Aku masih membawa map berwarna biru saat menanti kedatangan Tiara yang katanya tadi mau ke kamar mandi.
Banyak mahasiswa yang berlalu lalang disini.Ya, aku sedang di kampus miliknya Om Azka.
Aku menyerah, aku akhirnya memilih kuliah di tempat yang sama dengan Tiara, kita cuma beda jurusan saja. Tiara memilih Fakultas Ekonomi dan aku memilih sastra. Aku suka membaca, aku suka menulis dan aku suka makan.
" maaf lama, soalnya aku tadi habis antri mau ikut mapala" ucap Tiara begitu sampai di dekatku
"Mapala yang kegiatan naik gunung itu?" Tanyaku sedikit heran
"Iya mapala itu, yang naik naik kepuncak gunung itu" jawabnya dengan cengiran khas miliknya "itu kita kasih map nya sama mbak yang ada di bagian administrasi itu, nanti kita dapet nomer tes" tunjuknya pada seorang mbak yang sedang di kerumuni oleh calon mahasiswa baru.
Setelah lama antri dan berdesakan kami akhirnya berhasil menukarkan map berisi formulir dengan nomer tes.
Dan memang sudah takdirnya kami dapat hari test yang sama."Mau ikut pulang naik motor atau pake taksi?"
"Ikut kamu naik motor aja, tapi kita nanti mampir makan dulu ya"
"Oke sip"
Untunglah hari ini aku memaki jeans, jadi tidak akan susah untuk duduk di motor matic Tiara. Memang hari ini sengaja tidak minta di antar Kak Alvin ataupun papa.
Mau belajar mandiri, walaupun tetep di temani Tiara. Tiara juga akan tinggal di rumah, karena mommy ngelarang Tiara untuk ngekost, mommy tadi pagi udah nelpon mami Citra dan sudah di putuskan kalau Tiara tidak akan menikmati masa mudanya dengan ngekost.
* * *
"Gimana hasil tes nya?"
Aku dan Tiara baru saja sampai dan duduk, tapi mommy langsung melancarkan pertanyaannya.
"Belum tau Mi, kan ga langsung keluar"
Tiara sejak dulu terbiasa memaggil Mi, untuk mommy"Mommy kira langsung tau hasilnya" Mommy tersenyum lembut "ya udah kalian makan dulu gih"
Tanpa di suruh dua kali, aku dan Tiara langsung menuju ruang makan
"Kalian udah pulang?" Sapaan Mbak Clara tidak juga memperbaiki mood ku begitu melihat siapa yang duduk di meja makan
Dengan memasang tampak cemberut aku mengambil posisi duduk di samping Mbak Clara dan Tiara di samping si hantu.
"Gimana hasil tes nya?" Kak Alvin mengajukan pertanyaan yang sama
"Belum tau, kan ga bisa di liat langsung Mas"
Tiara lagi yang menjawab
"Mas Tristan udah lama disini?"
Kenapa Tiara mengajukan pertanyaan basa-basi gak penting sih.
"Lumayan lama" jawab si hantu dengan santainya.
Tampak sekali dia menikmati makanannya.
Sementara aku, tidak tergoda dengan udang balado kesukaan ku. Karna hantu sialan yang gentayangan di rumah ku.
"Kamu lagi diet?"
Ha, si hantu ngajak ngomong
"Nggak, memang lagi gak nafsu aja. Hilang selera makan" jawabku dan sengaja menatapnya.
Duhh, siapa sih yang nendang kaki ku
"Inget dek, balas dengan cara elegan bukan kekanakan" Kak Alvin berbisik di sampingku, dengan gerakan seolah olah mengambilkan sayur kangkung ke piringku.

KAMU SEDANG MEMBACA
She is Princess
Romansa"kalian berdua, tidak ada yang benar-benar mau menjadi istriku kan?" "kenapa kau berkata seperti itu, sejak dulu kami berada di sampingmu, tidak pernah meninggalkanmu" Maura membela dirinya dan juga Clara "ya, dengan tujuan tertentu" jawab Tristan...