XXVI

630 17 8
                                    

" Nona Muda Tina, "

Tina melirik sesaat ke belakang pundaknya, berdiri dua gadis kecil berpakaian lolita yang balas memandang wajah Tina dalam diam. Sambil menghela nafas, ia memutar kepalanya kembali menghadap ke arah dimana pemandangan malam kota Tokyo yang indah.

".. Ada perlu apa? "

" Tehnya sudah diseduh oleh Yellow, hari ini hidangannya adalah Strawberry Shortcake, "

" Ah, kau sangat, sangat, baik hati Blue! Yellow, bisa tolong bawa kemari hidangannya? " Sahut sang blondie dengan girang. Hari ini nampaknya ia sedang dalam good mood karena telah berhasil menyatakan cintanya kepada orang yang disukainya.

" TIDAK! TIDAAAAAAAK! AAAAAGGGGGGGHHHHHHH!! Haah.. haah... tidak... boleh! Kenneth.. harus.. menjadi milikku! AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHH!!!! "

Kecemburuannya terhadap kedekatan Kenneth dan Ariadelle semakin menjadi-jadi, apalagi Kenneth menolaknya mentah-mentah di depan publik. Memang , waktu itu ia hanya tersenyum miris. Namun itu hanya topeng.. TOPENG! Amarahnya yang meluap-luap pun dilampiaskan kepada benda-benda di sekitarnya. Sang Nona Muda mengambil sebuah pisau yang terdapat di meja balkon di mana ia berada dan menghancurkan semua tableware yang awalnya sudah tertata rapi. Blue, panik, segera berteriak memanggil Yellow, temannya.

" Ye-Yellow! Nona Muda Tina.. "

Yellow hanya mengangguk pelan, lalu dengan kecepatan angin gadis loli tersebut menghentikan gerakan tangan Tina dalam sekejap yang hendak menghancurkan pot-pot bunga di sudut balkon.

" Cukup Nona Muda, ini hotel, dan bukan milik Nona, begitu pula dengan barang-barangnya, bukankah Nona yang mengajarkan kami bahwa aku dan Blue tidak boleh merusak barang yang bukan merupakan milik kita? " Yellow menatap lekat kedua mata tuannya, berusaha menyadarkannya dari kegelapan yang sewaktu-waktu dapat melahap jiwa yang diliputi amarah dan kesedihan.

Air mata mulai mengalir deras di wajah Tina. Blue berlari ke arah Tina dan Yellow kemudian memeluk tuannya untuk meredakan kesedihan yang bercampur dengan amarahnya.

" Tuan.. tenang, kami akan membawa Tuan Muda Kenneth kembali 'pulang' ke rumah kita. "

***

" Enak, beliin lagi dong, "

Kenneth melihat Ariadelle yang, tidak jauh lebih pendek darinya, hanya sekitar 5 cm, melahap habis kue taiyaki  yang awalnya berjumlah.. 6 potong -- 2 dimakan olehnya, sisanya dimakan oleh Ariadelle.

" Kenapa? "

Ariadelle menyadari Kenneth sedari tadi terus-menerus memandangnya. Apa ada yang aneh darinya?

" Nggak, " Jawab Kenneth sambil memasang senyum hangatnya, sambil memainkan jari-jarinya yang mengacak-acak rambut Ariadelle.

" Eeh, apa sih... Nggak jelas, norak tuh, senyummu, " Curiga dengan Kenneth, Ariadelle memandangnya dengan penuh keheranan, tapi sesaat kemudian kecurigaannya menghilang, lalu menyodorkan kantong bekas kue taiyaki yang baru saja dihabiskannya, " Ayo, beli lagi, aku suka kuenya! "

" Haah? Lagi? Nggak ke- " Sebelum pria disampingnya dapat melanjutkan kata-katanya, gadis kulit porselen, alias boneka porselen tercantik di antara teman-temannya, membekap mulutnya, menatapnya dengan sinis.

" Kenyang? Kegendutan? " Gadis boneka itu tertawa terbahak-bahak tanpa mengetahui orang-orang sedang memperhatikannya, " Duh Kenneth, jangan bikin ketawa deh, aku ini kan- " Tetapi kini giliran mulut embernya yang ditempelkan lakban hitam oleh Kenneth, entah darimana ia mendapatkannya, dan boneka malang tersebut diseret oleh pemiliknya yang nampaknya sudah benar-benar kesal karena dibekap sampai hampir tidak bisa bernafas.

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang