Bad Days

708 35 0
                                    

Aku mengayuh sepedaku terburu-buru melewati gang-gang sempit, karena jam berbentuk kepala Hatsune Miku ditangan kananku sudah menunjukan pukul 08.20, baik! itu artinya 10 menit lagi sekolahku akan menutup gerbangnya. Aku menambah kecepatan laju sepedaku, rambutku berkibar bebas dan nantinya pasti akan sulit kusisir lagi, belum lagi wajahku yang manis ini pasti terlihat seperti seorang yang sedang menahan buang air besar didepan orang yang disukai karena aku sangat tegang saat ini.

Tapi siapa peduli? aku tidak mau mengambil resiko dihukum kepala sekolahku yang kejam seperti Madara. Semua tau orang tua yang menjadi kepala sekolahku itu sangat kejam, bahkan mantan seniorku yang notabene adalah seorang ketua osis pernah dihukum membersihkan seluruh toilet pria hanya karena lupa memakai pin lencana Sekolah dikerah bajunya, dan karena perbuatannya ketua memutuskan untuk mundur karena terlalu malu.

Tentu saja tidak hanya dia yang mengalami nasib buruk saat berhadapan dengannya, aku juga pernah dihukumnya dan itu sangat memalukan. Aku masih ingat, waktu itu adalah hari dimana guruku yang bernama Hiroma Risa melahirkan. Kelas kami kosong dan kebetulan keesokan harinya adalah ujian kenaikan kelas 12, seperti biasa para guru akan memberikan kami pengarahan sebelum ujian, karena Risa sensei tidak hadir kepala sekolah yang menggantikannya.

Hari itu mungkin aku sedang sial, semalaman aku menonton Anime romantis yang membuatku menangis sedih karena kisahnya yang mengharukan. Karenanya mataku masih sangat mengantuk saat disekolah, sekuat tenaga aku menahan agar kelopak mataku tidak tertutup, semua sudah kulakukan agar aku tetap terjaga, mencubit tanganku yang terlipat rapi diatas meja, menahan uapanku sampai airmataku keluar sambil memperhatikan kepala sekolah dengan wajah kejamnya sedang cuap-cuap didepan kelas.

Tapi sialnya aku kelepasan, aku menguap lebar-lebar merentangkan kedua tanganku keatas untuk melegakan rasa kantukku yang teramat sangat, kupikir aku bisa melakukannya saat kepala sekolah menghadap papan tulis untuk menuliskan sesuatu. Tapi sayangnya saat itu dia langsung menengkok kebelakang, mata elangnya yang tajam langsung menangkap basah diriku yang sedang membuka mulut lebar-lebar. "FUJIWARAAAA!" teriaknya keras membuat sejagad sekolah mendengar suara kejamnya itu, bahkan aku yang terkejut karena tertangkap basah tak sadar masih membiarkan mulutku terbuka membentuk huru O besar.

"Ehehehehehe...." aku Cuma bisa nyengir sambil menggaruk pipiku yang tidak gatal, menutupi degup jantungku yang menggebu, wajahku juga memanas karena salah tingkah, aku yakin wajahku sudah memerah seutuhnya. Aku sempat melirik sekitar, teman-temanku saling berbisik dan tertawa geli mengetahuiku pasti akan dihukum.

"Maju kedepan Fujiwara san!" perintahnya dengan suara tenor yang seolah meremukkan jantungku dan tatapannya yang menyeramkan.

Dengan cepat aku berdiri dan membungkukan badanku, "ha-haik!" walau takut aku tetap berdiri dan menuruti perintahnya. Aku tidak mau kalau hukumanku ditambah gara-gara aku mempersulitnya.

"Menghadap ke teman-temanmu!" ucapnya saat aku berdiri didepan sosoknya yang tinggi besar. Aku menundukan kepala takut-takut. Tanpa menunggu perintahnya dua kali aku menghadap kedepan membiarkan semua teman-temanku melihat wajah merahku, memalukan! rutukku dalam hati!

Meski kepalaku menunduk dengan bibir yang mirip bibir bebek, sesekali aku melirik semua teman-teman didepanku. Mereka masih berbisik-bisik menertawaiku, menyebalkan! Sepertinya mereka senang sekali melihatku seperti gadis bodoh didepan kelas seperti itu.

"Fujiwara san, sekarang aku minta kau mengulangi perbuatanmu tadi didepan kelas!"

"Mma-maksudnya Sensei??" tanyaku menoleh dirinya yang ada disamping kananku.

"Menguap seperti yang kau lakukan tadi! Memangnya apa lagi?" terangnya membuat jantungku seakan ingin meloncat keluar.

"Haaaa??!"

Mengejar ShinkansenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang