Berhenti Menghindari I

11.4K 612 15
                                    

Hari kedua sebelum pelantikan.

"Yosh! Semangat Naruto!" Ucapnya pada dirinya memberi semangat.

"Cih! Sai memberi ku buku apa sih? Aq tak niat membacanya" ucap nya ketika melirik tumpukan buku yang tergeletak di atas meja.

Hari ini agenda Naruto sama seperti hari sebelumnya. Persiapan Pelantikan Hokage. " semoga aku tak disuruh duduk berjam-jam hanya untuk mendengarkan petuah para tetua~" ucap Naruto lesu.

"Oh ya!" Seru nya tiba tiba semangat. Hari ni agenda nya tak hanya menemui tsunade tapi juga ada janji itu. Janji makan dengan Hinata. Yah walaupun dia berkata akan mengundang rookie 12.

"Naruto! Ohayoo!" Suara yang penuh semangat masa muda.

"Lee!" Balas Naruto.

"Ingin mengikuti latihan pelantikan ya Naruto?"

"Ya begitulah." Cengirnya lima jari.

"Semangat Naruto!" Ucap Lee sambil menepuk pelan pundak kawannya itu.

"Lee.. bisa kah kau mengabari teman-teman untuk datang ke Yakiniku jam 9 malam?"

"Woa! Apa ini traktiran?" Seru lee semangat.

"Ya tentu saja! Hehehe" cengirnya.

"Baiklah! Aku akan mengumumkan berita gembira ini!" Penuh semangat.

Hari ini pelatihan yang di ajarkan Tsunade adalah bagaimana cara kerja pemberian misi, memilih tim, dan evalusi kerja tim hingga laporan misi.

Karna hari ini Naruto dalam kondisi fit dan pikiran yang sehat dia dapat memahami penjelasan Tsunade dengan baik.

"Wah kau selamat dari jitakan dari ku hari ni Naruto" bangga Tsunade.

"Hehe. Aku tak sebodoh yang kau pikirkan Tsunade-obaasan." Ucapnya bangga.

"Ck. Dasar! Kalau begitu pergi lah sana." Usir tsunade.

"He? Sudah selesai? Padahal ini masih jam 3 siang." Keluhnya.

Padahal kemaren dia ingin segera selesaikan pelatihan tapi hari ni dia malah protes saat diberi pulang cepat. Naruto memang agak aneh.

Berjalan keluar kantor Hokage. "Masih jam segini. Apa yang harus ku lakukan?" Gumamnya.

Menatap lurus kedepan jalan Konoha. Rumah penduduk berjejer dengan rapi. Warga desa yang melakukan aktifitasnya. Udara yang segar. Pohon yang rimbun dan hijau. Tawa hingga teriakan yang berhasil di tangkap indra pendengarnya.

Dia sangat bersyukur. Konoha tidak menjadi sasaran bijuu dama saat perang ke-empat.

"Ini lah yang harus ku lindungi." Gumamnya lirih dan tenang.

Namun seketika tenang Naruto dalam artian jantungnya tak bertahan lama. Ketika indra penglihatnya melihat seorang gadis berambut indigo mendekat kearahnya. Yang bisa dilakukannya hanya tersenyum lebar.

Dia berharap gadis itu akan menyapa dengan ramah. Mungkin menanyakan keadaanya atau hanya menyebut namanya juga tidak masalah.

Sayangnya itu hanya harapan Naruto. Karna nyatanya sang gadis hanya melewati Naruto tanpa menyapa atau bahkan meliriknya.

"Hinata!" Panggil Naruto segera. Dia tidak ingin lagi terjadi ketidak cocokan antara otak dan hatinya.

Hinata menoleh. Menatap Naruto datar tanpa mengeluarkan suara. Tapi dari wajahnya bisa diketahui dia berkata 'apa?'

"Jangan lupa datang jam 9 di yakiniku ya" undang Naruto.

"Ya.. akan saya u.." jawab Hinata seperti tadi malam ketika pertama kali Naruto mengajaknya namun terputus.

End Of War, Start For EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang