Wedding

16.4K 745 10
                                    

Assalamu'alaikum.....

Maaf ya kalau late update banget, lagi UAS soalnya. InsyaAllah ceritanya nggak makin aneh

Jazakumullah buat yang sudah vote. Happy reading buat yang nunggu cerita ini :-)

Bachtiar POV

Alhamdulillah hari yang ku tunggu pun tiba. Sekarang tanggal 13 Januari 2016 tepat pukul 9 pagi, akad nikah akan diselenggarakan. Akad nikah siapa lagi kalau bukan akad nikah ku dengan Kira.

Zakira Almira Atmaja, putri tunggal Pak Zakaria. Teman sekaligus musuh di masa SMP.

Tak kusangka ia benar-benar menerima lamaran ku. Jawabannya saat pertemuan minggu lalu masih membuatku ragu, tapi ia terus meyakinkanku bahwa ia akan menikah denganku. Subhanallah siapa yang bisa menyangka bahwa Allah menakdirkan Kira sebagai pendamping hidupku.

Perasaan semu masa lalu berkembang menjadi seperti sekarang ini. Aku sangat mencintai Kira karena cintaku pada Allah. Semoga ia pun juga mencintaiku karena-Nya.

Aku sudah siap di hadapan Pakde Suryo, beliau yang menjadi wali nikah Kira. Beliau tersenyum padaku, seakan berkata bahwa aku bisa menjawab ijab dengan lancar. Ku akui, sekarang keringat dingin sudah mulai bercucuran. Tanganku sudah dingin. Dan sebentar lagi aku akan menjabat tangan beliau.

Petugas KUA memulai khutbah nikah nya. Selesai memberi khutbah beliau menyampaikan bahwa ijab qabul dapat dimulai. Pakde Suryo sudah mengulurkan tangan kanannya dan aku menyambut uluran tangan tersebut.

"Ya Bachtiar Husein Ibrahim, ankahtukah wa zawwajtuka binti Zakira Almira Atmaja bi mahri al khatam min dzahab haalan." ucap Pakde Suryo lantang dan tegas.

"Qabiltu nikahaha wa tazwijaha bi mahril madzkur haalan." jawabku tak kalah lantang walau tak urung jantung ini berdetak lebih kencang seperti habis lari maraton.

Petugas KUA bertanya kepada para saksi apakah ijab qabul tadi sah dan serempak para saksi menjawab sah. Aku dan seluruh undangan yang hadir menjawab alhamdulillah secara bersamaan.

Alhamdulillah sekarang Kira telah sah menjadi istriku. Tanggung jawabku semakin bertambah besar. Kira dan Ibu sudah menjadi tanggung jawabku sekarang. Aku menggantikan peran Pak Zakaria sekarang, walau aku sadar Pak Zakaria tidak akan pernah tergantikan. Tapi setidaknya tanggung jawab Pak Zakaria sudah kuambil alih.

Ibu dan Mama menjemput Kira di kamarnya. Ah aku rindu dengannya. Sudah 2 hari aku tidak melihatnya. Aku sengaja memberinya cuti untuk persiapan pernikahan ini. Aku tidak ingin ia terlalu lelah saat acara diadakan. Alhamdulillah ia sudah menyelesaikan desain ruangan untuk Sabrina. Betapa puasnya Sabrina saat melihat desain buatan Kira. Berkali-kali ia memuji Kira. Tapi dengan rendah hatinya, Kira berkata bahwa itu semua semata-mata bantuan Allah. Setelah melihat desain, Sabrina langsung memutuskan ruangan mana yang harus dikerjakan. Tapi aku mengusulkan agar pekerjaan dilakukan setelah ijab qabul kami, dan Alhamdulillah Sabrina menerimanya.

Karena sibuk dengan lamunan, aku tidak menyadari bahwa Kira sudah ada di sampingku. Ia tersenyum menatapku. Subhanallah. Betapa cantiknya Kira saat ini. Bagai bidadari turun dari surga.

Dalam balutan baju pengantin yang syar'i, ia tampak menawan sekali. Aku segera tersadar saat Kira menyentuh tanganku. Aku pun tersenyum kepadanya. Memasangkan mahar di tangannya. Aku memilih cincin dengan hiasan kecil berwarna ungu. Aku tidak tau apakah ia menyukainya cincin itu, karena saat aku bertanya ingin mahar apa ia malah menjawab terserah. Ia tidak ingin menuntut apapun sebagai maharnya. Jadilah aku pilih cincin ini.

Past & FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang