Bab 4

11.5K 1.1K 66
                                    

Shasha berusaha menghindari kegiatan yang bisa mempertemukan dia dengan hantu masa lalunya. Dia tidak datang di setiap acara yang dihadiri Tristan, dia memang sengaja menghindar karena dia belum siap berhadapan langsung dengan Tristan. Walaupun Alvin dan Clara sudah memberinya rasa percaya diri yang tinggi, dia masih ragu dengan dirinya sendiri, bagaimana sikapnya nanti saat berhadapan langsung dengan Tristan. Dia takut kalau emosinya tidak terkendali dan melakukan kesalahan yang sama seperti masa remajanya dulu.

"yang ini bagus ga Sha" Clara menunjukan kalung berlian pilihannya. Modelnya sederhana dengan berlian tunggal sebagai liontinnya, sangat cocok untuk menghiasi leher jenjang Clara.

"cantik, pas buat mbak" ucapnya

"kalau ini" Maura menunjukan gelang dengan ornamen bintang dan bulan yang sudah melingkar cantik di pergelangan tangannya.

Shasha mengangguk "itu juga cantik mbak"

"pilihan kamu mana?" Tanya Maura yang sejak tadi memperhatikan Shasha yang hanya melihat tanpa minat.

"aku ga minat mbak, mbak aja yang beli. Hari ini aku cuma jadi assistan calon iparku" Shasha memberikan senyum menggoda pada Clara. Clara mengerucutkan bibirnya, tak terima.

Pandangan Clara kembali menyusuri deretan perhiasan yang ada di hadapannya, assistan toko berseragam merah dengan setia menemani mereka, membantu mengambilkan perhiasan mana saja yang ingin mereka coba.

"ini model terbaru punya kami mbak" gadis berseragam merah itu menunjukan kalung dengan liontin berbentuk ikatan pita.

"ini model terbaru ya Mona" Clara sudah mengenal gadis ini, karena dia, Maura dan keluarga mereka pelanggan tetap di toko ini, dan gadis bernama Mona ini yang selalu menjadi assistan mereka.

Clara sedang memperhatikan kalung cantik yang ada di tangannya dengan penuh minat. Maura dan Shasha datang mendekat karena mereka juga tertarik dengan kalung itu.

"cantik mbak" Shasha menunjukan ketertarikannya. Maura sudah mengambil alih kalung itu dari tangan Clara.

"bener ini memang cantik. Cocok buat kamu Sha" Maura menempatkan kalung itu di leher Shasha "cocok kan Ra" dia minta persetujuan Clara

Clara mengangguk setuju.

"ini kalung yang di pesan mas Tristan untuk pacarnya" Seperti biasa Mona akan membocorkan kepada Clara dan Maura perhiasan apa saja yang di beli Tristan untuk pacar-pacarnya sebagai hadiah perpisahan dan kemudian sambil memilih perhiasan mereka bertiga akan bergosip tentang pacar terakhir Tristan.

"ehemmn" Clara berdehem, tatapan penuh peringatan di tujukannya pada Mona, dan gadis itu langsung terdiam karena tau sudah melakukan kesalahan.

Dengan canggung Maura menyingkirkan kalung itu dari hadapan Shasha "cari yang lain aja Sha, ga cocok buat kamu" kalung itu di kembalikannya pada Mona.

"kalung itu terlalu biasa dan murahan untuku" ucap Shasha dengan kesal.

"Mona" yang di panggil Mona,  tapi semua kepala serentak menoleh kearah sumber suara.
Clara berdecak kesal, sementara Maura menghela nafas melihat kedatangan makhluk yang sementara ini mereka hindari.

Menyadari kehadiran kedua istrinya, Tristan menghampiri mereka "kalian disini" ucapnya, di ciumnya kedua kening perempuan itu seperti biasa.

"Alvin ga akan suka kamu ngelakuin ini" Clara mengelus keningnya yang dicium Tristan dengan kesal

Tristan tertawa dan mengacak rambut gadis itu "sebelum cincin melingkar di jari manismu kamu masih istri ku, kamu ga akan bisa membuang aku dengan mudah setelah selama ini memanfaatkanku" ucapnya, kali ini dengan raut wajah serius.

She is PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang