Pertempuran Revan

9.4K 516 1
                                    

Aku bangun dengan perasaan yang sangat bahagia. Setelah satu hari ku habiskan bersama Revan, harapan dalam hatiku tumbuh kembali. Dengan cepat aku berlari menuju kamar mandi untuk mandi tentunya.

Setelah itu aku pun memakai celana training 3/4 dan kaos bertuliskan "you're just jealous." Tak lupa memakai jaket almamater SMP-ku serta sepatu nike airmax kesayanganku yang berwarna pink-grey. Oh iya, jangan lupakan iPod serta earphoneku.

Setelah kurasa perfect, aku pun keluar kamar dan pergi untuk memasuki kamar Kak Matt.

"Yuhu kakak, bangun, ayo olahraga!" ucapku sedikit berteriak di telinga Kak Matt.

"Elah kebo amat sih, woy bangun setan!" ucapku lagi setelah mengetahui tidak ada pergerakan dalam diri Kak Matt.

"AH LO GANGGU MINGGU PAGI INDAH KU!" teriak Kak Matt tiba-tiba. Aku yang terkejut akan teriakan Kak Matt, secara refleks memukul kepala Kak Matt. "Aw sakit bego," ucap Kak Matt. Aku pun hanya bisa tertawa, "Salah sendiri dibangunin gak bangun-bangun."

Akhirnya Kak Matt bangkit dari kasur dan langsung menuju lemari. Dengan cepat, ia membuka kaosnya. "Idih porno, gak mandi lagi!" ucapku sambil berbalik badan memunggungi Kak Matt.

"Kita mau jogging hello! Ngapain mandi kalau habis itu keringetan lagi?" ucap Kak Matt. Emang bener sih, ngapain ya aku mandi? "Tapi kan jorok Kak Matt. Paling gak cuci muka sama gosok gigi dong," elak ku.

"Iya iya," balas Kak Matt malas lalu langsung pergi menuju kamar mandi. "Aku tunggu dibawah!" teriak ku dari luar kamar Kak Matt. Setelah itu aku pun turun ke bawah. Di bawah sudah terlihat papa, mama, dan kedua adik ku yang sedang sarapan di ruang makan.

"Selamat pagi semua," ucapku riang dan dibalas dengan senyuman oleh semua orang di ruang makan. "Jogging sendiri kak?" tanya Papa. "Engga lah, sama Kak Matt!" ucapku sambil mengambil segelas susu coklat. Aku suka minum susu coklat dipagi hari.

"Ayo cepet!" teriak Kak Matt tiba-tiba sambil memakai kedua sepatunya. "Bentar, susunya belum habis." Aku pun langsung meneguk segelas susuku dengan cepat. Setelah habis, aku pun menyusul Kak Matt yang sudah menunggu di depan.

***

Setelah jogging selama satu jam, aku dan Kak Matt beristirahat di taman komplek. "Gimana jalan sama yayang Revan nya?" tanya Kak Matt sambil menaik-turunkan alisnya. "Ya gitu, ah baper lagi nih," balasku sambil tersenyum-senyum sendiri.

"Ya gila nih anak," ucap Kak Matt lalu disambung lagi, "Mau es krim?" Aku yang mendengar kata es krim pun lantas tersenyum semakin lebar. "Vanila ya. Tetapi Kak Matt yang bayarin," ucapku. "Enak aja, bayar sendiri lah!" ucap Kak Matt dengan sewot.

"Males, kan lo yang nawarin," elak ku yang hanya dibalas dengan tatapan datar Kak Matt. Tanpa membalas ucapanku, Kak Matt langsung pergi menghampiri sang penjual. Aku jadi ingat saat dulu aku sering memanggil Kak Matt dengan namanya. Tetapi Mama selalu mengingatkan bahwa Kak Matt tetap lebih tua dariku. Padahal cuma tiga menit.

Karena itu aku selalu memanggil Kak Matt dengan 'Kak'. Yah kadang-kadang aja manggil dia pakai namanya langsung atau pake lo. Lupakan curhatanku ini.

Tiba-tiba aku melihat Revan yang keluar dari rumahnya. Rumah Revan memang dekat dengan taman komplek. Dengan berpakaian kaos, celana jeans, dan hoodie berwarna hitam, Revan terlihat sangat tampan.

Ia membawa tas ransel hitam lumayan besar di punggungnya, lalu dengan cepat Revan pergi menggunakan motor sport nya itu.

Mau kemana Revan? Ah apa hak mu nay untuk mengetahui Revan mau kemana.

I'm DoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang