Chapter 4

288 48 0
                                    

     Hari ini Jevin bersikap tidak sepertinya. Biasanya Jevin akan ikut berkumpul bersama teman-temannya di warung dekat sekolah untuk sekedar absen muka. Tapi hari ini ia memilih untuk langsung pulang ke rumahnya. Entah apa yang membuatnya seperti itu, mungkin karena perasaan bersalah di dirinya setelah kejadian tadi pagi. Padahal Jevin sudah meminta maaf ke Tania, dan dikelaspun sikapnya biasa saja, hanya terlihat dingin ke Jevin. Tapi tetap saja perasaan bersalah itu terus menghantui pikiran Jevin.

     "Assalamu'alaikum." salamnya ketika membuka pintu. Semua keluarganya di jam segini sedang sibuk dengan aktifitasnya masing-masing di luar rumah. Sehingga salamnya tidak dijawab oleh seorang pun. Hal itu yang terkadang membuat Jevin merasa kesepian, ia lebih senang bersantai di rumah. Menikmati segala kegiatan yang selalu dilakukannya; bermain Playstation sendiri atau bermain gitar di balkon kamar.

     Siang berganti malam, terang berganti gelap, dan sinar berganti bintang. Fenomena alam yang berganti terus menerus, selalu senantiasa meninggalkan semangat di siangnnya dan meninggalkan harapan untuk esoknya. Malam ini ditemani teh dan pisang goreng hangat, Jevin berdiri di balkon kamarnya sambil membuka buku-buku pelajarannya sebentar. Lalu, mengambil Handphone nya yang sudah berdering daritadi. Jam segini grup chat kelasnya memang selalu ramai. Buru-buru ia membuka chat room grup itu yang sudah tidak ia buka dari kemarin. Jevin hanya membacanya sekilas. Dia adalah tipe murid sider. Kecuali kalau ada berita heboh atau bocoran soal atau kunci jawaban, Jevin dengan senantiasa akan muncul di permukaan.

     Seketika tangannya berhenti, memerintahkan matanya untuk membaca tulisan yang ada di layar benda pipih itu.

'Praskoro invited Tania Putri to the group'

'Tania Putri joined to group'

     Oh ternyata dia udah masuk grup dari kemarin, batinnya. Lalu, tanganya itu kembali menggerakan kebawah untuk melihat chat yang belum ia baca dari kemarin. Sesekali Jevin tertawa membaca obrolan teman sekelasnya kemarin malam.

•••

     Suasana hati yang tak mendukung membuat Tania hari ini bertekad untuk pindah duduk menjauhi Jevin. Dimanapun dan dengan siapapun Tania mau-mau saja asalkan tidak bersama Jevin. Bisa jadi sial terus kalau Tania dekat-dekat Jevin.

     "Assalamu'alaikum." perempuan separuh baya itu masuk sambil membawa beberapa buku cetak. Mendengar suara itu semua murid seraya menjawab, "Waalaikumsalam." dan pelajaran pun dimulai.

     Tania baru saja ingin mengajukan permintaan nya perihal pindah tempat duduk saat ini. Jevin yang duduk sendiri — karena Andrea izin sampai 5 hari kedepan, membuat Jevin selalu saja menganggu Tania kalau ada yang tidak jelas, padahal masih banyak teman nya yang lain.

     Yah, Tania hanya bisa menanggapi sekenanya.

•••

     "Baiklah anak-anak karena bel sudah berbunyi, Ibu akhiri pelajaran kita kali ini. Tapi sebelumnya ibu akan memberikan tugas untuk kalian—" otomatis semua murid mengeluh mendengar kalimat itu, termasuk Tania yang terus bergerutu dalam hati.

     Yaampun tugas lagi, batinya

     Kalo kaya gini enakan homeschooling, kan? setan dipikirannya ikut membatin.

     "Buka halaman 59 dan kerjakan bersama teman sebangku kalian, dikumpulkan lusa! karena pertemuannya selanjutnya akan Ibu jilid tugas kalian, ada pertanyaan?!" jelas Bu Wina.

Thanks? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang