Pernyataan Mengejutkan Revan

10.6K 649 3
                                    

"Woy jangan ngelamun mba," ucap Davian tepat ditelingaku.

"Siapa juga yang ngelamun, sotoy," balasku sensi. "Aduh soto nya lagi gak ada mba, itu tempatnya yang dipojok tutup," ucap Davian dengan alis yang terangkat-angkat.

"Jayus," balasku yang langsung mengambil mie ayam bakso pesananku dan memakannya. Aku yang makan dengan serius hanya mendengarkan celotehan Davian.

Sumpah lama-lama aku bisa gila dekat-dekat dengannya, bacot banget.

"Nay lo tau itu ga?"

"Nay cewek itu roknya gak kurang pendek apa ya?"

"Nay itu apa?"

"Nay cowok itu kok kayak banci sih?"

"Nay punya fans banyak asik ya kayak gue ini."

"Nay gue ganteng ya."

Dan spontan aku pun berpura-pura muntah.

"Lo bisa diem gak sih? Cowok kok banyak omong. Jadi cowok tuh yang kece cool gitu, gak kayak lo. Lama-lama gue tabok ya," ancamku pada Davian.

Demi Tuhan, kupingku panas dekat-dekat dengan Davian.

Tiba-tiba datanglah cabe-cabean sekolah ku ini. Kenapa aku sebut cabe-cabean?

Karena mereka pake makeup menor banget, rok pendek banget, centil banget, rasanya pengen aku uleg sekalian biar jadi sambel.

"Halo Davian," ucap Siska, ketua geng cabe-cabean ini. Dan kulihat Davian hanya melirik Siska lalu melanjutkan acara makannya.

"Davian, kok aku dicuekin sih?" ucap Siska sambil bergelantungan dilengan Davian seperti anak monyet. "Lo kayak monyet gelantungan dilengan gue," ucap Davian dingin dan tajam.

Buset bisa sehati ya, sama-sama nganggep Siska monyet hahaha. Di belakang Siska terdapat dua antek-anteknya, Lyna dan Razkie.

Cabe-cabean ini menamai kelompoknya dengan sebutan The Popular. Iya popular karena cabe.

Kenapa orang seneng sih memiliki status popular? Apa enaknya coba? Aku menjadi ingat kejadian saat aku masih kelas X.

Saat itu aku masih kelas X. Dan disekolah ku selalu diselenggarakan Prince-Princess MOS. Saat itu banyak orang yang menyapaku setiap aku lewat. Banyak orang yang melihat ku seakan mereka sedang melihat artis Hollywood. Jujur aku risih jika diliatin seperti itu, aku hanya orang biasa bukan?

Aku selalu dipanggil miss popular, apalagi karena akulah yang terpilih sebagai Princess MOS. Setiap aku berjalan, aku selalu diikuti oleh banyak tatapan mata. Aku selalu diikuti dengan kata-kata, "Minta id nya dong" atau "Minta pin nya dong," aku risih sekali.

Hingga saat kenaikan kelas, aku terpilih menjadi Princess kelas X. Dan disanalah aku mencurahkan isi hatiku. Aku meminta kepada semua orang untuk berlaku biasa saja jika bertemu denganku, menyapa tidak apa-apa tetapi jangan seperti aku ini artis.

Aku juga berkata pada mereka, kalau mereka menganggap aku miss popular tidak apa-apa tetapi jangan memanggilku dengan panggilan itu. Akhirnya semua orang mengerti, dan hingga saat ini aku diperlakukan seperti murid biasa. Ya walau masih diberi banyak tatapan, tetapi itu tidak separah saat aku masih kelas X.

Ya itulah alasannya aku tidak seperti anak popular biasanya, saat Alya mengatakan aku popular. Karena aku sudah memintanya pada semua orang di sekolah ini.

Dan semenjak itu, muncul lah cabe-cabean seperti di depanku ini. Ingin dianggap semua orang sebagai miss popular, tapi ya gitu, malah berujung jadi cemoohan orang banyak. Jujur aku kasihan.

Dan sekarang cabe-cabean ini masih belum lelah untuk menggoda Davian, padahal Davian sudah melayangkan kata-kata tajam, dingin, dan kejam pada mereka.

Aku tidak menyangka bahwa Davian sangat menyeramkan jika begini, padahal ku kira dia orang yang tidak bisa cool sama sekali. Aku salah ternyata dalam menilai Davian.

Pantas saja saat perjalanan ke kantin, banyak yang menyapa Davian tetapi malah ia abaikan. Dan parahnya ia malah berceloteh terus padaku.

"Ih Davian, aku itu ngomong sama kamu!" ucap Siska yang dibalas dengan tatapan dingin Davian.

"Eh lo, Davian itu gak jawab pertanyaan lo berarti dia itu males sama lo," ucapku tak kalah dingin pada Siska.

Sungguh telingaku lebih sakit mendengar suara cempreng Siska daripada celotehan Davian.

"Oh hai mantan miss popular!" sapa Siska dengan menekankan kata mantan. Cih sok sekali, dasar cabe.

"Oh hai juga miss popular, iya popular karena cabe," ucapku sadis sambil menyunggingkan senyum miringku.

"HAHAHAHA." Terdengarlah suara tawa menggelegar dari semua anak yang berada di kantin. Aku yakin saat ini pasti banyak yang sependapat denganku.

"Awas ya lo Naya. Dan Davian, liat aja, lo pasti bertekuk lutut sama gue!" teriak Siska sambil pergi meninggalkan kantin dengan wajah merah menahan amarah serta malu.

Aku merasa jahat sekarang. Tetapi tak apalah, salahnya sendiri.

"Gila gue deket-deket dia. Ngomong-ngomong, gue suka gaya lo!" ucap Davian. Dan setelah itu kami ber-highfive ria. Setelah itu kami pun berniat untuk kembali ke kelas.

Tetapi saat Davian hendak berdiri, ia menyenggol seseorang hingga makanan orang tersebut jatuh ke lantai.

Saat aku ingin mengadah untuk melihat siapa korban kejahatan Davian, seluruh tubuhku serasa membeku. Hati ini terasa tersayat lagi. Dan aku melihat Davian dan Revan yang saling tatap menatap dengan tajam serta penuh kebencian.

Aku tak tau apa yang salah dari mereka berdua. Jika karena makanan jatuh, mungkin masih masuk akal. Tetapi tadi, saat aku dan Davian berpapasan dengan Revan, mereka juga saling tatap menatap juga. Apa mereka saling kenal?

"Jangan lo deketin Naya," ucap Revan tiba-tiba, dan tentunya membuat ku terkaget setengah mati.

"Emang lo siapa yang dengan enaknya nyuruh gue jauhin Naya hah?" ucap Davian menantang dengan senyum miringnya.

"Gue pacarnya Naya," ucap Revan singkat, padat, dan jelas.

Aku yakin satu kantin mendengar ucapan Revan, karena semenjak insiden tadi, kantin langsung mendadak hening.

Aku terkaget akan ucapan Revan, kakiku serasa ingin meluruh. Aku serasa ingin terjatuh tanpa penyangga apapun dalam tubuhku.

Setelah kemarin lusa membuat ku jatuh cinta dan berharap padanya, kemarin ia membuatku benar-benar hancur berkeping-keping, dan sekarang dengan enaknya ia menyebutku sebagai pacarnya.

Apa-apaan ini? Permainan apa yang sedang dimainkannya?

Aku yang tak kuat menahan rasa ingin menangis lantas langsung berlari meninggalkan kantin. Dengan terisak keras, aku berlari ke arah mobil dan segera pergi meninggalkan area sekolah.

Aku hanya ingin sendiri sekarang, hanya sendiri.

____________________

a.n

Hai gue balik lagi!

Vomment selalu ditunggu;)



I'm DoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang