Rose dan Mose

169 10 0
                                    

Di sana...
Di sebuah rumah yang ada di dalam hutan
Tinggalah dua bersaudara kembar bersama ayahnya.
Dia adalah Mose dan Rose.

Ketika mereka berdua asyik bermain tiba-tiba Ayah mereka terjatuh. Mereka berlari menghampirinya.

"Ayah,,, Ayah kenapa??" kata Mose.
"Ah,,, Ayah,,, sepertinya akan kembali ke sang pencip.. Ta,,, Nak." kata Ayah terbata bata.
"Tidak,,, Ayah jangan pergi,, bagaimana dengan kami??" kata Rose.
"Kalian adalah anak-anak kebanggaanku, jadi kalian bisa meneruskan imu ini, dan kau Mose, kau akan menjadi pemimpin di sini dan mewarisi ilmu putihku." kata Ayah.

Tiba-tiba Rose berdiri...

"Apa??? Mose?? Bagaimana denganku? Aku hanya pengikut?? Hanya karena dia lahir lebih awal dari pada aku???" kata Rose.
"Bukan begitu Nak, memang hanya boleh satu anak yang mewarisinya, dan itu kakakmu." kata Ayah.
"Ayah memang tidak pernah sayang kepadaku, aku benci Ayah.." kata Rose sambil pergi.
"Rose!!!!" teriak Ayah, kemudian nafas Ayah tersengal-sengal dan beliau menghembuskan nafas terakhir.
Mose menangis dan memeluk Ayahnya yang kini sudah tiada.
Diapun melakukan ritual agar arwah Ayahnya bisa mencapai kayangan.

Sementara itu....

"Apa???? Memang dasarnya dia sudah pilih kasih, apa arti diriku?? Hanya pengikut Mose??? Hahahah aku tidak akan sudi." kata Rose menggerutu.

Tiba-tiba saja langit mengeluarkan cahaya merahnya dan berbicara kepada Rose.

"Apakah kau kecewa Rose??" kata langit.
"Siapa kau?? Bagaimana kau tahu namaku??" kata Rose.
"Lihatlah ke atas aku dewa merah, aku adalah musuh dewa putih apakah kau mau bergabung denganku?? Aku akan mengabulkan semua permintaanmu dengan syarat." kata langit.

Rose mendongak ke atas.

"Benarkah??! Apapun yang aku inginkan???" kata Rose.
"Iya benar tapi ada syarat tertentu untuk itu." kata langit.
"Baiklah apapun syaratnya aku ingin kekal abadi selamanya dan tak tertandingi dengan Mose pewaris ilmu putih itu."  kata Rose.
"Itu sangatlah mudah Rose, ingatlah syarat ini kau harus menyerahkan dirimu sebagai pewaris ilmu merah dan setiap malam purnama adakan ritual untuk menyerahkan jantung manusia kepadaku apakah kau sanggup Rose??" kata langit.
"Apa??? Jantung manusia???" kata Rose terkejut.
"Kenapa? Kau keberatan?? Kau bisa menandingi dewa putih jika kau ingin." kata langit.
"Baiklah aku sanggup." kata Rose mantab.
"Menunduklah ilmu merah akan memasuki dirimu, dan ingat kau harus mewariskan ilmu ini pada keturunanmu, tapi semua itu tidak mudah, tidak semua anakmu bisa mewarisi ilmu ini." kata langit.
"Baiklah dewa, hamba janji jika anak itu tidak mewarisi ilmumu dia akan menjadi persembahanku untukmu, hahahaha." kata Rose.
"Aku pegang janjimu Rose." kata langit.

Langit memancarkan cahaya merahnya ke arah Rose. Kini cahaya itu berubah menjadi keemasan dan membentuk simbol mata merah di tangan Rose.

"Memang benar dugaanku kaulah pewaris ilmu merah ini." kata langit.
"Terima kasih dewa." kata Rose.

Rose mendatangi Mose yang masih berduka.

"Hai saudaraku.." kata Rose.
"Kemana saja kau??? Ayah sudah meninggal," kata Mose.
"Aku tidak peduli, lagipula dia tak pernah peduli kepadaku." kata Rose.
"Jaga ucapanmu Rose kau kemana saja??" kata Mose.
"Begini kakak mulai hari ini aku bukan saudaramu lagi karena ilmu kita berbeda." kata Rose sambil memperlihatkan pergelangan tangannya yang membentuk simbol mata merah.
"Apa??? Apa yang telah kau lakukan?? Dia musuh Ayah, bagaimana bisa kau bertemu dengannya??? Dan menyerahkan dirimu untuknya??" kata Mose.
"Sudahlah aku tak ingin berdebat denganmu, aku hanya ingin separuh wilayah hutan ini untik kekuasaanku." kata Rose.
"Terserah kau, lagipula kau sudah bukan lagi keturunan putih pergilah terserah kau." kata Mose kecewa.
"Baiklah terima kasih kakakku." kata rose sambil pergi.

Semenjak itu mereka berdua tak pernah bertemu lagi.

Jangan lupa vote dan coment kritik n saran amat diperlukan

Siapa???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang