Part 18

566 52 6
                                    

Lelaki mungil itu membuka matanya. Detik selanjutnya ia berdecak bingung karena ia tidak tau dimana ia berada sekarang. Anak kecil itupun melihat sekitarnya dan matanya seketika menangkap sosok seorang gadis manis yang sama-sama mungil sepertinya. Gadis itu terlihat tertidur lelap di amparan kasur lantainya tepat disebelah dirinya.

"Dimana aku?" Gumamnya sambil mencoba berfikir positif karena ia sekarang merasa takut.

Bila diperhatikan lagi,ia tertidur di ruang tengah sebuah rumah dan sepertinya gadis disebelahnya ini sedang menikmati tidur siangnya karena jam menunjukkan pukul 12 siang. Lelaki itupun menoleh kesebelah kirinya,ia melihat keluar rumah dan ia mendapati sepedanya. Sepedanya rusak hebat.

"Mmm..hmmn.."

Lelaki itu tergerak. Ia terkejut karena gadis yang barusan disebelahnya,terbangun dari tidurnya dan melihat kearahnya dengan tatapan 'kenapa.kau.?.'

"Siapa kau?" Tanya anak lelaki itu.

Yang ditanyai bukannya membalas tapi malah berdiri dan meninggalkannya sendirian begitu aja. Lelaki itu tidak tau apa dia harus kabur dan pergi dari sini secepat mungkin atau tetap diam dan menunggu kehadiran gadis itu lagi karena tak lama,gadis itu kembali dengan membawa segelas air minum.

"Ini. Minum dulu." Tawarnya sopan. Yang ditawari awalnya ragu,tapi karena wajah gadis itu tak terlihat seperti penjahat atau sejenisnya,ia menerima air minum itu. Toh ia memang haus.

Selagi si lelaki meminum airnya,gadis itu hanya diam tepat didepannya dan menatap kearah lelaki itu lekat. Menerka-nerka seluruh bagian wajahnya. Terlihat tampan dan dingin,fikirnya.

"Ohiya,namaku Nayeon. Namamu siapa?" Kata gadis mungil itu tiba-tiba.

Kembali lelaki itu terlihat ragu antara mau menjawab atau tidak. Tapi,tatapan dari mata Nayeon terlihat pure menunjukkan gadis itu hanya sebatas anak kecil polos yang mengajak berkenalan. "Wonwoo. Jeon Wonwoo." Balas lelaki itu pada akhirnya.

Nayeon mengangguk mengerti. Ia masih menatap dan memandangi Wonwoo,padahal lelaki itu terlihat merasa risih karena terus diperhatikan. "Barusan... Kau kenapa terjatuh?"

Wonwoo terdiam setelah menyimpan gelas minuman barusan dipinggir badannya. Mata Nayeon sama sekali tidak lepas dari wajah Wonwoo dan pertanyaan dari Nayeon barusan itu adalah jawaban dari mengapa gadis manis itu terus memandangi Wonwoo. Ternyata gadis didepannya menyimpab banyak pertanyaan yang ingin ia lemparkan pada Wonwoo.

"Apa aku terjatuh?" Tanya Wonwoo bukannya malah menjawab pertanyaan dari Nayeon.

"Ya. Kau terjatuh dan terluka." Jelas Nayeon sambil menunjuk kearah lutut Wonwoo yang diperban. "Apa masih sakit?"

Wonwoo melirik kearah perban di lututnya. Sakit. Sakit sekali. Tapi disisi lain ia tidak merasa apa-apa. Bukan berarti rasa sakitnya hilang. Hanya saja,meskipun ia merasa kesakitan yang luar biasa,Wonwoo terlihat polos seolah ia tidak merasakan kesakitan. Ia sakit,tapi tidak bisa mengekspresikannya.

"Apa kau tidak kesakitan?" Celetuk Nayeon masih penasaran. Mungkin ini pertama kalinya ia melihat sebuah luka.

"Iya. Aku kesakitan." Jawab Wonwoo polos. Ia dapat melihat bahwa Nayeon merubah raut wajahnya. Dari penasaran jadi kebingungan. "Ini sungguh sakit sekali." Lanjutnya.

"Bukannya kau harusnya teriak? Seperti.. YATUHAN AKU KESAKITAN. LUKA KU SEPERTINYA PARAH,INI SAKIT SEKALI. SESEORANG BAWA AKU KERUMAH SAKIT,seperti itu."

Wonwoo tersenyum kecil menandai ia terhibur oleh candaan gadis kecil didepannya. Tapi,hanya sebatas senyuman tak lebih padahal Nayeon sudah terlihat seperti orang kehilangan jiwa yang berteriak-teriak. Dan kekurangan ekspresi dari Wonwoo itu membuatnya semakin kebingungan.

[Seventeen|Twice|BTS FanFiction] Falling for YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang