Part 16

517 64 6
                                    

"Nayeon-ah.." panggil Mingyu membuyarkan tangis gadis didepannya.

Nayeon sekilas menatap kearah Mingyu sambil mengusap air matanya yang sukses membasahi pipinya. Mingyu pun berniat membantu Nayeon berdiri tapi gadis itu dengan cepat menolak bermaksud bahwa ia bisa berdiri sendiri tanpa bantuan Mingyu. Tak lupa Nayeon membersihkan roknya yang mungkin kini kotor akibataspal jalanan.

Belum saja Nayeon menenangkan dirinya,Mingyu sudah menarik tangannya dan membawanya menjauh dari tempat mereka barusan. Meski awalnya sedikit terkejut,Nayeon tidak bisa mengatakan apa-apa. Bukan tidak bisa,lebih tepatnya ia tidak mau. Nayeon dengan pasrah membiarkan Mingyu menariknya sambil memimpinnya berjalan.

Tak lama,Mingyu membawa Nayeon ketempat yang Nayeon sendiri tidak tau dimana. Semacam taman tapi tidak ada jalanan beraspal,hanya sebuah track tanah yang ditemani pohon-pohon dengan daun-daunan lebat juga bunga warna-warni layu yang menghiasi tempat tersebut.

Nayeon melihat sekelilingnya. Matanya meneliti setiap sudut tempat asing tersebut. Sejuk dan nyaman. Hanya itu yang ia rasakan. Selama setelah 5 tahun lamanya,ia tidak pernah bisa menikmati tempat-tempat di Seoul hingga mengetahui ada tempat yang nyaman seperti ini membuatnya begitu senang. Sudah lumayan lama sebenarnya Nayeon ingin diam ditempat yang seperti ini.

"Aku hanya memberi tahu padamu,ya." Sahut Mingyu mengambil alih pandangan Nayeon.

Gadis didepan Mingyu masih tidak bicara apa-apa. Faktor baru saja menangis,rasanya membuka mulut atau menggerakan salah satu bagian tubuh saja malas. Dan gadis disebelah Mingyu itu mengangguk lemas,ia juga hanya melemparkan ekspresi ingin tahu tanpa membuka mulutnya.

"Ini adalah tempat aku dan teman-temanku bemain. Ini tempat rahasia yang tak banyak orang tau keberadaannya."

Gadis dengan rambut panjang hitam itu sekilas menunjukkan ketertarikan pada cerita yang baru saja Mingyu bicarakan. Mengetahui tempat ini tidak banyak yang mengetahui membuatnya semakin tertarik mendengar sepatah kata yang akan keluar dari mulut Mingyu. Dan Mingyu yang melihat ketertarikan Nayeon tersebut terlihat sedang menarik nafas untuk mulai menceritakan masa lalunya.

"Dulu,ini adalah salah satu tempat untuk aku dan sahabatku berkumpul dan bersembunyi. Kau lihat rumah kecil tua yang sudah mau runtuh itu?"

Nayeon mengikuti arah pandang yang ditunjukkan oleh jari Mingyu. Matanya menangkap rumah yang baru saja Mingyu sebutkan. Sebuah rumah pohon kecil sederhana yang bertempat tak jauh dari tanah. Rumah pohon itu tidak terlalu tinggi,hanya ada 4 anak tangga untuk dinaiki. Dan ya,rumah itu terlihat hampir saja runtuh tapi masih bertahan ditempatnya.

Mingyu sekilas melirik kearah Nayeon memastikan apa gadis itu melihat arah pandangnya atau tidak. Tapi seketika,pandangan Mingyu tercuri. Ia merasa nyaman untuk terus melirik wajah Nayeon sekarang. Wajah dingin tanpa ekspresi Nayeon membuat Mingyu merasa tak lelah untuk terus memperhatikannya.

Secara mengejutkan,Nayeon tiba-tiba saja menoleh kearah Mingyu dan gadis itu seketika kaget akibat jarak wajah diantara ia dan Mingyu benar-benar mendekat. Dengan cepat,Nayeon menghindar dan menunjukkan wajah terkejut sedangkan Mingyu terlihat tenang,bahkan lelaki itu tersenyum jahil membuat Nayeon menjadi panik.

"Aaahh,mwo?!" Sahut Nayeon tiba-tiba kesal.

Ia akhirnya membuka mulutnya,ucap Mingyu dalam hatinya sambil terus tersenyum menatap kearah Nayeon. "Aku hanya ingin memastikan apa kau masih hidup atau tidak."

Nayeon seketika mendesis kesal mendengar perkataan menyebalkan dari Mingyu,"Aku akan bertindak seolah-olah tidak pernah mendengar perkataanmu. Jadi mohon tarik omonganmu sekarang."

"Hallooo,Im Nayeon. Daritadi kau tidak membuka mulutmu. Ekspresimu kosong. Kau sudah seperti mayat hidup,tau." Ungkap Mingyu dengan nada seolah memperingatu Nayeon mana lagi ia melipatkan kedua tangannya.

[Seventeen|Twice|BTS FanFiction] Falling for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang