Bagian Enam Belas

5.4K 231 3
                                    

*Daniel POV*

Seperti biasa, pagi ini gue pergi ke sekolah dengan suasana hati yang mendung. Gue berjalan menuju ruang makan yang seperti biasa sudah ada nyokap dan bokap gue disana. Gue lirik sekilas bokap dan nyokap udah menatap gue dengan penuh harap. Penuh harap menyapa mereka maksudnya. Kenyataannya, gue sedang berada dalam mood tidak baik. So, gue hanya segera duduk dihadapan mereka dan segera menyantap roti yang sudah nyokap siapkan.

"Morning mom,dad." Sapa gue datar

Nyokap dan bokap gue cuma bisa terdiam sambil menatap satu sama lain. Nampaknya mereka sedang memperbincangkan sesuatu. Tapi, karna gue lagi badmood, gue cuek cuek aja. Toh emang biasanya gini kok.

Gue kaget bukan main. Bokap pindah duduknya jadi disamping sambil masang wajah serius menatap gue. Gue hanya bisa masang wajah kaget tanpa ngomong apa apa.

"Kamu kenapa lagi Dan?" Bokap tiba tiba ngomong sambil ngerangkul gue

Gue cuma bisa geleng geleng kepala sambil natap mata bokap ketakutan.

"Pa,Ma, aku berangkat ya. Assalamualaikum." Gue buru buru berangkat. Gue takut dikepoin bokap nyokap garagara sikap gue ini.
Gue segera masuk ke mobil gue dan berangkat.

Sepanjang jalan, gue gatau kenapa dengerinnya lagu galau mulu. Duh, karna gue lagi galau gitu ya? Aahh kacau pikiran gue kacau! Gue tambah speed mobil gue. Saking kencengnya, gue ga sadar kalo didepan gue ada mobil. Kebetulan, gue juga udah didepan gerbang sekolah. Tapi.. tunggu, mobil itu.. mobil yang kemaren kan? Yang jemput Zahra kan? Wah pas banget nih!

Gue turun dari mobil gue, dan gue ketok ketok jendela mobil itu.

"Woy, sekarang juga keluar lo!" Teriak gue. Jendela mobil itupun terbuka, dan wajah yang kemaren gue lihat kini tepat dihadapan gue.

"Lo?" Tanya cowo itu dengan tampang belagu

"Gue peringati lo sekali ini doang. Jangan pernah anter jemput Zahra lagi!" Ucap gue

"Daniel!" Zahra berteriak dan segera nyamperin kearah gue.

"Kamu apa apaan sih Dan? Jangan main bentak gitu dong!" Sambungnya

"Gausah ikut campur lo Ra. Dan sebaiknya lo jauhin ni orang" gue menarik lengan Zahra

"Tunggu.. tunggu.. kalian saling kenal??" Tanya Zahra

"Bukan urusan lo,Ra." Jawab gue

Gue ga banyak bicara, langsung aja gue tarik tangan Zahra dan nyuruh dia masuk ke mobil gue. Dan gue langsung nyamperin tu cowo

"Tunggu.. lo itu.. bukannya yang kemaren...."

"Iya, itu gue. Denger ya! Lo, sekali lagi gue liat lo deket deket sama Zahra.." gue remas kerah dia dan gue lirik nametagnya

Rio

"Gue pastiin lo tinggal nama doang."

Bukkkkk

Satu bogeman keras sukses mendarat di perutnya. Rio brengsek itu langsung meringkuk sambil memegangi perutnya. Gue tinggalin dia dan masuk kedalam mobil.

"Dan, kamu apain dia?" Tanya Zahra

"Bukan urusan lo." Jawab gue datar.

Gue masuk ke gerbang sekolah dan memarkirkan mobil gue disamping mobil Ray. Gue ambil tas gue dan segera keluar dari mobil.

"Dan! Tunggu! Kita harus bicara!" Panggil Zahra

"Buat apa?"

"Kamu, kenal Rio dari mana?"

Ketua Osis VS Ketua Geng [ON.GOING] [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang