Akhirnya aku update juga, setelah mengganti-ganti ceritanya. Oh iya sebelum membaca part ini, bagi yang sudah membaca part sebelumnya, tolong dibaca lagi karena ada sedikit perubahan cerita.hehehe...
Khayalan tingkat dua
“Kau bekerja di perpustakaan daerah?” tanya Kevin ketika mereka sudah sampai di depan perpustakaan daerah. Ara tersenyum singkat sebelum menganggukkan kepalanya mengiyakan pertanyaan Kevin.
“Ckckckck, pantas minusmu begitu banyak. Pasti kau suka membaca sambil tiduran,” komentar Kevin. Ara mendengus kesal mendengar komentar Kevin yang terdengar seperti ia sangat mengenal Ara, padahal mereka baru saja saling mengetahui. Mengetahui, belum mengenal, karena Ara bahkan tak tahu apa pekerjaan Kevin, bagaimana sifat Kevin, dan berbagai macam tentang Kevin.
“Sudahlah, aku tak ingin mendengar komentarmu. Aku sekali lagi berterimakasih karena kau sudah mengantarkanku, selamat tinggal,” tutup Ara membuka pintu mobil Kevin dan setengah berlari menuju perpustakaan daerah. Kevin tertawa sejenak melihat kelakuan Ara, lalu memutar balik mobilnya kembali ke gedung apartemen tadi.
***
“Hi Dennis, how’re you?” sapa Kevin ketika Dennis sudah membuka pintu apartemennya.
“Kau tak perlu berbasa-basi denganku Vin. Mengapa kau kemari?” tanya Dennis langsung sambil menghempaskan pantatnya pada sofa di ruang tamunya. Kevin tertawa mendengar ucapan Dennis.
“Hey, setidaknya balaslah basa-basiku. Aku hanya ingin kau kembali ke perusahaan, man! Kau tahu jika ayah sudah berkali-kali datang kepadaku untuk membujukmu kembali ke perusahaan,” ucap Kevin ikut duduk di sofa di sebelah Dennis.
“Aku tak mau! Kau sudah tahu mengenai hal itu kan? Aku ingin mencoba hal lain Vin, dan itu tak berkaitan dengan perusahaan itu. Aku ingin mandiri dan mendirikan usahaku sendiri, namun ayah berkali-kali menghentikan pekerjaanku dengan kekuasaannya,” sahut Dennis kesal.
“Kau kan tahu jika kau adalah anak ayah, jadi ayah ingin supaya kau melanjutkan usahanya,” kata Kevin menyalakan televisi dan mencari channel yang ingin ia tonton.
“Kau juga anaknya Vin!”
“I must say that I’m his stepson,” jawab Kevin santai, dan menyenderkan bahunya di punggung sofa setelah menemukan HBO untuk menonton film yang sedang tayang sekarang.
“Tak ada bedanya. Aku lebih percaya padamu untuk menjalankan bisnis itu dari pada aku sendiri,” gumam Dennis ikut menonton film.
“But I’m still his stepson,” Kevin mengingatkan statusnya.
“Ah sudahlah, aku tak ingin membahasnya,” Dennis mengakhiri pembicaraan mereka dan memfokuskan pikirannya pada film yang sekarang tayang di tv.
***
Jeremy, Jeremy, Jeremy tahukah kau aku menemukan seseorang yang sepertimu tadi? Seorang pria tampan dengan mata hazel, rambut coklat gelap dan garis wajah yang tegas. Ah, dia sangat tampan. Dia juga baik, karena mau mengganti kacamataku yang sudah ia patahkan. Tapiii, sayangnya dia juga sangat menyebalkan karena sangat hobi untuk mengomentari orang.
“Ara, jangan day dreaming!” seru Rian mengingatkan Ara yang sudah mulai melamun.
“Kau kenapa sih Yan, aku kan hanya berpikir,” balas Ara kesal.
“Kau boleh berpikir, tapi kau juga harus tahu waktu. Ini saatnya kau bekerja dan lihat ada orang didepanmu yang harus kau layani,” kata Rian menunjuk di depan Ara dimana ada seseorang yang membawa buku dan memamerkan senyuman menawannya. Ara menatap galak kepada orang yang di depannya, sedangkan orang itu semakin melebarkan senyumannya.
“Kau sedang membayangkanku ya Aurora?” tanya orang itu mengedipkan sebelah matanya.
“Apa yang kau lakukan disini Kevin?” Ara membelalakan matanya ketika melihat siapa yang berdiri di hadapannya.
“Aku meminjam buku Aurora. Bolehkan aku meminjam buku di perpustakaan daerah? Kalau tidak salah ini adalah fasilitas umum dimana setiap orang boleh datang dan meminjam buku,” ujar Kevin.
“Memang setiap orang boleh meminjam buku disini, namun sebelumnya kau harus memiliki kartu anggota terlebih dahulu tuan Kevin. Apakah kau memiliki kartu anggota?” tanya Ara dengan nada yang dibuat sesopan mungkin.
Kevin tersenyum sebelum menggelengkan kepalanya.
“Jadi akan lebih baik jika kau mengurus pendaftaran menjadi anggota tuan Kevin, dan bisa kau urus di ruang administrasi yang berada di sebelah kiri dari ruangan ini. Buku ini akan aku simpan terlebih dahulu, jika kau sudah mendapatkan kartu anggotanya kau bisa kembali kemari meminjam buku,” ujar Ara menjelaskan mengenai bagaimana prosedur yang harus Kevin lakukan. Kevin tetap tersenyum lalu membalikkan tubuhnya untuk menuju ruang administrasi seperti yang Ara katakan. Beberapa pengunjung wanita tampak terpana melihat ketampanan Kevin. Kevin yang mengerti jika ia diperhatikan semakin menebarkan pesonanya dengan senyuman yang ia pasang.
“Ssst Ra, kau mengenal pria tadi?” bisik Lily menghampiri meja kerja Ara. Ara menggelengkan kepalanya sesaat.
“Aku tak mengenalnya, hanya mengetahui siapa namanya,” jawab Ara meraih buku yang tadi diambil oleh Kevin.
“Pride and prejudice,” gumam Ara mengamati sastra lama itu.
“Lalu namanya siapa?” tanya Lily dengan wajah ingin tahu.
“Kevin,” Ara menjawab singkat. “Lebih baik sekarang kau menyingkir, karena ada orang yang ingin meminjam buku Lily,” ujar Ara menekankan perkataannya melihat melewati bahu Lily dimana terdapat bapak yang ingin meminjam buku. Dengan terpaksa Lily beranjak dari depan Ara dan mempersilahkan bapak yang ada dibelakangnya.
“Selamat siang pak,” sapa Ara ramah dan melakukan tugasnya untuk mencatat setiap peminjaman.
***
“I’m coming back Aurora, sekarang bolehkah aku meminjam buku yang tadi aku bawa?” tanya Kevin mengulurkan kartu di tangannya.
“Kau boleh meminjamnya,” jawab Ara singkat dan dengan cekatan ia mencatat buku yang Kevin pinjam di computer.
“Kau pulang jam berapa Ra?” bisik Kevin sembari mengedarkan pandangannya mengamati ruang perpustakaan itu.
“Bukan urusanmu aku pulang jam berapa,” ucap Ara pelan sambil menyerahkan buku dan kartu anggota perpustakaan.
“Kau membaca Pride and prejudice? Aku rasa itu novel roman kompleks, tak menyangka pria sepertimu membaca buku seperti ini juga,” komentar Ara mengamati buku yang sekarang di pegang oleh Kevin. Kevin tersenyum mendengar komentar Ara.
“Aku pecinta sastra lama yang kompleks seperti ini. Aku rasa kau sudah membacanya juga. Kalau ada waktu mungkin kita bisa berdiskusi mengenai novel ini. Ya sudah aku duluan ya,” pamit Kevin berjalan keluar dari perpustakaan.
###
gimana ceritanya??
kalo bisa komentar yaa...
oh iya aku masukin gambarnya Jeremy atau Kevin.. gimana ganteng gak??
hayo mendingan Kevin atau Dennis??hehehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
suami khayalan (on hold)
Romancejust a romantic story between Ara, Dennis, and Kevin