BAB 13

2.6K 405 31
                                    


"Kak Maura, bisa tolong iketin rambut aku. Sama dengan video yang semalem kita lihat" Calista sekarang sudah punya teman baru di rumah, sebelum tidur dia akan bermain dulu ke kamar Maura, sampai saatnya dia harus tidur dan di jemput Anin dia baru mau pindah ke kamarnya. Kalau pagi sekarang dia tidak lagi mencari Anin, Maura yang dicarinya.

"Manja banget dek sama Kak Maura" Tristan yang sudah berpakaian rapi ingin ke kantor tidak melepaskan kesempatan untuk menggoda adiknya.

"Biarin, kata papa gak apa-apa aku sama Kak Maura dulu, sampe Tristan punya istri. Tapi aku gak mau kakak kemarin yang jadi istri Tristan. Kakak itu nyebelin" omelnya

"Siapa?" Maura yang jemarinya sibuk mengikat rambut Calista penasaran dengan gadis yang dibicarakan mereka

"Vita" jawab Tristan yang sekarang duduk disamping Maura sambil memegang dasi, menunggu gilirannya untuk diperhatikan istrinya.

"Oh, aku kira Chesa" Maura menyelesaikan pekerjaannya pada rambut Calista "Gimana suka?" tanya nya. Gadis cilik itu mengangguk dan tersenyum puas melihat hasil pekerjaan Maura

"Makasih kak" dikecupnya pipi Maura dan kemudian gadis cilik itu berlari mencari mamanya untuk meminta sarapan paginya. Sekarang gantian Tristan yang menyodorkan dasinya.

"Repot banget ya, yang jadi istri kamu nanti, mesti ngurusin kamu yang gak bisa apa-apa" keluh Maura

Dijawabnya keluhan Maura dengan rasa percaya diri "Aku bisa bikin istriku bahagia"

Maura mendengus mendengar jawaban percaya diri Tristan.

"Kamu memang bisa membuat suamimu bahagia" Ucap Tristan begitu melihat dasi hasil pekerjaan jemari Maura

"Aku gak punya suami" Maura menjawabnya dengan ketus

"Nanti kan bakalan punya suami, anak . . . ." Tristan mendadak berhenti setelah melihat Maura yang melotot marah padanya

"Aku cuma mau ngingetin kamu, kapan mulai mau ngomong sama . . . ." Rasanya bibir Tristan sudah tidak sabar untuk menyebut nama itu, tapi dia harus bisa menahannya, membiarkan Maura sendiri yang akan mengungkapkannya pada ayah anaknya dan juga pada keluarga besar mereka "Kamu tahu kan, nanti kalau sudah terlihat bentuk perutmu, orang akan bertanya-tanya dan nanti aku yang dituduh" keluhnya membayangkan amarah papa dan mamanya kalau mereka beranggapan dia adalah ayah dari anak yang di kandung Maura.

"Tunggu, aku lagi ngumpulin amunisi dulu, buat menyerang musuh. Tenang aja, kamu gak akan jadi sasaran salah tembak"

Tristan jadi takut membayangkan bagaimana dunia lelaki itu akan di porak-porandakan Maura yang penuh amarah. Tapi dia juga sudah tidak sabar menanti hari itu, dimana lelaki yang penuh wibawa dan tegas itu akan diserang dari semua penjuru.

Ibu dari calon anaknya, keluarga besarnya dan juga perasaan lelaki itu sendiri akan menyerangnya.

Sedikit saja rasa kasihannya untuk lelaki itu, menurutnya lelaki itu pantas dihukum, kesalahannya sangat besar. Bagaimana mungkin gadis yang ada dibawah perlindungannya bisa diambil begitu saja, sekarang dia yang harus bertanggung jawab mengurusnya dan lelaki itu bisa bebas.

Bertanggung jawab pasti, pasti lelaki itu akan bertanggung jawab. Tapi Tristan akan memastikan lelaki itu mendapat hukuman, dan dia kan membantu menghukum lelaki itu.

"Tan, ada Om Dimas" Teriak Calista dari arah ruang makan

Maura mengepalkan tangan penuh amarah

Dan Tristan tersenyum jahat.

She is PrincessTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang