Chapter 12

17K 1.3K 39
                                    

Chapter 12

Previous Chapter:

"Benarkah kyu..? kau memperbolehkan Sasuke menjenguk Naru-chan?" Tanya Itachi antusias,.didepannya sudah duduk Kyubi yang saat ini mereka sudah berada disalah satu Café yang biasanya sering mereka kunjungi, Dulu~

"Benar Tapi..." Ucap Kyubi menggantung.

"Dia hanya boleh menjenguk Naruto selama Naru Koma,ketika Naru sudah sadar jangan sekali-kali kalian berdua terutama Sasuke bertemu dengan Naruto,karena saat itu tiba kami akan membawanya segera keluar jepang"

"Apa kau setuju..?"

"Ya"

Chapter 12 Begin.

(Special for my lovely reader,This fic for you,Minna~)

Normal Pov

PEGANGAN pintu dari besi itu terasa dingin dalam cengkraman Sasuke. Butuh keberanian besar untuk masuk ke kamar rawat Narutonya. Ia harus menguasai dirinya terlebih dahulu.

Hari sudah sore ketika ia tiba kembali di rumah sakit. Anikinya tadi siang tiba-tiba menghubunginya dan apakah pendengarannya bermasalah ketika Anikinya memberitau bahwa dia boleh menemui Narutonya,tapi nyatanya Sasuke sudah berada disini,Dan di sinilah ia, berdiri dengan tegang di depan kamar rawat Naruto dengan tangan mencengkeram pegangan pintu. Ia memejamkan mata.

Jangan bersedih walaupun tidak ada seorangpun tau isi hatinya tapi Narutonya mengerti dan memahami perasaannya. Jangan menemui Naruto dengan wajah tertekuk dan muram seperti ini. Naruto tidak akan senang melihatnya seperti ini fikir Sasuke.

Ia membuka pintu dan melangkah masuk. Bau rumah sakit tidak pernah menyenangkan. Tidak pernah membuat siapa pun tenang.

Pertama-tama matanya melihat sosok Naruto yang terbaring tak bergerak di ranjang, lalu berbagai selang dan kabel yang menghubungkan tubuh Naruto ke semua mesin dan peralatan yang ada di sekitar ranjang. Dengan susah payah Sasuke mengalihkan pandangannya ke arah mesin-mesin yang menunjukkan kondisi vital naruto. Ia tidak memahami sebagian besar mesin itu, Tapi Otak Uchihanya langsung saja mengerti dengan mesin yang diletakkan tepat disebelah ranjang rawat naruto,mesin dengan monitor yang memunculkan garis tak beraturan dan mengeluarkan suara konstan tersebut,

Monitor itu masih menampilkan garis tidak teratur. Jantung Naruto masih berdetak...
Langkahnya langsung membawanya menghampiri sisi ranjang. Wajah Naruto nyaris tidak terlihat jelas di balik semua perban dan masker oksigen. Mata sapphire favoritnyamasih terpejam. Terlihat tenang sekali. Seolah dia sedang tidur.

Sasuke harus mengatakan diam saja seperti ini juga tidak ada gunanya. Kalau ia bicara, apakah Naruto bisa mendengarnya? Apakah Naruto akan terbangun begitu mendengar suaranya? Apakah harapannya terlalu berlebihan? Apakah salah mengharapkan keajaiban?

Sasuke menatap wajah Naruto dan bergumam pelan, "Kau bukan Putri Tidur Dobe, kau tahu? Kenapa kau tidak bangun saja sebelum aku membuat keributan dan kau akan mengataiku Teme seperti biasa?"

Ia diam, mengharapkan jawaban yang ia tahu tidak akan diterimanya. Naruto tetap bergeming. Biasanya jika Sasuke melontarkan ejekan seperti itu maka Naruto akan terbangun dan berteriak teriak 'TEME'

Sasuke duduk di kursi yang disediakan di sisi menghela nafas dan menunduk.

"Maaf Aku... Aku baru mengunjungimu Dobe,kau pasti menungguku kan?" gumamnya. Suaranya lirih. Hanya sebesar itulah tenaga yang bisa dikerahkannya untuk bicara.

"Kenapa kau senang sekali tidur Dobe? Apakah mimpimu begitu indah sehingga kau tidak mau terbangun?...Tidak taukah kau bahwa banyak orang yang menunggumu terbangun Dobe" SAsuke mengangkat wajah dan tersenyum singkat, lalu menunduk kembali ketika merasa matanya perih,'tidak boleh bersedih' batinnya menguatkan dalam hati.

The Queen Of Konoha High School - SASUNARUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang