Bagian 6 : Yang Pertama

76 3 2
                                    


Dua anak itu menunggu kedatanganku. Dilihatnya sebuah jam tangan bergambar Paris, cocok sekali dengan balutan baju merah muda yang ia kenakan saat ini. Sedangkan yang satunya lagi, mengenakan kaos berwarna hitam-merah dengan paduan celana levis pendek.

Beberapa menit setelah menunggu, akhirnya kami siap.

"Nanda... Nanda... kebiasaan kamu tuh yaaa.. kalo janjian tuh selalu tepat waktu,"

Oh, kata-kata ironi seperti itu seakan sudah menjadi sesuatu yang lumrah di kedua telingaku.

"Heheheh.. maaf yakk.. yaaa kan kalian tauu laaahhh,"

Sepasang mata itu menampakkan aura kesalnya. Kepala Fitri pun hanya dapat geleng-geleng ketika mendengarkan jawabanku.

"Udah?," sahut salah satu yang lain.

"Maksudnya?,"

"Udah belum kalian ributnya? Kalau udah, ayo berangkat," tambahnya.

Ia melenggang, meninggalkan aku dan Fitri dengan tatapan heran.

"Ahhhh... dasar cowok!," sambar aku dan Fitri setelah melihatnya menjauh beberapa meter.

*

Seperti yang telah direncanakan, hari ini aku, Fitri dan Ryan pergi menuju salah satu Mall di daerah Summarecon untuk menghabiskan waktu malam minggu, menuju cinema 21 dan membeli tiga tiket yang berada di urutan tengah. Sebelum itu, kami bertiga pun membeli sejumlah snack agar tak kesepian ketika film sedang di putar.

"Astaga... apa gak ada yang ukuran kecil pop corn nya?," aku agak menganga ketika melihat Fitri memesan berondong jagung begitu banyaknya.

"Lah, nanti juga habis. Kan ada ssi Ryan tuh. Ya enggak?," ia menaikkan alisnya dan menatap wajah Ryan yang hanya memberikan ekspresi datar.

"Yaudah, ayo, jangan lama-lama, keburu mulai".

Film yang akan kami tonton malam ini bergenre action, dimana pemeran utamanya sangat aktif, berlari, melompat, lihai menggunakan senjata dan masih banyak adegan seru lainnya.

Aku duduk di antara Ryan dan Fitri, jadi ketika Fitri bicara, aku masih dapat meresponnya dengan baik. Begitu juga dengan Ryan. Anyway, aku memang sengaja memilih di tengah karena tak ingin duduk berjauhan dengan Ryan.

"Kamu sering nonton gini Nand?," tanya Ryan sebelum alur film tersebut benar-benar berjalan.

"Enggak sering sih. Emang kenapa?,"

"Aku sih baru pertama ini pergi ke bioskop,"

"Haaaa???," aku memalingkan wajahku kepadanya, memberikan respon seakan tak percaya atas apa yang telah dikatakannya barusan.

"Serius kamu enggak pernah ke bioskop selama ini??? Emangnya di daerah kamu gak ada bioskop apa? Trus, sama pacar kamu? Kamu ngapain aja???," tanyaku panjang sekali karena saking tak percayanya.

"Bukannya gak ada. Tapi jauh dari rumah. Jadi aku yaaa, males aja kalo harus jauh-jauh gitu,"

"Terus, sama pacar kamu?,"

"Enggak. Aku gak pernah juga ngajak dia ke tempat kayak gini".

Oh My God.
Lucu sekali pria yang satu ini. Hingga saat ini, aku masih tidak percaya jika dia memang belum pernah ke bioskop. Aku juga menjadi semakin penasaran, apa benar dia tidak melakukan hal menyenangkan bersama kekasihnya? Lalu, untuk apa ia memiliki seorang kekasih???

"Heh, kalian, jangan ngobrol aja, udah mulai tuh," sambar Fitri di tengah pembicaraan.

Alhasil, aku langsung memposisikan tubuhku kembali, menyesuaikan tempat duduk senyaman mungkin untuk dua jam kedepan.

Ry(N)anda [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang