Berhenti Menunda

10.1K 567 35
                                    

"..... aku punya firasat kau akan kehilangan dirinya hari ini." Ucap Kurama

DEG

Jantung Naruto kembali terpompa kencang saat mendengar perkataan Kurama.

"Apa maksud mu Kurama?" Naruto bertanya. Tapi sayangnya Kurama telah memutus komunikasinya. Naruto kembali kekesadarannya.

"Dimana Tsunade-sama?" Tanya Tenten.

"Hm.. katanya masih harus bertemu dengan para tetua konoha." Jawab Sakura.

"Akhir-akhir ini aku tak pernah melihat Hinata-san. Apa dia baik-baik saja?" Tanya Lee.

Shino dan Kiba tidak merespon. Terakhir mereka bertemu dengan Hinata saat misi solo pertama. Setelah itu mereka tak pernah bertemu. Mereka juga khawatir dengan teman setim mereka tapi apadaya setiap kali berkunjung kekediaman Hyuga mereka tidak diperbolehkan bertemu.

"Ku dengar keluarga hyuga tidak datang hari ini. Mereka punya acara sendiri." Tambah Sai.

"Kemaren pulang dari membeli kripik edisi terbatas, aku bertemu pemuda dari luar desa membawa bunga dan hadiah. Katanya untuk Hinata, dia juga selalu memuji-muji Hinata." Chouji menambahi.

DEG. Lagi. Jantung Naruto berdegub.

Naruto mendengar semua obrolan temannya yang berakhir seperti gosip dari pada sebuah informasi.

"Woa! Woa! Jangan-jangan.." Ino mulai antusias. Memotong kata-katannya sendiri membuat yang lain penasaran.

"Apa? Ino-pig jangan bikin penasaran!" Sakura juga ikutan.

"Pemuda itu datang untuk acara Hyuga!" Lanjut Ino.

"Maksud mu?" Tenten mulai mendekat bergabung dengan para gadis.

"Pernikahan!" Teriak Ino girang.

DEG. DEG. DEG.

"Apa??!!" Respon semuanya kecuali Naruto. Sasuke dan Shikamaru tetap stay cool.

"Aish! Kalian ini kompak sekali. Begini.. kalian tau kan Hyuga itu klan yang paling patuh." Jelas Ino

"Hm..hm.." yang lain hanya manggut-manggut saja kecuali Naruto.

"Jadi.. tidak mungkin mereka melewatkan acara penting seperti pelantikan hokage jika mereka tidak memiliki acara penting juga." Lanjut Ino mengutarakan spekulasinya.

"Nah.. jadi menurut kalian jika ada pemuda, bunga, hadiah, kalimat pujian disatukan dengan acara sakral dari klan yang memiliki putri, acara apa yang cocok?" Ucap Ino lagi.

DEG. DEG. DEG. DEG. DEG. DEG. DEG. DEG. DEG.

"Naruto! Bagaimana menurut mu?" Tanya Ino melihat Naruto yang dari tadi hanya menunduk.

'Dash' Naruto meloncat ke atap terdekat dari tempatnya berada.

"Aku pergi dulu!" Ucap Naruto.

"Apa yang kau lakukan? Acaranya akan segera dimulai!" Teriak Sakura.

"Ada hal penting yang harus ku lakukan!" Balas Naruto sambil berlalu pergi namun suaranya masih bisa didengar.

"Ha? Apa lagi yang lebih penting dari palantikannya?" Respon Ino.

"Mendokusai~" Nara Shikamaru mengeluarkan kata favoritnya.

"Naruto itu apa-apaan!" Sakura habis kesabaran.

"Biarkan saja!" Ucap Sasuke berhasil meredakan Sakura.

#beralih ke posisi Naruto#

Hati, otak, dan seluruh anggota badannya berpendapat sama. Dengan jantung berdetak kencang Naruto berhasil mengaktifkan mode sannin. Melacak keberadaan Hinata yang pasti berada di kediamannya.

End Of War, Start For EverythingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang