Cemburu (1)

13.2K 616 9
                                    

Assalamu'laikum semuanyaaaaaa
alhamdulillah aku bisa update hehe. Maaf yaa kalau late update, ini aja udah maksain banget buat update. Terimakasih buat readers yang mau nunggu ini cerita. Aku sadar kalau ceritaku itu abal-abal, nggak jelas atau yang sejenisnya. Tolong komen dan vote nya dong, biar aku semakin semangat buat nulis ini cerita. Jazakumullah semuanyaaa.

Zakira POV

Baru saja kami keluar dari ruang meeting. Semua pembahasan telah usai dan mulai besok kami akan mengerjakan proyek ini. Menata hotel yang baru saja dibangun oleh perusahaan ini. Tidak banyak yang kami bicarakan karena sebelumnya sudah pernah diadakan meeting untuk penataan hotel sebelum pembangunan dimulai. Kami-kecuali Tiar- kembali ke hotel untuk beristirahat dan bersantai. Tiar ijin untuk bertemu sebentar dengan temannya, ia tidak mengajakku karena ia takut aku kelelahan-itu katanya.

Aku mengambil kamera DSLR yang dibawa Tiar dan berjalan menuju taman dekat hotel. Aku sudah ijin dengannya dan Alhamdulilah Tiar setuju. Ia tahu kalau aku tidak akan betah sendirian di kamar. Aku memotret objek yang menurutku menarik. Berjalan santai menyusuri taman. Cuaca panas tidak membuatku untuk berhenti berjalan. Saat sedang asyik memotret anak kecil yang sedang bermain, seseorang beruluk salam.

"Assalamu'alaikum." Dari suaranya ia adalah lelaki. Belum kualihkan mataku dari anak kecil tadi. Setelah mendapat foto yang menurutku bagus, akupun mengalihkan pandangan.

"Wa'alaikumussalam. Afiq??? Kamu kok bisa disini? Duh kebetulan sekali." jawabku sudah heboh sendiri. Kenalkan lelaki di hadapanku sekarang, Zulfa Afiq Adhiyaksa. Teman masa SMA bahkan hingga kuliah.

"Hahaha kamu itu masih aja suka heboh. Kamu ngapain disini? Bukannya kamu magang di Ibrahim Grup ya?" tanyanya usai terkekeh kecil.

"Ah iya, Fiq. Ada proyek disini, aku diminta buat ikut. Lumayan untuk nambah ilmu." jawabku yang ditanggapi dengan anggukan.

"Lha kamu sendiri lagi apa disini? Kamu magang di Lombok gitu?" tanyaku padanya.

"Iya, Ra. Aku dikasih kesempatan buat magang disini. Alhamdulillah banget, dari awal masuk kuliah aku udah pingin buat kerja di perusahaan multinasional yang ada disini. Ini langkah awalku buat ngewujudin impianku." jelasnya.

"Alhamdulillah kalau gitu. Jangan sia-siakan kesempatan ini. Belum tentu kamu bisa dapat kesempatan kayak gini lagi."

"Pasti, Ra. Nggak mungkin aku sia-siakan kesempatan ini. Oh ya, kamu udah makan siang belum? Aku lapar, rencana awal kan aku mau cari makan tadi. Malah ketemu kamu disini."

"Belum sih, yaudah bareng aja yuk. Traktir kamu tapi hehehe."

"Boleh boleh. Mau makan dimana?"

"Terserah kamu aja. Yang penting makanannya halal semua."

"Harus halal dong. Tadi aku lihat nggak jauh dari sini ada restoran gitu deh. Ayok." ajaknya. Tangannya hampir saja memegang tanganku, tapi langsung ku singkirkan sebelum bersentuhan dengannya.

"Eh afwan, Ra. Kebiasaan nih, berasa kayak jalan sama adik jadi asal megang tangan. Sekali lagi maaf yaa." ucapnya dengan raut menyesal.

"Nggak apa - apa, Fiq. Aku tau kamu nggak sadar kok."

Past & FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang