Hollaaaa!!!!!
akhirnya aku update juga, sekalipun masih belum sepanjang yang aku harapkan. Tapi aku sedang berusaha untuk mengerjakan..
Oke deh here we go with Dennis-Ara-Kevin..
jangan lupa comment dan vote yaa..
thank you for read my story..
hope you like it!!
###
Khayalan tingkat enam
“Ayah sembunyikan Kevin dimana?” tanya Dennis dengan kasar kepada ayahnya. Sekarang Kevin sudah berada di rumah keluarganya. Ayah Dennis menyeringai mendengar ucapan anaknya.
“Akhirnya kau menyadarinya juga,” ucap Mr Horacio dengan dingin. Dennis masih tetap memasang wajah penuh amarahnya.
“Kalau kau ingin Kevin kembali kau hanya punya dua pilihan yaitu bekerja di perusahaan atau menikah dengan anak kolegaku.”
“Baiklah aku akan mengikuti keinginanmu dengan bekerja di perusahaan itu, tapi dengan satu syarat aku akan bekerja dengan sekretaris yang sudah aku pilih sendiri,” jawab Dennis mantap.
Mr. Horacio yang mendengar perkataan Dennis hanya menganggukkan kepalanya menyetujui syarat yang diajukan oleh Dennis.
“Okay, kau mulai bekerja besok sebagai GM di perusahaan menggantikan Kevin.” Mr. Horacio mengatakan itu dengan enteng. Dennis mengernyitkan dahinya mendengar perkataan dari ayahnya.
“Apa maksudmu? Menggantikan Kevin? Tidak! Aku menolak posisi itu. Lebih baik aku sebagai creative director,” sergah Dennis.
“No! Aku sudah mengatakan kau sebagai GM, maka kau harus menjadi GM!”
“Lalu Kevin ingin kau tempatkan dimana?”
“That’s my business. Aku rasa pembicaraan kita cukup sampai disini.” Akhir ayah Dennis sambil menyuruh Dennis keluar dengan gerakan tangannya.
“Sebentar! Kau akan memulangkan Kevin kapan?”
“Secepatnya kakakmu tercinta akan pulang kembali,” jawab ayah Dennis lalu membuka berkas yang ada di meja ruang kerjanya. Dennis membalikkan tubuhnya dan segera keluar dari ruang kerja ayahnya.
Ia berjalan menuju kamarnya yang berada di rumah keluarganya. Sebenarnya Dennis sudah lama tidak pulang ke rumah ini dan lebih memilih untuk tinggal di apartemennya, karena ia merasa rumah besar ini sangat dingin.
Di dalam kamar yang berwarna biru itu Dennis merebahkan tubuhnya. Ia merasa sangat capai, bukan karena begitu banyak tenaga ia keluarkan, namun disebabkan pikiran yang berputar di kepalanya.
***
Kevin berjalan menuju bandara malam itu juga dengan langkah gontai. Ia sebenarnya berat meninggalkan kota ini, terutama ketika dia sudah bertemu dengan Ara. Ia tak memungkiri terdapat rasa penasaran akan gadis penjaga perpustakaan itu. Akan tetapi demi sang ayah dia rela untuk melakukan hal itu.
Saat ini dia sudah mendudukkan dirinya di salah satu kursi pesawat dalam perjalanannya menuju Negara lain. Pesawat itu sudah mulai terbang dan pemandangan kota tercintanya dari atas terlihat indah. Cahaya-cahaya lampu dari rumah berpendar indah menjadi seperti bintang yang berada di bawah.
Kevin menghela napasnya. Dia menyadari Dennis pasti akan segera menyadari kepergiannya dan membawanya pulang kembali ke kota tercintanya itu. Sebenarnya Kevin tidak terlalu tertarik untuk kembali ke kota itu, karena selama dia tinggal disana dia merasa hanya menjadi bayang-bayang dari Dennis.
KAMU SEDANG MEMBACA
suami khayalan (on hold)
Romancejust a romantic story between Ara, Dennis, and Kevin