26 Juni 2010
Firasat itu datang lagi. Firasat yang membuat segala mimpi buruknya menjadi kenyataannya. Sekilas peringatan ia terima dari firasat terkutuknya tersebut. Kali ini firasat itu beda. Mimpi buruknya pun semakin menakutkan.
Perlahan-lahan,gadis itu mencoba dengan sekuat tenaga untuk bangun dan menyelesaikan mimpi buruknya. Ia ketakutan. Ia sangat ketakutan. Mimpi itu terus berlanjut membuatnya semakin ingin meraung dan berteriak meminta tolong.
BARRR BARRRR
"AAAAKKKKK!" Nayeon terbangun tepat setelah suara petir yang begitu keras menyambar. Ia sangat bersyukur akhirnya ia terbangun dari mimpi buruk yang tadi membuatnya ketakutakan setengah mati.
Nafas gadis itu tidak teratur karena ketakutan. Setelah beberapa detik mencoba mengatur nafasnya,akhirnya Nayeon mencoba berdiri dari kasurnya meninggalkan kamarnya. Langkahnya gontai,ia tak punya begitu banyak tenaga untuk berjalan dengan benar.
Kepalanya begitu sakit,dan ia tidak bisa merasakan tubuhnya. Ia seperti mati. Tubuhnya seaakan melayang. Jalannya benar-benar tidak teratur sehingga beberapa barang yang dilewatinya berjatuhan menciptakan suara yang langsung membuat salah satu pengisi rumahnya terbangun.
"Ya! Im Nayeon?!"
Itu suara kakaknya. Dengan sigap ia langsung menangkap tubuh Nayeon yang sebentar lagi sepertinya akan terjatuh. Badan Nayeon sangatlah panas dan ia berkeringat banyak. Gadis itu benar-benar terlihat kacau.
"Nayeon-ah! Nayeon-ah! Ya! Bangun! Ya! Im Nayeon!"
Lelaki bernama Im Jaebum terus berusaha untuk membangunkan Nayeon dan mengembalikan kesadarannya tapi gadis itu kini pingsan tak sadarkan diri membuat Jaebum semakin khawatir. Khawatir takut terjadi sesuatu yang lebih buruk dari ini.
Lelaki itu sebenarnya tau apa yang terjadi pada adiknya. Firasat terkutuk itu datang lagi mengahantui Nayeon membuatnya bermimpi buruk dan menjadi seperti ini. Lalu tak lama setelah itu kejadian buruk akan menimpa adiknya membuat Nayeon menderita.
•••
5 tahun kemudian
"Im Nayeon! Ah jinjja!!" gerutu lelaki bernama Park Jimin seraya merapihkan dan membersihkan piring-piring bekas dirinya dan Nayeon makan.
Jimin berdecak kesal karena setiap kali ia dan Nayeon makan,sudah pasti ia yang harus membersihkan segalanya sedangkan gadis itu langsung kabur kembali ke kamarnya dan mengunci diri didalam kamar.
"Haaa.. Jika saja gadis itu bukan kiriman Tuhan,sudah ku usir dia." Ucap Jimin yang sibuk mencuci piring-piring dihadapannya.
Meski daritadi ia terus saja mengumpat dan memaki kesal,ia tetap menyelesaikan tugasnya. Setelah selesai menyimpan kembali piring-piring yang baru ia cuci ketempatnya,ia segera melangkahkan kakinya menuju kearah kamar Nayeon.
Jimin mengetuk pintu kamar gadis itu dengan kesal tapi tak ada balasan apapun dari Nayeon. Akhirnya ia mencoba untuk membuka pintu kamar Nayeon sendiri dan ternyata pintu kamar itu tidak terkunci sama sekali.
"Ya! Nayeon-ah,aku lagi dan aku lagi! Kau begitu jahat!" amuknya begitu ia masuk kedalam kamar Nayeon. Seketika ekspresi wajahnya yang kesal berubah ketika melihat Nayeon yang sedang menangis tersedu-sedu dikasurnya."Im Nayeon?"
Nayeon yang tadi mendengar pintunya terbuka dan diringi suara Jimin setelahnya langsung terkejut dan segera menghapus air matanya karena kini Jimin sedang melihatnya dengan ekspresi kasihan.
"Park Jimin..." ucapnya lemas,"Kenapa kau masuk tanpa izin,huh? Kau-"
"Tadi aku mengetuk pintu kamarmu,bodoh." Sela Jimin cepat sebelum Nayeon mengatakan banyak hal karena ia masuk kamar gadis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
[Seventeen|Twice|BTS FanFiction] Falling for You
FanfictionNayeon mengidap suatu penyakit aneh. Entah bisa disebut penyakit atau tidak. Setiap kali dirinya merasakan suatu firasat tidak enak, Maka sesuatu yang buruk akan menimpanya. Firasatnya selalu memperingatinya. Bahkan menghancurkan hidupnya. Park Jimi...