Chesa sulit untuk dihubungi, telpon tidak pernah diangkat, chat cuma dibaca dan kalaupun Tristan datang kerumahnya Chesa akan langsung sembunyi di dalam kamarnya. Jika terpaksa harus mengobrol dengannya, Chesa akan ngomong dengan nada yang ketus.
Chesa juga sudah punya pacar dan ini yang membuat Tristan merasa kalau kesempatannya untuk mendapatkan Chesa menipis. Pergerakannya juga tidak seleluasa dulu karena dia harus menjaga Maura, padahal yang harusnya bertanggung jawab adalah om nya. Tapi sekarang dia merasa seperti suami siaga menghadapai kehamilan Maura yang banyak mau nya. Dia membayangkan jika anak Maura adalah perempuan dan menjadi perempuan yang banyak mau nya, maka kasian suaminya.
"Berhenti, mondar-mandir" Perintah Maura
Tristan menghentikan kegiatan tidak jelasnya, lelaki itu sedang bingung dan kesal dengan keadaannya sekarang
"Kenapa kalian gak nikah aja sih" Akhirnya dia mau juga mengeluarkan unek-unek dihatinya
"Aku gak mau menikah tanpa rasa cinta"
"Tapi kalian sudah buat anak bersama" Tristan kesal dengan Maura yang menolak ajakan menikah dari Dimas "Kalian sudah bercinta" tegasnya
"Tristan!" pipi Maura bersemu merah "Kami gak bercinta, itu kecelakaan"
"Kalau kecelakaan kalian akan ada dirumah sakit, kesakitan. Bukan diranjang, ke enakan"
"Tristan!!!" Kali ini bantal tepat mengenai wajah Tristan "Berhenti ngomong yang enggak-enggak"
Maura seharusnya tau bagaimana sikap Tristan, terkadang Tristan bisa mengutarakan apa pun tanpa memikirkan perasaan orang lain
"Sudah aku bilang itu kecelakaan" tegasnya
Tristan akhirnya duduk di samping Maura "Cerita!" pintanya. Sekarang dia serius ingin tahu bagaimana Dimas bisa mengambil istrinya yang selalu dalam pengawasannya
"Kamu inget waktu aku bilang aku mau pergi dengan temanku"
"Teman kencan kamu itu?"
Maura mengangguk "Rio, Aku pergi ke club malem" Maura sendiri meringis, mulai tidak nyaman menceritakan kebodohannya "Aku ketemu Dimas, kami cuma saling nyapa dan kemudian aku sibuk ngobrol dan minum dengan Rio. Rio orangnya asik di ajak ngobrol, aku gak tau apa yang aku minum dan berapa banyak aku minum. Sampai aku ngerasa kesadaran aku mulai menurun dan pas aku bangun aku sudah bangun disamping Dimas"
"Kamu gak inget kejadiannya gimana?"
"Aku gak inget Tan, aku gak inget!" Maura menjatuhkan tubuhnya keatas kasur dan menutup wajahnya dengan bantal, meredam kekesalannya
"Kasian kamu, gak inget gimana rasanya malam pertama"
Maura langsung sigap dan kembali memukul Tristan dengan bantal karena Tristan juga ikut berbaring disampingnya. Bagaimana Tristan bisa memikirkan hal itu sedangkan Muara merasa sedih atas keadaannya. Tristan tertawa setelah mendapatkan bantal yang digunakan Maura untuk memukulinya.
"Oke berhenti" ucapnya sambil memegangi tangan Maura "Setelahnya, om aku itu ngomong apa?"
"Dia cuma ngomong. . . ini kecelakaan" Maura mengingat bagaimana syok nya dia setelah tahu bahwa apa yang sudah mereka lakukan membuatnya tidak pantas untuk disebut sebagai seorang gadis dan laki-laki yang bertanggung jawab untuk perubahan statusnya dengan santainya mengatakan apa yang mereka lakukan adalah kecelakaan.
Setelahnya Dimas tidak perduli dengan keadaannya, berdiri, memunguti pakaiannya dan menghilang di balik pintu kamar mandi, meninggalkan Maura yang masih meratapi nasibnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
She is Princess
Romance"kalian berdua, tidak ada yang benar-benar mau menjadi istriku kan?" "kenapa kau berkata seperti itu, sejak dulu kami berada di sampingmu, tidak pernah meninggalkanmu" Maura membela dirinya dan juga Clara "ya, dengan tujuan tertentu" jawab Tristan...