perumahan. Nampaknya rumah Jevin sudah dekat. Mencari-cari nomor rumah yang dituju, akhirnya mereka tiba.

Suasana rumah Jevin ramai sekali. Wangi daging panggang pun sudah terasa diujung pagar. Segera Rio membawa adiknya ke hapaman belakang.

"Sorry nih telat, biasa dah macet." kata Rio berbasa-basi lalu menyapa teman lamanya satu persatu-satu, termasuk Sari.

"Selaw aja, yang lain juga masih pada otw." sahut yang lain.

"Siapa nih, Yo? gebetan? apa takenan?" pria berkacamata berkata sambil melirik ke arah Tania. Tania tak menggubris. Ia sedang melihat sekitar, mencari keberadaan Jevin.

"Adek gue ini, Tania."

Detik selanjutnya, Tania dibanjiri sapaan.

"Hallo Tania."

"Udah tujuh belas tahun, belum? Ada kesempatan nih gue."

"Jangan mau sama yang bangkotan, sama Abang aja yang udah mapan."

Dan sapaan-sapaan yang menjelma sebagai modus ronde pertama.

"Sst ah! berisik lo pada! Adek gue udah punya pacar. Emangnya kaya lo pada." Kata Rio membela Tania yang sepertinya risih dengan teman-temannya.

"Lah ngaca! lo aja masih stuck di Sari." jawab pria berambut gondrong keras. Sampai-sampai kubu perempuan di sebelah kanan tertawa-tawa kecil sambil menggoda Sari yang sedang bersemu merah.

Sementara Rio hanya menggaruk leher belakangannya, yang sama sekali tidak gatal sebenarnya.

Tania pamit ke toilet ketika Rio dan kawan-kawan masa SMA-nya sedang berfoto bersama — mengabadikan moment mereka malam ini.

Menurut informasi yang didapatnya dari Sari, toilet berada di ruang dapur dekat tangga. Dan untuk menuju kesana, Tania harus melewati ruang tengah dari pintu belakang.

Thanks? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang