Gue berhasil bawa Zahra ke gerbang sekolah. Did you know? Sepanjang jalan dia terus merengek! Dan itu sangat mengganggu gue.
"Lo berisik banget sih. Daritadi juga mukulin gue terus, sakit tau!"
"Abisnya kamu kaya yang nyulik aku! Turunin aku sekarang juga!" Teriak Zahra
"Hmmh. Jangan harap. Gue tau lo pasti mau kabur kan. Gue lebih cerdik dari lo Ra."
"Daniel Zarro Ardiansyah! Aku selaku Ketua Osis perintahkan kamu untuk turunin aku sekarang juga!"
"Zahrania Shafa Adiba! Jangan coba coba melawan Ketua Geng Zarro! Atau lo tau akibatnya!"
Zahra tak berkutik lagi, tapi dia terus meronta dan memukulku. Ah, biarlah. Dia macam anak kecil yang mau kupaksa untuk disuntik. Dari arah kejauhan sana kulihat mobil yang tak asing lagi bagiku tengah melesat cepat kearahku.
"Oh Shit!!"
Gue segera membalikkan badan gue.
Byurrrr
Mobil itu sukses menyemburkan genangan air yang tepat dihadapan gue. Dan akhirnya, seragam bagian belakang gue basah.
"Uhuk... Dan, sesak..."
Gue tatap Zahra, ternyata gue meluk dia terlalu kuat. Gue pun segera menurunkan dia. Tiba tiba Nia pun datang kearah kami.
"Ra, ini tas lo." Ucap Nia
"Gue yang bawa. Thanks ya." Ucap gue tiba tiba menyambar tas Zahra.
"Apa apaansih kamu. Siniin tas aku."
"Jangan melawan."
Nia hanya menatap kearah kami bergantian. Diapun pamit dan kembali ke sekolah. Gue pun menarik dia ke dalam mobil.
"Daniel! Lepasin aku!"
"Well well well. Daniel, lo udah punya cewe ternyata." Ucap Bang Jack yang tiba tiba keluar dari mobil.
"Siapa? Dia? Bukan cewe gue. By the way, kenapa lo bawa yang ini sih? Lo kaya yang ga tau mobil kesayangan gue yang mana." Protes gue
"Lah, bukannya ini kesayangan lo ya?" Tanya Bang Jack heran
"Salah besar Bro. Mobil ini khusus buat balapan."
"Halaaahh, lo balapan pake mobil ginian? Heh denger ya, mobil kek gini pantesnya buat pacaran tau ga!"
"Hah, so tau lo. Kecepatan mobil ini jangan dianggap remeh bro. Gue gamau mobil ini lecet kesenggol mobil lain."
"Yaudah sih bawa aja, udah sukur gue mau bawain kesini. Tapi.. gue pulang naik apa oi!"
"Ya jalan kaki lah. Udah dulu ya, gue cabut dulu. Ra, lo masuk!" Zahra pun menuruti perintah gue. Gue segera memasuki mobil dan mengendarainya.
"Dan, kita mau kemana?" Tanya Zahra
"Ke salon."
"Hah?"
"Lo budeg ya?"
"Aku gamau ke salon sama kamu."
"Cerewet. Udah lo diem. Kalo ngga, gue takut nyokap lo nganggap gue ga amanah."
"Hmmm.. yaudah. Aku cape debat terus sama kamu tiap hari. Aku pengen tenang."
"Lagian sih. Brisik amat lu."
"Daniel, maaf ya. Tapi bagi aku. Tindakan kamu tadi itu salah besar. Apa apaan kamu gendong gendong aku segala? Sok deket aja sih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketua Osis VS Ketua Geng [ON.GOING] [REVISI]
Teen Fiction"Come on Ra, kalo lo suka sama gue, bilang aja. Meski lo ga suka gue pun ya akui saja lah. Gausah disembunyiin gitu." Ucapan anak baru itu terus mengganggu pikiran Zahra. Setelah dibuat pusing oleh kasus bully ulahnya geng Zarro yang tiada habisnya...