Rahasia Davian

8.7K 499 1
                                    

Setelah beberapa menit perjalanan, aku pun sampai di rumah.

Rasanya aku sudah sangat merindukan kamarku, namanya juga tempat kesayangan. 

Saat aku sudah memasuki rumah, terlihat seorang laki-laki berseragam SMA yang duduk di sofa ruang tamu sambil bermain handphone.

"Ih Davian ngapain disini? Bolos ya?" ucapku pada Davian.

"Hehe, kan bolosnya demi kamu," balas Davian sambil nyengir.

Blush. Mampus mukaku terasa panas. "Elah gini doang nay," batinku.

"Cie yang blushing cie. Akhirnya cintaku tak bertepuk sebelah tangan," ucap Davian sambil seenaknya merangkulku.

"Ha? Gak bertepuk sebelah tangan? Maksud?" tanyaku bingung, namun sang pelaku hanya mengedikan bahu dan berlalu ke ruang makan.

Dengan malas karena Davian tak membalas ucapanku, aku pun ikut berjalan ke ruang makan dan setelah itu mendudukan pantatku di kursi sebelah Kak Matt.

Hening tiba-tibalah yang terasa saat semua orang sudah duduk, namun secara tiba-tiba jugalah datang seseorang dengan suara yang amat teramat keras.

"HELLO EVERYBODEHH!" 

Itu adalah Alya.

Kenapa semua orang membolos hari ini? Pertama Kak Matt, kedua Davian, dan sekarang Alya. Ckck sungguh anak malas, bagaimana negara bisa maju? Ah tidak penting membahas itu sekarang.

"Lo brisik," ucapku datar pada Alya.

"BIARIN DONG. TANTE GWEN SAMA OM GLENN AJA GAK MASALAH. IYA KAN TAN OM?" ucap Alya dengan suara yang keras lagi.

Ku lihat mama dan papa hanya tertawa sambil menggeleng-gelengkan kepala. Mungkin sudah lelah dengan sifat Alya yang kalau bicara sudah seperti kembarannya toa.

"AKU IKUT MA-" dan kulihat Alya tidak jadi melanjutkan ucapannya, dan sekarang wajahnya mulai memerah.

Kenapa nih anak?

"NAY LO KOK GAK BILANG ADA COGAN DIRUMAH LO? UPS!" ucap Alya dengan keras namun ia segera menutup mulutnya dan wajahnya yang semakin memerah.

Sepertinya dia malu karena berbicara cogan di depan tersangkanya.

"Aduh makasih lho ya, gue tau kok gue cogan."

Itu bukan Davian, itu Kak Matt. Idih pede banget.

"Ih males banget bilang lo cogan. Coganan juga Om Glenn. Iya kan om?" ucap Alya sambil menaik-turunkan kedua alisnya.

"Oh ya jelas," balas papa dengan nada yang terkesan pede sekali.

Yah ternyata like father like son.

"Cogan namanya siapa? Ups," tanya Alya pada Davian dan lagi-lagi keceplosan, dan tentunya lagi-lagi wajah Alya memerah.

Dan Davian yang melihat tingkah Alya hanya bisa tertawa.

"Gue Davian, yang ngeline lo kemarin pake linenya Naya," ucap Davian sambil tersenyum geli.

"Oh Davian, hehe," balas Alya sambil tersenyum malu.

Dan aku yang seharusnya pemeran utama dalam cerita ini hanya bisa diam dan tertawa melihat kelakuan sahabatku yang otaknya mulai geser ini. Astaga tidak ada malunya sama sekali.

Setelah acara tawa menawa, akhirnya kami pun makan. Saat makan tidak ada suasana tenang sama sekali karena Alya yang terus berceloteh dan Kak Matt yang berusaha melucu tapi menurutku itu tidak lucu sama sekali.

I'm DoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang