Chapter 12

151 21 0
                                    

     Senin menyapa lagi. Waktunya beraktifitas kembali seperti minggu yang terus berlalu. Hari ini Tania mendapat suka dan duka dari sekolahnya. Sukanya — hari ini Tania mendapati chairmate, namanya Viola. Teman sebangku yang ditinggal pergi Allura. Dukanya — lagi-lagi Bu Wina guru Biologi sekaligus wali kelasnya itu, memberikan tugas kliping kepada anak muridnya yang harus dikumpulkan dalam waktu dekat. Untungnya, tugasnya itu dikerjakan berdua bersama teman sebangku. Oleh karena itu, Viola siang ini berada di rumah Tania.

     "Jadi lo suka sama Jevin?"

     Tania berhenti mengetik, mendongakkan kepalanya. Dilihatnya Viola sedang melihat galeri foto di handphone Tania. Tadi hanya salah satu pertanyaan yang Viola katakan saat melihat beberapa foto Jevin yang disimpan Tania, yang diambil dari berbagai akun media sosial Jevin.

     "Emang yang kaya gitu bisa dibilang suka, ya?" Tania menjawabnya santai. Ia sudah pasrah saat Viola mengetahui kalau Tania ternyata menyimpan banyak foto Jevin.

     "Aduh Tan, lo tuh polos atau gimana sih? Yaiyalah!" Viola menjawab sambil melempar buku yang ada dihadapannya kepada Tania. Dirinya sudah terlalu gemas karena sikap Tania yang kelewat polos.

     Setelah pelemparan buku yang berlangsung sengit antara Viola dan Tania. Mereka berdua memutuskan untuk kembali fokus pada tugas mereka hari ini. Sampai akhirnya Viola berkata, "Hmm Tan, kenapa ga lo aja yang deketin Jevin duluan. Gue punya seribu satu cara loh buat modus yang baik dan benar." Viola berkata seraya mengangkat kedua alisnya bergantian.

     Tania tampak berfikir sejenak, sebelum berkata, "Lo tau Revana anak sebelas IPS?"

     "Yang sering sama lo itu kan?

      Tania mengangguk. "Dia sahabat gue dan dia suka sama Jevin dari kelas sepuluh. Jadi gue ga mungkin dengan gampangnya modus ke Jevin, Vi." Tania menjelaskan.

     "Jadi lo bakal ngalah sama Revana dan move on?" Viola berkata dan mengutip kata "move on" dengan tangannya. Tania hanya mengangguk, lalu mengambil buku biologi yang berada di dekat Viola saat ini.

     "Kenapa lo ga jujur aja ke Revana dan kalian bersaing sehat. Menurut gue itu lebih adil!" Tania hanya mendengarkan perkataan Viola barusan. Dan menyuruhnya untuk fokus kepada tugas.

     Kini, malah Tania yang tidak fokus dan memikirkan kata-kata Viola yang baru saja diucapkan.

•••

     Siang ini Tania berjalan sambil membawa buku yang baru ia pinjam dari perpus di tangannya. Berjalan di area kelas dua belas membuatnya tak nyaman. Untungnya saat ini keadaan koridor tidak begitu ramai karena waktunya istirahat. Sebagian murid memilih untuk pergi ke kantim. Matanya mencari papan kelas bertuliskan XII MIA 2. Setelah menemukan kelas yang dituju, Tania mencoba untuk memanggil orang yang dimaksud dan menunggunya di luar kelas.

     Tania buru-buru meminta penjelasan, "Maksud Kak Eza apa ya? nyuruh saya tampil di acara pensi bagian hiburan?"

     "Oh Rissa udah bilang." jawab Eza, "Setelah kemarin rapat Osis. Ternyata jadwal Pensi ada yang kosong. Kemarin saya usul kamu buat tampil karena saya pernah lihat kamu nyanyi sendiri. Dan yang lain setuju kok." tutur Eza menjelaskan.

     "Tapi saya ga setuju!" Tania berkata pelan, meskipun nadanya terdengar sangat tajam.

     Eza mengerutkan keningnya, "Kenapa?"

Thanks? Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang