I Want You To Be My Girl

622 34 5
                                    

あなたが好きです

Aku menyukaimu


Ibu dan ayah sudah pulang lagi. Sementara aku sedang diburu waktu. Sebentar lagi waktunya habis. Ya, waktu batas taruhanku ama Mbak Nurul. Sigh, aku sih tak masalah kalau toh kalah. Aku sudah terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah tiap hari. Liburan setelah UAS telah usai dan aku kembali lagi melakukan aktivitas seperti biasa. Bagaimana kabar Keiko? Kami melewati liburan ini bersama-sama. Walaupun jarak kami jauh, waktu kami juga berbeda kami tetap bisa membagi keceriaan. Tidak ada hari yang kami lewatkan. Kami selalu online hampir setiap hari.

Setelah Keiko menangis waktu itu, sampai aku hibur dia aku akhirnya mengerti satu hal. Wanita itu butuh kenyamanan. Kami sekarang tak malu-malu lagi untuk bercanda. Bahkan segala aktivitas kami pun saling kami ceritakan hari itu. Karena komunikasi kami hanya melalui kamera, maka akan banyak hal konyol yang kami lakukan, seperti misalnya ketika aku sedang membaca novel. Keiko-chan sangat penasaran.

"Fahmi-kun, apa itu?" tanya Keiko. Aku tak menjawab, hanya menunjukkan sampulnya saja. "Rasukaru Peran-gi!? Novel?"

Tak perlu ditanya, kenapa Keiko bilang "Raskaru peran-gi". Ya, aku sedang membaca novel Laskar Pelangi karangan Andrea Hirata. Aku hanya mengangguk kepada Keiko-chan.

"Boleh ikut baca?" tanyanya.

"Ini Novel berbahasa Indonesia, kamu mana bisa membaca?" kataku.

"Ayolah, ajari aku dikit-dikit!"

"Oke, bilang dulu huruf L!"

"Errruu.."

"Hahahahaha," aku ketawa.

"Fahmi-kun jahaaat!" Keiko-chan sekarang memasang tampang ter-cute yang pernah ada. Pipinya tembem dan bibirnya cemberut. Aku masih ketawa, tapi Keiko-chan tampaknya gambek. Ia membelakangiku.

"Kei-chan??"

Keiko tak menjawab. Oh tidak, dia beneran ngambek. Apa aku terlalu jahat yah?

"Keiko-chaan?? Gomen ne?" kataku.

Tapi Keiko tidak membalikkan badan.

"Keiko-chan, maaf. Maaf ya, ayolah jangan begitu! Kalau kamu ngambek aku akan menari Doraemon lagi lho."

Tiba-tiba punggung Keiko bergerak-gerak, ia ketawa. "Hahahaha, jangan lakukan hal konyol itu lagi. Itu konyol sekali!"

Syukurlah ia sudah tak marah lagi. Aku tersenyum.

"Kalau kamu bersedih, aku siap menari lagi"

"Sudah ah, sudah. Aku nggak mau melihatmu menari seperti itu lagi, konyoool... hahahahaha"

Keiko-chan sudah berbalik.

"Jadi, kamu takut aku sampai marah?"

"Begitulah, banyak wanita yang kalau marah pasti dia sulit dikendalikan."

"Otou-san dan Oka-san sudah di rumah sekarang, entah mereka pergi ke mana tapi sepertinya mereka senang banget hari ini. Tahu nggak kalau mereka berdua katanya bertemu dengan teman lama."

"Oh ya?"

"Iya, katanya dulu teman kuliah."

"Hmm, kamu jadi ke Hiroshima University?"

"Mungkin. Aku tak sanggup kalau harus ke Tokyo University, maklum kemampuanku pas-pasan."

"Tak apa-apa Kei-chan, semuanya ada batasnya. Kamu bisa jadi lemah di satu hal, tapi kamu bagus di lain hal."

Mengejar ShinkansenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang