Penyihir Hijau

569 74 19
                                    

"Kenapa sih kamu sewot banget sama Fia?" tanya Imel tidak paham pada Naia setelah menelan sesendok Chicken Cordon Blue.

Suasana kafe tengah kota yang chic dan cozy adalah pilihan bagi ketiga sahabat sejak SMA itu umtuk berkumpul dan bertukar cerita di tengah-tengah kesibukan kampus mereka. Mereka duduk di sebuah meja bersofa empuk dekat jendela yang mengarah ke jalan, membiarkan sinar mentari sore menerangi mereka.

"Sebel ajah liat cewek ganjen kaya dia!" Naia mengomel sambil memainkan spaghetti carbonaranya dengan garpu, kehilangan nafsu makannya.

"Oh ya?" Imel memancing sementara Tara hanya melihat sambil memasukkan sebongkah tenderloin steak dalam mulutnya.

"Iiih! Sok manis di depan cowok supaya diperhatiin. Sok lemah. Dikit-dikit inilah itulah! Masa luka kebaret dikiiiiiit aja sampe teriak-teriak sakit!" celoteh Naia berapi-api, "manja banget tau ga sih?!"

"Yah, kali aja dia emang kesakitan. Lagian, kenapa juga kamu kudu jahatin dia sampai bentak-bentak dia?" Imel mengerucutkan bibirnya. Tara mengangguk-anggukkan kepala sambil melahap bongkah kedua.

"Ah! Cewek kaya dia perlu dikasih pelajaran biar dia tau kalo dunia ini kejam! Lagian dia udah terlalu banyak dapet perhatian dari para cowok. Malesin banget!"

Imel memutar bola matanya, menyadari bahwa temannya yang satu ini sudah tidak bisa diberi masukan.

"Biar dia tahu rasa dan ga keganjenan!" lanjut Naia mengetuk piringnya dengan garpu.

"Naia," Tara akhirnya berbicara, "rasa iri bisa bikin kamu jadi nenek sihir loh. Lihat, warna kulitmu udah jadi ijo."

Imel tertawa terbahak-bahak sementara Naia memandang temannya yang satu itu dengan gemas.

"Taraaaaaaa! Bisa ga sih kamu empati dikit aja?!"

Tara mengangkat bahu. "Kamu iri kan? Karena cowok-cowok lebih perhatiin Fia daripada kamu?"

Naia terdiam. Dia memandang gadis berambut bob seleher itu dengan kesal karena Tara, seperti biasa, bisa melihat menembus dirinya.

"Rasa iri bisa bikin cewek secantik apapun jadi jelek loh." Tara kembali menyuapkan daging ke dalam mulutnya. "Let go, lah~"

Naia menghembuskan napas dengan kesal sementara Imel hanya tersenyum penuh arti.

_____________________________________________________________________________

Terinspirasi dari Wizard of Oz :D


Sebuah Antologi - Kumpulan Cerita PendekTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang