Kejujuran

12.9K 668 9
                                    

Dari Ibnu Mas'ud ra. Dari Nabi saw beliau bersabda: "sesungguhnya kejujuran itu menunjukkan pada kebaikan, sesungguhnya kebaikan itu menunjukkan pada syurga, dan sesungguhnya orang yang berlaku jujur akan dicatat di sisi Allah sebagai orang yang jujur. Sesungguhnya berdusta itu menunjukkan pada kemaksiatan, sesungguhnya kemaksiatan itu menunjukkan pada neraka dan sesungguhnya orang yang berdusta akan dicatat di sisi Allah sebagai pendusta" (Hadis riwayat muttafaq alaih. Kitab Shahih Bukhari hadis no 6094, kitab shahih Muslim hadis no 2607)

Bachtiar POV

Sekarang aku dan Kira sudah bersiap untuk berangkat ke Lombok. Semuanya sudah diurus oleh Farel. Ada 6 orang yang akan berangkat kali ini. Kami memutuskan agar bertemu di bandara saja daripada harus bertemu ke kantor terlebih dulu.

Tidak terlalu banyak barang yang aku bawa. Hanya beberapa baju kerja dan baju santai. Kalau kurang aku bisa membelinya disana. Kira juga bukan perempuan yang sering berganti-ganti baju. Jadi kami hanya membawa 2 koper. Semua keperluan untuk proyek juga sudah disiapkan di Lombok, sehingga kami tidak perlu repot-repot membawanya.

Penerbangan kami akan lepas landas pukul delapan pagi. Sekarang sudah pukul enam. Aku dan Kira bergegas ke meja makan, seperti biasa Ibu sudah siap di tempatnya. Mama juga sudah siap untuk sarapan. Semalam mama datang untuk menginap selagi kami pergi ke Lombok. Kami-aku dan Kira- tidak ada masalah dengan itu. Kami malah senang karena Ibu tidak akan sendirian. Banyak hal yang bisa ibu dan mama lakukan saat bersama.

"Semuanya sudah siap, Ra?" Kira mengangguk dan menyelesaikan kunyahannya dulu.

"InsyaAllah sudah, Bu. Barang-barang yang dibawa nggak terlalu banyak. Kan hanya 3 hari kami bertemu klien, sisanya kami liburan. Hanya beberapa baju untuk bersantai." jelas Kira.

"Baguslah kalau gitu. Selamat menikmati liburan kalian. Jangan lupa kasih kabar nanti."

"Iya, Bu. InsyaAllah kami akan sering-sering memberi kabar. Apalagi Mama pasti akan sering menelepon." ucapku.

"Iya Mama emang sering telepon in kamu dulu kalau keluar kota, tapi sekarang akan berbeda karena udah ada Kira yang jagain kamu. Jadi mama nggak perlu khawatir." jawab Mama dengan tersenyum. Senyum yang berbeda dari biasanya.

"Mama kenapa senyum-senyum gitu? Ada yang aneh yaa..." tanyaku.

"Eh eng-enggak kok. Mama biasa aja. Udah ah, malah kebanyakan ngobrol. Ini udah setengah 7 nanti keburu macet jalanan." usir Mama.

"Iya iya, Ma. Nggak usah ngusir juga kali. Kita juga bakal pergi kok." jawabku sambil mencium punggung tangannya. Kemudian beralih ke Ibu.

"Hati-hati di jalan ya, Nak. Jangan lupa sholat disana." pesan Ibu kepada kami.

"Iyaa, Ibuku sayang... terima kasih pesannya." jawab Kira sambil mencium punggung tangan Ibu.

"Mama nggak disayang nih?" Mama juga iri ternyata.

"Iya, mamaku sayang... Kira pamit dulu ya. Assalamu'alaikum." Pamit Kira.

"Assalamu'alaikum." Pamitku juga.

Past & FutureTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang