2. The Women And The Grill

39 3 0
                                    

Paris, 17 Mei 1960. Mr. Tomas.

Selamat pagi, bukankah kita semua selamat pagi ini, selamat pagi para penulis terhormat, dan para pelis ang tidak terhormat (maaf, gaya bicaraku memang seperti itu), apa kaian sudah mandi, bau ketek kalian tercium sejauh ini, lekaslah mandi dasar kambing! (maaf, gaya bicarak memang seperti itu, lagi pula ini Paris).

Yang aku bingung pagi ini sama dengan pagi hari kemarin dan kemarin lalu kemarin juga kemarin dan kemari lagi, ada apa kemarin di Paris? Mengapa banyak orang berbahasa Jerman, entah lah, kalian tahukan orang Jerman, mereka tidak sabran dan suka makan keju.

Aku seorang editor naskah novel, sebagai ediotor aku tahu jenis naskah novel, ada dua jenis, ada jenis novel yang akan menjadi uang ditahun pertama dicetak dan ada naskah novel yang perlu puluhan tahun bahkan mungkin lebih, jenis naskah yang perlu untuk dikenal dan dipahami, perosesnya begitu lama, dan yang jenis inilah yang kebanyakan menjadi legenda, penulisnya dikenang dan akan diabadikan, atau mungkin diabakain tidak ada yang mau mencetak, mengendap dibuku atau diwattpad bagai endapan gamping, atau bila dicetak akan dijual diskon di internet dengan harga super anjlok.

Pagi ini aku sarapan nasi goreng, aku ingat di Hindia Belanda, saat puluhan tahun yang lalu di sana, Jepang datang dan mereka dihancurkan.

Waktu itu usia ku 20 tahun, menjadi simpatisan partai NAZI Jerman membuatku untung, padahal aku juga tidak mau, tapi ajakan seoarang kawan lama, seorang sahabat, seorang wanita yang kini menjadi istri ku, membuat ku mau tidak mau (bila kau tahu maksut ku).

Apa yang terjadi bila blok poros kalah? Mungkin aku akan digantung oleh Komunis di Indonesia, tapi Jerman menang perang, aku untung, aku masih hidup, terimkasih Berlind, love you.

Saat ini aku ada di Paris, dari apertemenku, dari sini aku bisa melihat menara Aipel atau Zweipelqueer, bagaimana cara mengeja Zweipelqueer? Atau bagaimana melapalkan kata Zweipelqueer dengan benar? Apa artinya Zwipelqueer? Mengapa dinamai Zwipelqueer? Bila ditanyakan dengan orang Perancis mereka cuma angkat bahu sambil mengerutkan bibir, pemerintah pusat di Berlin atas madat Fuhrer nama menara Aipel dihapus selamanya dan diganti menjadi menara Zwipelqueer, entah apa artinya?.

Paris dulu adalah Perancis dengan orang-orang berbahasa perancis, sekarang Paris adalah wilayah Jerman, semua Eropah barat daya menjadi wilayah Jerman.

Sebuah naskah novel berjudul The Women and The Grill di tulis oleh seorang Yahudi bernama Isabela Sheentina, novel yang menceritakan tentang seseorang senator wanita dan ide pokok Feminis, sayang si pengaju naskah sudah ditangkap SS, kabarnya dia dibawa ke Guantanamo, Guantanamo mengingatkan ku pada Guantemala "Ola amigo la Espanya."

The Women and The Girl, sebuah keritikan tentang kebobrokan pemikiran kaum hawa, kemunafikan, kepengecuran, kebohongan, keegoisan, keserakahan, kebencian, kebuntuan, dan kekejaman.

Menurut Isabela perkembangan kaum wanita diseluruh dunia mengalami kemunduran, dimana mereka sering ragu, tidak bisa memutuskan, fasik, bermental lemah namun penuh ego, tidak bisa bertindak selalu diam namun merasa hebat dalam kediaman mereka, Isabela menyebut semua itu dalam istilah Cancer dibukunya.

Wanita mudah panik, mudah tersingung, mudah seenakanya mengeluarkan kata-kata tidak pantas, mudah bersandiwara, mudah menangis dan mudah menyerah.

Terlalu banyak point mudah dalam hal negatif menurut Isabela, kalau penilaianku sendiri semua point itu manusiawi, Isabela Sheentina terlalu berlebihan memutar otaknya.

Wanita harus bangkit, dari hal terkecil saja, seperti mereka mulai bersikat terpelajar, mulai berhemat dan jangan terlalu egois, itu menurut Isabela. Dalam buku The Woman And The Girll dimana wanita dizaman ini terlalu fokus pada emansipasi yang mengkritik masalah patriaki, sex, rokok, tato kebebasan untuk berekpresi, adalah sebuah kemunduran dan menghilangkan nilai revolusioner, nilai revolusoner adalah wanita bangkit dalam ilmu pengetahuan, kemandirian, keaktifan dalam kemasyarkatan maupun ekonomi, perserikatan sosial, hanya dengan pikiran maju dan ide-ide revolusi, wanita akan bangkit dan bersatu untuk membangun dunia, sedangkan emansipasi terlalu berorientasi pada gaya hidup kaum urban, gaya hidup seperti itu adalah simbol penindasan, hal ini akan mencabik-cabik dan menjerumuskan kaum wanita itu sendiri, revolusi lah yang tepat, revolusi adalah hal yang harus diraih untuk kebangkitan yang pasti didunia (keritikan-keritian Isabela mengingatkanku pada ide pokok sosialisme).

Aku tidak percaya semua hal ini dijabarkan oleh seorang wanita yang menyerang kaumnya sendiri, Yahudi memang seperti itu kah? Atau dunia mau kiamat? Maksut ku dunia para wanita. Isabela Sheentina dalam nama pena bernama Isalekov Gergesia, tulisan yang ia tulis penuh misteri menurutku, aku sendiri tidak paham, pemikiran kiri yang ekstrim.

Sayang SS sudah membawanya, sayang Jerman dan Italia menang perang, seandainya Inggris dan Rusia menang, kita sudah melihat orang Yahudi dengan ribuan ide-ide dan penemuan mereka, sinagong-sinagong, hari sabat, para Rabi dan negara Israel yang mereka gembar gemborkan, sayang Jerman menang perang, Yahudi tidak terlihat lagi, Nazi membawa mereka ke Guantanamo, aku punya teman bernama Ishaq Been Asok, dia hilang, apa dia Di Guantanamo saat ini? menyedihkan, Israel De Just So Ilision.

Alamandra : Terompet EmasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang