Revan Kembali (Bagian 1)

10.3K 564 1
                                    

NAYA'S POV:

"Woy bangun woy, udah pagi," ucap seseorang sambil menggoyang-goyangkan tubuhku. Aduh siapa sih nih, tidak lihat apa ada orang masih tidur. 

"Woy bangun elah, udah jam 7 kurang 15 menit nih!" ucap seseorang itu lagi. Sontak aku pun membuka mataku.

"Hah jam 7 kurang 15 menit? Mati telat gue, mati, mati!" ucapku yang langsung turun dari kasur dan berlari ke kamar mandi. 

Dengan tergesa aku langsung membasuh badanku, mencuci muka, menyikat gigi, lalu memakai handuk dan mengenakan seragamku. Tidak apa-apa mandi tidak bersih, yang penting tidak telat.

Aku pun langsung berlari ke bawah, dan di ruang makan terlihat semua anggota keluargaku. Tetapi kenapa mereka masih tenang-tenang saja? 

Tanpa sarapan, aku langsung mengambil kunci mobilku -yang baru diambil tengah malam- dan berangkat ke sekolah. Persetan dengan kendaraan yang lain, aku pun menancapkan gas dengan sangat cepat.

Sesampainya di sekolah, aku melihat sekolah sudah sepi sekali. Padahal ini masih jam 7 kurang 5 menit. Aduh terpaksa memanjat pagar nih. Sebelum memanjat pagar, aku menghampiri pos satpam di ujung pagar sekolahku. 

"Pak, kok pagernya udah ditutup? Kan belum jam 7 pak," ucapku dengan nada protes pada Pak Sutoyo -satpam sekolahku-. Dan ku lihat Pak Sutoyo hanya melihatku dengan ekspresi tercengang. 

"Loh nduk, ini hari Sabtu. Ngapain nduk Naya sekolah?" tanya Pak Sutoyo tak percaya. Aku yang mendengar penjelasan Pak Sutoyo pun lantas menepuk dahi. 

"Duh bego banget sih kamu Naya," batinku. "Aduh pak maaf, saya lupa kalau hari ini hari Sabtu. Maaf ya pak, saya pamit pulang dulu," ucapku pada Pak Sutoyo sambil tersenyum malu. 

"Oh iya nduk, hati-hati di jalan!" pesan Pak Sutoyo padaku. Aku pun segera berbalik ke mobil dan meluncur ke rumah. Aku harus membuat perhitungan.

Sesampainya di rumah, aku segera berjalan menuju ruang keluarga. Dan benar saja, semua orang sedang menonton tv serta bercanda bersama. 

"Mama sama papa kok gak bilangin aku kalau hari ini hari Sabtu?" ucapku protes. Sedangkan semua orang langsung menoleh padaku. Alih-alih membalas ucapanku, mereka malah tertawa. Keras lagi.

"Kamu sih, gak dengerin aku dulu. Eh langsung mandi. Terus bukannya ke meja makan dulu, eh malah berangkat. Ya sudah, kita biarin aja," ucap Kak Matt dengan nada meledek. Fix aku ngambek sama mereka semua. 

Aku pun naik ke lantai 2 -tempat kamarku berada-, berganti baju dan pergi ke bawah lagi. "Pa aku ke taman dulu ya," ucapku pada papa dan langsung menuju taman. Tidak lupa mengambil skateboard milik Kak Matt. 

Aku memang bisa menggunakan skateboard, tapi untuk atraksi sih nol besar. Aku pernah jatuh dengan naas, dan sejak itu aku tidak pernah mencoba atraksi lagi.

Sesampainya di taman, aku duduk di kursi taman dan meletakkan skateboard milik Kak Matt disebelahku. Aku sangat suka menikmati suasana taman seperti ini. 

Sejuk dengan cahaya matahari yang minim. Dingin dan hangat adalah perpaduan yang indah bagiku. Aku menutup mataku dan mulai bernyanyi diiringi oleh musik dari iPod-ku.

When tomorrow comes

I'll be on my own

Feeling frightened up

The things that i don't know

When tomorrow comes

Tomorrow comes

I'm DoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang