Percakapan Kecil Dengan Alya

18.3K 928 9
                                    

Sesampainya di rumah aku pun ingin segera berlari ke kamar. Tetapi naas, suara seram sudah mencapai telingaku. "KAKAK DARIMANA AJA KAMU? HUJAN-HUJANAN KAYAK ANAK SD LAGI!" suara seram itu suara mamaku haha. 

Aku menjawab mama dengan cengiran, "Tadi itu mau pulang ma, tapi bingung gimana caranya ke mobil tanpa basah. Ya karena gak bisa, ya berakhir basah semua hehehe." Mamaku hanya bisa menggeleng pasrah. "Ya sudah sana mandi," ucap mama yang ku balas dengan hormat ala prajurit.

Aku langsung menuju kamarku untuk berendam sebentar. Setelah mengisi bathup dengan air hangat aku pun segera berendam. Tak lupa menyetel salah satu lagu milik kekasihku,

What do you mean?

When you nod your head yes

But you wanna say no

What do you mean?

When you don't want me to move

But you tell me to go

What do you mean?

Oh what do you mean?

Said we're running out of time, what do you mean?

Oh oh oh what do you mean?

Better make up you mind

What do you mean?

Tiba-tiba aku menjadi teringat sesuatu, ya walau apa yang ku pikirkan tidak ada miripnya dengan lagu tersebut. Aku berpikir kalau perlakuan Revan tadi sungguh aneh. Sepanjang sejarah aku bersekolah, Revan tidak pernah berlaku semanis itu. 

Malah Revan terkenal karena dia dingin sekali seperti es. Eh, aku kan lagi dengerin suara indah kekasihku, kok malah ingat Revan sih. Tanpa diberi tahu, semua orang sudah tahu kan siapa kekasihku itu?

Ku hilangkan Revan dulu sejenak. Aku harus segera mandi, kalau tidak nanti dimarahin mama lagi gara-gara kelamaan berendam. Selesai mandi dan berpakaian, aku pun meletakan badanku di atas selingkuhanku. Maafkan aku kekasihku, saat ini aku ingin tidur di atas selingkuhanku, kasur.

Saat sedang bersantai, aku kembali mengingat Revan. Sampai saat ini rasa bingung masih menyelimutiku. Mengapa Revan bersikap seperti itu? Siapa yang dapat aku ceritakan tentang perasaanku ini? Mama? Sama saja bohong, dan berakhir dengan aku yang digoda. Astaga Alya! Kenapa aku bisa melupakannya?

Renaya Swarnstskie: Hei dude!

Alya Azkailin: Sorry, aku janda.

Renaya Swarnstskie: Dude plis bukan duda begs.

Alya Azkailin: Hehe, jangan serius serius amat mba. So whatsup?

Renaya Swarnstskie: Gue mau cerita. But jangan ada keceng kecengan.

Alya Azkailin: Siap 86!

Renaya Swarnstskie: Tadi pulang sekolah gue rebutan payung sama Revan, dan berakhir dengan hm hujan hujanan. Dan lo tau Revan sweet bgt astaga. Dia ngusep pipi gue oh my, pokoknya beda bgt sama Revan yang gue dan semua orang kenal. Menurut lo gimana? Gue bingung.

Alya Azkailin: Aw sweet. Back to topic, menurut gue, gue juga bingung. Mungkin Revan suka sama lo dan itu wajar. Lo kan cantik, pinter, dan popular. Tapi masa iya sih? Gini, kita tunggu aja sifat selanjutnya Revan ke lo. Kalau tetep sama berarti positif. Btw lo pernah ketemu dia ga sebelum SMA ini?

Renaya Swarnstskie: Iya kalau dia suka gue. Nah kalau engga? But i don't care lah ya. Btw wajahnya Revan kayak familiar, kayak pernah ketemu gitu sebelum SMA ini. So thankies my half of heart, huek. Gue Istirahat dulu ya, bhay.

Tanpa menunggu balasan Alya, aku pun langsung mematikan handphoneku. Jujur aku masih sangat bingung. Pikiranku masih terpenuhi oleh teka-teki sifat Revan yang-bukan-revan-biasa-di sekolah. 

Saat sedang asik sendiri, tiba-tiba mama memanggil untuk makan malam. Di ruang makan terlihat mama, papa, kakak, dan kedua adik ku. Semuanya melihatku seperti lo-lama-amat-elah-udah-laper-nih. Ya seperti itulah kurang lebih.

"Hella keluargaku tercinta," sapaku riang pada semua penghuni meja makan. Dan tidak ada balasan. "Kalian kok jahat sih gak ada yang bales sapaanku," kataku cemberut lalu duduk di sebelah kakak ku. "Soalnya kamu lebay," balas kakak ku sambil mengacak-acak rambutku. Ah mama aku laper, ini beneran laper. 

"Cepet makan kak," kata mamaku dan juga papaku. "Iya cepet makan ya adik kecil," kata kakak ku sambil menjulurkan lidah. Spontan aku menyubit pinggangnya, "Eh kakak tiga menit diem aja lo. Tiga menit aja gegayaan," balasku tak mau kalah, btw aku dan kakak tiga menitku ini kembar.

Kedua adik ku cuma bisa ketawa-ketiwi, soalnya mereka masih kecil. Yang satu kelas dua SD dan yang satu TK A. Hm daripada nganggur, akan ku kenalkan keluargaku. Papaku namanya Glenn Swarnstskie, aku terkadang memanggil namanya Glenn Alinskie hahaha. 

Mamaku namanya Gwen Axelicfandra, namanya hampir mirip papaku, Glenn-Gwen. Kembaranku namanya Matt Swarnstskie. Adik ku yang kelas dua SD namanya Gabrielle Swarnstskie, dan terakhir adik ku yang TK namanya Princessila Swarnstskie.

Setelah selesai makan, aku pun kembali ke kamar. Awalnya aku ingin tidur, tetapi malah teringat Revan lagi. Aku teringat caranya mengusap pipiku, caranya menatap mataku, caranya tertawa, dan caranya tersenyum.

"Aku juga minta maaf ya nay, aku gak maskud buat bentak kamu tadi. Maafin aku."

Aku ingat bagaimana dia ngomong aku-kamu. Unik dan langka.

Waktu demi waktu telah berlalu, dan hingga larut aku belum bisa tertidur. Aku masih kepikiran Revan terus. Dan aku sadar sesuatu tentang Revan. Revan buat aku positif, positif baper sama dia. Positif suka sama dia. Lalu aku menutup mataku dengan senyum yang masih mengembang pada bibirku.

____________________

a.n

Hai, gue balik lagi

Dan sorry chapternya lebih pendek dari kemarin

Vomment nya ditunggu, thankyou:)

I'm DoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang