Bagian Enam

6.2K 334 0
                                    

Plakkk...

"BWAHAHAHAHHAHA"

Cream cupcake itu sukses menghiasi wajah dua itu. Ekspresi kaget, sedih dan ingin marah itu terpampang jelas di wajah mereka.

"Thank you very much babe."

"Lo, kok setega itu sih?!" Tanya Annisa yang udah berkaca kaca.

Gue hanya terdiam sambil menatap keduanya. Gue tersenyum licik. Sekali lagi, tanda kemenangan. Oh ya, lo semua pasti bertanya tanya, kelakuan apa aja yang biasanya geng gue lakuin pas SMP? Oke, begini ceritanya.

*FLASHBACK ON*

-2 Tahun lalu-

Waktu istirahat tiba. Gue dan geng gue udah stay di kantin buat makan makan. Dan saat itu juga, udah banyak cewe yang berbaris di meja tempat gue nonkrong. Masing masing dari mereka membawa barang atau hadiah masing masing.

"Wehehheyy. Dan, lo banyak fans hari ini." Ucap Delon

"Ketua kita yang satu ini emang jadi pangeran para ciwi-ciwi disekolah." Ucap Ray
Dan Dilan hanya menyenggol lengan gue. Pertanda gue harus meladeni fans-fans yang sudah berbaris daritadi. Gue tatap fans fans gue sambil melempar senyum kearah mereka, dan mereka semua tersipu malu.

"Kak Daniel. Ini buat kakak." Ucap Natalie, adik kelas gue yang nerd dengan kacamata tebal serta rambut ponytailnya.

Gue tatap tangan dia yang menggenggam kado berbalutkan kertas kado yang simple. Gue segera menarik Dilan.

"Dil, lo handle dulu semua cewe ni. Suruh kumpulin aja semua kado yang mau mereka kasih ke gue. Gue laper, mau pesen mie ayam dulu. Males gue nungguin mereka satu-satu."

"Oke bos. Bagian buat gue ada kan?" Dilan mengangkat kedua alisnya.

"Gausah ditanya dah, ambil aja sesuka hati lo."

"Oke bos!"

Dilan menggantikan gue. Terdengar suara suara kecewa dari cewe-cewe yang sudah mengantre. Dan gue ga peduli, gue tetep pergi memesan mie ayam favorit gue disini.
Setelah kembali ke meja, gue lihat cewe cewe itu udah pada gaada. Syukur deh, gue udah muak liat kado kado aneh itu.

"Guys ayo cabut. Kita ke markas." Ajak gue.

Gue dan geng gue berjalan kearah markas.

"Kak Daniel! Tunggu!"

Seorang cewe manggil nama gue. Oh dia. Sintia. Si cewe berbadan mungil dengan paras wajah cantik. Hidung mancung dan mata yang bulat itu menatap gue dalam dalam. Gue tau apa yang dia bawa sekarang.

"Aku mau kasih ini sama kakak." Ucap Sintia sambil menyodorkan sekotak blackforest.

Gue terima kue itu. Wajah sumringah terpampang jelas di wajah cewe itu. Gue buka kotaknya. Blackforest itu penuh dengan whippedcream dan cherry diatasnya. Gue tersenyum menatapnya.

"Thanks ya."

Plakkk... Kue itu sukses mendarat di wajah cantiknya. Dan kini ia hanya terkaget kaget sambil memegangi wajahnya.

"K..kakak! Apa yang kakak lakukan!" Teriaknya

"Slow down babe. Gausah teriak gitu. Sakit telinga gue."

"Kak! Lo tega! Gue bikin ini dengan tangan gue sendiri kak!"

"Lo tau sendiri kan. Udah berkali kali gue tolak kue dari lo. Itu tandanya gue gasuka makan kue yang manis manis. Lo mau ngancurin body gue yang sixpack ini hah?!"

Sintia hanya terdiam dan tiba tiba berlari meninggalkan gue.

*FLASHBACK END*

*ZAHRA POV*

Plakk.. Kue itu sukses mendarat di wajah cantik Sherly dan Annisa.

"Aku gabisa tinggal diam. Mereka sahabatku. Ini gabisa dibiarin!"

Aku berlari menuju Sherly dan Annisa. Vina pun ikut menyusulku. Aku meneriaki mereka berdua, mereka pun menoleh kearahku. Astaga. Wajah mereka dipenuhi whippedcream.

"Sher! Nis! Lo berdua kenapa si?" Tanya Vina

"Vin, kamu urusi dulu mereka berdua. Bawa mereka ke toilet." Perintahku.

"Oke. Eh, terus, lo ikut kita ga?" Tanya Vina

"Duluan aja. Ada urusan yang harus aku selesein dulu." Jawabku sambil menatap sinis bad boy yang cengengesan dihadapanku ini.

"Ra udah gapapa. Kita gapapa kok. Gausah marah ya,Ra. Udah yuk." Rengek Annisa sambil terus menarik lenganku.

"Vina. Cepet bawa mereka." Perintahku. Dengan segera, Vina pun memaksa mereka berdua untuk membersihkan diri ke toilet.

"Kamu apakan temenku ha?!" Tanyaku dengan nada sewot.

*DANIEL POV*

"Gue cuma pengen bikin cantik mereka aja kok. Ga salah kan gue?"

"Tapi cara kamu salah besar, Mr. Selfish!"

"Lo manggil gue apa? Mr. Selfish?"

"Kenapa? Keberatan?"

Gue berjalan mendekati gadis keras kepala itu. Gue tatap matanya dengan tatapan sinis. Tapi dia sama sekali tak menghindar, sehingga jarak kita sangatlah dekat

"Denger ya Miss Sadis, kalo lo gakenal siapa gue, jangan asal ngecap gue yang engga engga. Jadi, jangan sok ngejudge ya." Ucap gue sambil mendorong bahu nya.

"Oww man selow. Dia cewek bro." Ucap Ray sambil memegangi bahu gue

"Gue ga peduli dia cowo, bahkan CEWEK sekalipun, gue bakal bales dengan cara gue sendiri."

Gue membalikkan badan dan pergi menuju markas. Ray, Dilan dan Delon mengikuti gue. Sekali lagi, gue lirik Miss Sadis itu dengan tatapan tajam. Dan dia pun menatap gue dengan sinis. Oke. Gue rasa kita imbang.

****

Ketua Osis VS Ketua Geng [ON.GOING] [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang