khayalan tingkat satu

2.1K 27 4
                                    

Teman-teman karena ada satu hal yang membuatku bingung, jadi aku sedikit mengubahnya..please read this part once again. dan tolong komentari, bagaimana ceritanya.

untuk perhatiannya aku ucapkan terimakasih *bow90degree*

###

Khayalan tingkat Satu

Sepuluh tipe suami idaman ala Aurora Michelia Blanchard

   1.      Baik

   2.      Peduli

   3.      Sayang sama Ara

   4.      Tenang

   5.      Ramah

   6.      Tampan

   7.      Imut

   8.      Keren

   9.      Perhatian

  10.  Last but not least kaya.

Ara menuliskan daftar dari pria idamannya di dalam buku catatan mungil yang ia miliki. Ara tertawa kecil melihat sepuluh hal itu, lalu menutup bukunya. Matanya menerawang membayangkan Jeremy Gerard. Siapa Jeremy Gerard? Seorang suami khayalan dari Ara, karena sebenarnya hingga sampai saat ini Ara belum memiliki seorang pun suami. Jeremy dalam gambaran Ara seperti yang sudah ia tuliskan dalam daftar pria idamannya, seorang pria yang baik, peduli, ramah, tampan, imut, keren, dan juga popular. Selain itu dalam khayalan Ara, pria itu berwajah tegas dengan kulit putih, mata berwarna hazel, rambut coklat tua. Ara membayangkan Jeremy sekarang berdiri di hadapannya sedang bersikap manis dan menggodanya.

“Ehm,” sebuah suara mengganggu khayalan Ara. Ara mendengus kesal sebentar sebelum mengubah wajahnya menjadi senyuman melihat orang yang meminta bantuannya untuk meminjam, mengembalikan ataupun berbagai hal mengenai perpustakaan daerah.

“Iya, ada yang bisa saya bantu?” tanya Ara ramah kepada seorang pria paruh baya yang sekarang berdiri di depannya.

“Saya ingin meminjam buku ini,” ujar bapak yang tadi berdeham lalu menyerahkan dua buku tebal yang ia pegang beserta kartu anggotanya kepada Ara. Ara meraih buku itu mencatatnya dalam computer di hadapannya, setelah memeriksa beberapa hal, Ara menyerahkan buku itu kepada bapak itu sambil tersenyum manis. “Selamat membaca,” kata Ara ramah. Bapak yang meminjam buku hanya tersenyum dan keluar dari gedung perpustakaan itu. Hal itu hampir Ara lakukan setiap hari, karena saat ini Ara bekerja sebagai penjaga perpustakaan atau bahasa inggrisnya librarian. Jika Ara ditanya apakah membosankan bekerja hanya menjaga perpustakaan, berdiam diri sepanjang hari, menghadapi buku yang begitu banyak serta begitu banyak hal yang terlihat menjemukan, Ara dengan lantang akan menjawab Tidak. Kenapa? Karena Ara sangat menyukai buku, selain itu Ara juga bukan tipe orang yang suka melakukan kegiatan yang menghabiskan banyak tenaga.

Jam sudah menunjukkan jarumnya diangka lima, waktunya Ara untuk pulang. Temannya yang akan menggantikannya sudah tiba, Ara bergegas kembali ke lokernya mengambil tas yang dari tadi siang ia letakkan disana.

“Aku pulang dulu ya, Roy!” seru Ara sembari berjalan meninggalkan gedung perpustakaan itu. Ara melangkah perlahan menuju halte bis yang berada tak jauh dari gedung perpustakaannya, hari sudah mulai gelap. Ah, walaupun hanya duduk sambil sesekali membantu para pengunjung di perpustakaan namun Ara merasa badannya cukup capai. Ara duduk di halte itu sambil menunggu bis yang akan datang lima belas menit lagi.

Mata Ara perlahan menutup tak lama setelah ia duduk. Angin yang berhembus sepoi-sepoi menambah lelapnya tidurnya, hingga ia tak menyadari ada seseorang yang berdiri di sampingnya.

suami khayalan (on hold)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang