Chapter 13

2.2K 123 0
                                    

Pukul 09.00

"Kak Nay cepetan dong, udah jam 9 nih" kata Sierra sambil menggedor gedor pintu kamar kakaknya.

"Iya iya, gak usah teriak teriak juga kali, berisik" sahut Nayra sambil membuka pintu kamarnya.

"Ya maaf, lagian lo lama amat" kata Sierra sambil nyengir gak jelas.

"Yaudahlah yuk berangkat, lo aja yang nyetir" kata Nayra sambil melemparkan kunci mobil ke Sierra dan berjalan mendahuluinya. Sierra hanya bisa membuang nafas melihat tingkah kakaknya.

Sesampainya di makam Arven.....

Sierra dan Nayra pun memasuki makam Arven. Saat mereka sudah tepat di hadapan makam Arven, tiba tiba......

"Ngapain kalian kesini?!!" sentak seorang wanita paruh baya.

"Tante, Erra sama kak Nay cuma mau jengukin makam Arven doang kok" kata Sierra pada wanita itu yang tak lain dan tak bukan adalah mama Arven.

"Buat apa hah? Kehadiran kamu disini itu cuma bawa kesedihan buat Arven" kata Mama Arven sedikit emosi.

"Apa tante belum memaafkan Erra? Segitu bencinya tante sama adik saya?" tanya Nayra.

"Ya saya belum memaafkan adik kamu itu, saya sangat benci sama dia. Karena keegoisannya Arven jadi meninggal" kata Mama Arven dengan mata yang berkaca kaca.

"Erra bener bener minta maaf tante, Erra tau Erra memang egois" sesal Sierra sambil menangis.

"Cihh!! Memaafkan kamu? Kamu kira dengan saya memaafkanmu Arven bisa bangkit dan hidup lagi, iya? Sebaiknya kamu hapus air mata kamu itu, saya gak sudi makam anak saya tertetesi dengan air mata kamu yang gak berguna itu. Dan saya minta kalian pergi dari sini!" kata Mama Arven.

"Tapi tante saya.....

"Saya bilang kalian pergi dari sini!!!" sentak Mama Arven memotong ucapan Sierra dengan sedikit membentak.

"Udah Ra kita pulang aja yuk, gak ada gunanya kamu nangis dan minta maaf lagi kalau ujung ujungnya tante gak mau maafin kamu. Permisi tante" pamit Nayra sambil berjalan memapah adiknya yang menangis.

"Maafkan saya Erra, seharusnya saya tidak menyalahkan kamu terus. Tapi entah mengapa setiap saya melihat kamu saya juga melihat bayangan Arven yang membuat saya marah dan benci setiap ngeliat kamu" lirih Mama Arven di dalam hati sambil menatap Sierra dan Nayra yang mulai menjauh.

Sesampainya dirumah....

Nayra langsung memapah adiknya yang dari tadi menangis untuk duduk di sofa.

"Udahlah Ra gak usah nangis mulu" kata Nayra.

"Kenapa sih tante Alva belum bisa maafin gue kak?" tanya Sierra yang tangisnya mulai mereda.

"Mungkin tante butuh waktu buat maafin lo Ra dan lo kan tahu Arven itu anak tunggal. Mungkin tante masih berat untuk ngelupain semuanya" jelas Nayra memberi pengertian.

"Huffftt, jadi kangen sama Arven, kangen sama semua kenangan yang kita lewatin dulu, andai aja kalau.....

"Udah deh Ra, jangan lo ungkit ungkit lagi. Gimana kalau kita makan ke cafe, kita ajak juga Joey" kata Nayla memotong ucapan adiknya.

"Hmm oke yuk" setuju Sierra sambil berjalan mendahului Nayra.

"Semoga lo bisa nemuin pengganti dia Ra, karna gue tau lo itu sebenarnya cinta banget sama dia" kata Nayra dalam hati sambil menatap adiknya sedih.

Skip...

Sesampainya di cafe Nayra dan Sierra langsung menuju tempat duduk di pojokan dengan jendela terbuka menampakkan pemandangan dari taman dan danau dekat sekolahnya. Sembari menunggu Joey mereka memesan minuman lemon tea terlebih dahulu. Tak lama kemudian.....

SIERRA LEONE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang