Koma

19 0 0
                                    

Revan pov

Tak lama kemudian dokter keluar dari ruangan liona
"Gimana keadaan anak saya dok?" tanya tante alya dan air matanya pun mulai bercucuran
"Anak ibu mengalami koma dan kami tidak bisa memprediksikan kapan Liona terbangun, kami hanya bisa berdoa atas kesembuhan Liona
" apa dok koma?"kaget tante alya
"Iya bu , saya permisi dulu" jawab dokter lalu meninggalkan revan dan tante alya
"Ya allah kenapa ini bisa terjadi sama lionaaaa jangan ambil dia ya allah" gumamku dengan frustasi

Tante alya segera menghubungi om alex sedangkan aku menghubungi Louis dan teman - teman yang di sekolah.

02.00

Teman - temanku dan liona pun datang mereka terlihat panik dan cemas ketika membaca line dari ku

"Van gimana keadaan Liona?" tanya tita dengan nada panik
"Liona koma ta, dan kita hanya bisa ber doa" jawabku dengan murung
"Ya allah van ko bisa gini si gimana ceritanya? Astagfirullah" tanya eline yang tampaknya kaget mendengarkan jawabanku
Sedangkan tita shok mendengarkan jawaban dari revan
"Bro , sebaiknya lo ceritain deh apa yang dialami liona" pendapat peter dan menepuk pundakku

Akupun mulai menceritakan kronologi kejadiannya dan mereka semua tampak sedih , kecewa , marah dan berhubungan dengan emosional

"Ya allah ternyata semua ini pras penyebabnya gue akan kasih pelajaran ke dia" kata eline dengan mengepal tangannya kencang - kencang sepertinya marah eline memuncak ketika mendengar cerita ku
" lo kenapa ga ikutin dia van? Kalau lu ikutin dia ga bakal terjadi seperti ini"tanya tita yang gemas dengan ku
"Gue udah berusaha ikutin tapi dia malah larang gue ta" jawabku dengan mengacak - ngacak rambutku
"Yaudah bro , lo sabar kita berdoa untuk kesembuhan liona" kata rasya dan malvin untuk menenangkan ku
"Eliieennn lo mau kemana?" teriak tita
"Gue mau kerumah si brengsek pras itu mau gue kasih pelajaran ke dia!!" jawab eline dengan geram dan diapun lari ke luar rumah sakit
"Tunggu line gue ikut, biar gue anterin lo pake mobil gue" panggil rasya dan mereka ber 2 pun pergi ke rumah pras

Aku , tante alya , tita , malvin dan peter masih berada di ruangan liona

"Tante , yang sabar ya"tita berusaha menenangkan tante alya yang sedari tadi menangis

" iya , ta terimakasih ya"jawab tante alya dengan senyum kecutnya

Tak lama kemudian Louis dan papahnya datang ya papahnya sengaja datang dari amerika ke indonesia untuk menemui sekaligus melihat kondisi liona

"Mah"panggil om alex dan louis secara bersamaan
Tante alya pun menengok ke arah suara tadi dan menghampiri papah dan louis, tante alya tidak kuat dia memeluk om alex dengan erat
" bagaimana kondisi liona mah?" tanya om alex dan louis secara bersamaan
"Kondisi liona buruk pah dia koma" jawab tante alya dengan sesegukan dalam tangisnya

Om alex sudah mengetahui semuanya karena om alex dapat kabar dari louis dan langsung terbang ke indonesia

"Van, ini gue bawain baju gue buat lo ganti baju" louis yang menyerahkan bajunya untuk revan
"Terimakasih ya" jawabku dan langsung mengganti baju

Eline pov

Didalam mobil rasya aku merasa kesal marah dan semua campur aduk rasanya

"Line lo sabar ya jangan kepancing emosi" kata rasya berusaha menenangkan eline
"Gimana gue gak mau kepancing emosi si sya dia udah berapa kali nyakitin hati liona dan sekarang apa yang dia perbuat dia udah buat sahabat gue terbaring di rumah sakit"geram eline dengan nada marah - marah
" tapi lo harus tenangin diri lo dulu, kalau udah sampai di rumah pras baru deh lo luapin amarah lo" jawab rasya dengan tangan yang mengelus - elus puncak pala eline

Dan eline hanya memandangi wajah rasya yang sedang serius menyetir mobil
"Kenapa di saat gue lagi butuh lo disaat gue lagi marah lo selalu ada di samping gue lo buat gue merasa tenang dan ketika gue lagi marah lo selalu meredamkan amarah gue, gue suka sama lo" gumamku dalam hati dengan melihati wajahnya

Sebuah lambaian tangan melambaikan ke arah wajahku
"Line ..eline.. Line kita udah sampai di rumah pras" kata rasya dengan menyadarkan ku
"Ehh.. Eh iya" jawabku terbata  - bata"
"Lo kenapa line, ngeliatin gue seperti itu? Lo suka ya sama gue?" tanyanya dengan nada meledek
"Ko dia bisa tau si?" tanya eline dalam hati
"Eh yaudah ayo turun gue mau nonjok mukannya pras" kataku sambil mengalihkan pembicaraan dan turun dari mobil
"Ditanya malah ngalihin pembicaraan dasar eline ,eline" jawab rasya dengan menggelengkan kepalanya lalu ikut turun dari dalam mobil

Kami ber 2 pun langsung memencet tombol bel yang ada di depan rumah pras, tak lama kemudian pintu langsung terbuka eline dan rasya terkejut ternyata yang membukakan pintu adalah orang yang ingin dia hajar

Tanpa berbasa - basi aku langsung menonjok pipi kanan pras hingga pelipis matanya berdarah. rasya melihat aksi eline pun hanya bisa bengong dan kaget.

"Lo kenapa si tiba - tiba datang ke rumah gue langsung nonjok gue?" tanya pras dengan memegang pipinya yang berdarah akibat aku tonjok

"Lo yang harusnya kenapa brengsek! Lo udah buat sahabat gue sakit hati dan sekarang dia harus terbaring di rumah sakit itu gara - gara lo!!" bentak eline dan menunjuk wajah pras

"Oh Liona, lagian dia gue ajakin balikan ga mau malah milih si revan itu" jawabnya dengan santai

"Gila ya lo jelas dia lebih milih revan dari pada lo!! Revan lebih baik dan jaga perasaan liona dari pada lo, emangnya lo kerjaaannya cuma nyakitin perasaan dia doang" bentakku dengan emosi

"Apa lo bilang.." jawab pras dengan tangannya yang diangkat dan ingin menampar eline tetapi tangannya cepat - cepat di tepis oleh rasya

"Lo itu banci!!beraninya sama cewek dan jangan pernah lo nyentuh eline dengan tangan lo yang enteng!!" katanya dan sekarang berada di hadapan pras "line minggir lo , biar gue yang hadapin si Banci ini!!" rasya menyuruh ku untuk minggir dan dia menekankan kata banci kepada pras

"Oh lo mau jadi superhero di siang bolong gini?" tanya pras dengan senyum licik

" gue itu gak kaya lo yang beraninya sama cewek, dan Lo Jangan pernah gangguin sahabat gue NGERTI!!"Katanya dan menunjuk muka si brengsek itu

Pras tanpa aba - aba dia melontarkan tangannya arah pipi rasya dengan sigap rasya menepisnya lalu meluncurkan beberapa kali bogeman ke arah perutnya pras hingga pras jatuh ke lantai dan memegang perutnya

"Udah sya kali ini kita cukup buat pelajaran ke si brengsek ini"kataku dan langsung menarik tangan rasya
" awas ya lo sampe ganggu temen - temen gue lagi lo bakalan habis inget tuh!"teriak rasya dan menunjuk ke arah si pras

Aku pun masuk ke dalam mobil rasya begitu pun dengan rasya. Dia langsung melajukan mobilnya dengan kencang dan kami memutuskan untuk kebalik ke rumah sakit

Rumah sakit

Malvin dan peter mengajakku ke luar kamar liona dan mengajakku ke kantin
"Van, ke kantin yuk" ajak malvin
"Ngapain?" tanya revan
"Ada yang mau gue ceritain sama lo" jawab peter
Akupun hanya mengangguk yang bertanda setuju dengan ajakan dia
"Tante dan om , malvin minjem revannya bentar ya" pamit malvin kepada tante alya dan om alex . Tante alya dan om alex hanya mengangguk

Kamipun berjalan ke kantin dan sesampai di kantin aku dan peter duduk di bangku yang sudah kami pilih sedangkan malvin memesan minuman

Apa ya yang ingin di bicarakan sama peter dan malvin?
Next part ya

Almost Is Never EnoughTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang