[Naruto POV ]
Dingin. Hujan mengguyur tubuh ku. Berlindungi di bawah pohon dengan hujan selebat ini adalah sia-sia. Berdoa tidak ada petir yang menyambar pohon tempat ku menanti kedatangannya.
Entah mengapa kaki ku tak ingin melangkah pulang. Otak ku menyuruh ku berhenti menunggunya. Jika pun malam ini aku tak bisa bertemu dengannya bukan kah masih ada esok hari. Bukan kah lebih baik aku menghangatkan tubuhku di bawah selimut usang di apartemen sederhana ku. Terlelap dalam tidur yang mungkin bisa menghantarkan ku ke alam mimpi. Mimpi indah. Mungkin mimpi bertemu dengannya.
Tapi... disinilah aku. Aku percaya dia akan datang. Dia telah berjanji. Ia tak mungkin mengingkari janjinya. Karna tidak menarik kata-kata adalah jalan ninja kami.
Hinata.
Sejak kapan ia memasuki pikiran ku seperti ini? Dia sahabat ku. Teman seangkatan ku yang berharga. Teman yang selalu ada disaat diri ku terpuruk. Dan aku ingin ada untuknya ketika dia dalam keadaan yang buruk pula.
Tap. Suara kaki langkah walaupun tak senyaring suara hujan dan petir berhasil menyadarkan diri ku.
Rambut indigo yang basah adalah hal pertama yang ku lihat. Dan aku tau hanya satu orang yang memilikinya.
"Hinata..." aku menegurnya.
Dia membalas sapaan ku dengan menyebut nama ku. Hati ku sangat senang. Dia sudah lama tak menyebut nama ku.
Aku ingin berbicara banyak dengannya. Tapi kenapa hanya ada kesunyian diantara kami. Ia memutuskan membuka suara terlebih dahulu. Tapi lagi-lagi dengan gaya bicara yang dingin, dia menyebut tittle yang akan ku sandang. Sungguh aku tak ingin mendengar dari orang didepan ku ini yang sudah akan melangkahkan kakinya pergi.
Pergi. Lagi. Dia akan pergi. Aku tak mau. Aku ingin lebih lama bersama nya. Menarik paksa lengannya adalah tindakan yang ku lakukan.
Tanpa ku sadari aku membentaknya. Mengatakan hal yang selama ini ku yakini adalah masalahnya. Dia ingin membuang hatinya kan. Dia menghindari ku. Dan aku tak ingin dia menghindari ku.
Tatapan matanya menyiratkan aku telah melukainya. Mungkin karna genggaman tangan ku yang terlalu erat. Tapi sorat mata itu. Aku bisa melihat luka yang dalam. Luka yang mungkin tak bisa ku obati.
Hinata pergi.
[ End Naruto POV ]
Naruto pulang ke apartemennya. Tanpa niatan mengganti bajunya yang basah ia membaring diri di lantai samping tempat tidurnya.
Hanya menarik selimut usangnya. Mencoba memejamkan matanya.
Dingin.
Hampa.
Mentari pagi masuk melalu jendela kamar calon Rokudaime. Besok adalah hari pelantikannya. Tapi dia tidak berniat bersiap. Dia tidak peduli. Menarik selimut adalah pilihannya.
Kantor Hokage menjadi ricuh. Seharusnya orang yang mereka tunggu untuk persiapan akhir telah datang 3 jam lalu. Tapi tanda-tandanya sampai detik ini pun tak terlihat.
Godaime Hokage sudah tak bisa menahan kesabarannya. Ia menyuruh Sakura pergi menjemput Naruto.
"Naruto!" Teriak Sakura dari depan kamar aparteman sahabatnya.
Tak ada jawaban.
"Jika kau tak keluar. Aku akan menghancurkan pintu mu!" Ancam Sakura.
Masih tak ada jawaban.
"Shannar.." ancang-ancang Sakura terhenti. Karna ada suara yang mengintrupsinya.
"Pergi!" Ucap Naruto tajam.
KAMU SEDANG MEMBACA
End Of War, Start For Everything
FanficPerang dunia ke empat telah usai. Semua kembali ke desa masing-masing. Kegaulaun Naruto tentang perasaan yang tak ia mengerti. Di balik sikap Hinata yang menjauhi Naruto. PILIH ENDING VERSI MU SENDIRI temukan tiga panel ending dengan versi yang ber...