Part 17

615 65 12
                                    

"Tidak."

Mingyu menatap kearah Nayeon bingung. Padahal tadi gadis itu terlihat ingin sekali mendengar ceritanya. "Serius? Kau tidak mau mendengarnya?"

Nayeon mengangguk mantap. Ya walau masih dengan wajah yang malas. "Aku lebih ingin bertemu dengan mereka." Lanjutnya.

Lelaki disebelah Nayeon terdiam dan kini ekspresi wajah mereka sama dengan Nayeon. "Kenapa kau ingin bertemu mereka?" Tanya Mingyu serius.

"Maksudku,aku sepertinya harus melihat langsung apa benar ada seseorang yang ingin menjadi sahabat seorang Kim Mingyu?" Canda Nayeon dengan tawa kecil menghiasi kalimatnya.

Yang diajak bicara hanya tersenyum malas. Entah ia harus tertawa atas candaan Nayeon atau malah merasa marah pada candaan yang lumayan menusuk hatinya itu. Hatinya tiba-tiba panas dan otaknya seketika mereset kenangan yang benar-benar buruk bahkan bisa membuatnya sesak nafas. Wajah sahabatnya tiba-tiba muncul,entah dari mana.

*
"KIM MINGYU!"

"JANGAN! PERGI SAJA! BAWA WONWOO PERGI DAN KELUAR DARI SINI CEPAT!!"

"Tidak apa-apa,Mingyu-ya..."

"Hyung baik-baik saja. Kau harus berbaikan dengan Wonwoo. Kalau tidak,aku akan marah dan membencimu selamanya."

"Tolong ingat bahwa kau selalu menjadi sahabat terbaikku. Juga dongseng kesayanganku. Jangan bertambah tinggi,ya."

"Hyung janji akan menemuimu lagi. Hyung janji."
*

Nayeon menjadi panik begitu melihat keringat dingin mengucur dari pelipis Mingyu. Lelaki itupun terus menyentuh kepalanya. Ia terlihat super kesakitan. Tapi Nayeon sendiri tidak tau harus bagaimana.

"Mingyu!" Panggil Nayeon dengan nada panik yang begitu jelas,"Ya! Kim Mingyu!"

Dengan sekuat tenaga,Nayeon menggenggam lengan Mingyu erat mencoba menenangkan lelaki itu. Matanya terus bergetar menunjukkan suatu ketakutan.

Genggaman tangan Nayeon pada lengan Mingyu semakin erat seiring kesakitan Mingyu yang semakin besar. Detik selanjutnya,Mingyu tiba-tiba saja terdiam dan ia menatap kearah Nayeon tepat dimatanya. Dari sorot matanya,Mingyu kelihatan begitu takut dan ia terlihat ingin menangis.

"Mingyu-"

Belum saja Nayeon menyelesaikan perkataanya,badan Mingyu sudah menyosor memeluk Nayeon begitu erat. Lelaki itu bahkan terdengar menangis. Badannya bergetar hebat,membuat Nayeon semakin merasa bodoh karena tidak tau harus bagaimana.

"Kumohon...." Lirih Mingyu disela tangisannya. Pelukannya pada Nayeon tidak melonggar sedikitpun,"Aku mohon jangan tinggalkan aku. Aku tidak punya siapa-siapa lagi."

Nayeon terdiam. Badannya seketika kaku mendengar suara lirih Mingyu. Mingyu benar-benar terdengar sangat memohon dan itu membuat Nayeon menjadi penasaran sebenarnya ada cerita apa yang terjadi pada lelaki ini.

Tangan Nayeon perlahan-lahan bergerak untuk membalas pelukan Mingyu. Ia ingin tangannya dengan lembut menenangkan Mingyu yang terlihat begitu menyedihkan. Melihat Mingyu yang tidak biasa,membuat Nayeon seolah-olah sedang bercermin dan melihat dirinya sendiri. Nayeon seketika ingat,ia juga begitu menyedihkan.

•••

Jimin begitu terkejut melihat sosok ibunya yang berada tak jauh dihadapannya. Ibunya terlihat menangis tapi begitu Jimin mendapati keberadaannya,ia langsung menunjukkan sebuah senyuman yang malah membuat Jimin seketika khawatir.

Dari belakangnya,Jimin mendengar suara bibinya yang menyuruh para murid untuk bubar dan kembali kekelas mereka. Begitupun neneknya yang dengan perasaan kesal kembali keruangannya. Semuanya pergi menyisakan Jimin yang berdiri kaku sambil memandang ibunya yang sama-sama hanya berdiri kaku.

[Seventeen|Twice|BTS FanFiction] Falling for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang