XXIII

717 14 0
                                    

"....."

"....."

".....Neth.."

"...Ken...neth.."

" KENNETH ! "

Teriakan namanya membuat Kenneth tersentak dari tidurnya yang nyenyak. Matanya berkunag-kunang, nyaris tidak dapat melihat keadaan sekelilingnya. Tangannya segera mengucek-ngucekkan matanya, dan ketika ia hendak meletakkan tangannya di jidatnya, ia malah memegang sesuatu yang bisa dibilang membuat tangannya refleks menghindar.

" A-apa ini? Dingin sekali ! "

Matanya melirik ke atas. Sebuah kaleng jus jeruk sudah berdiri di atas jidatnya. Dengar rasa kesal, ia mengambil kaleng jus jeruk tersebut lalu menaruhnya di meja kecil di samping sofa tempat ia tertidur. Kepalanya sangat pening dan lagi-lagi ia tidak mengingat apa-apa. Orang-orang sekelilingnya menatapnya dengan raut wajah yang terkejut, sedangkan anak-anak mereka menghampiri Kenneth beserta dengan teriakan-teriakan kencang mereka.

" Oretachi no hiiro ga ! Oniisan wa oretachi no hiiro ! " tukas salah satu anak laki-laki yang memeluk Kenneth.

Kebingungan Kenneth semakin menjadi saja, yang membuatnya bertanya kepada anak kecil tersebut, " Aku.. Pahlawan kalian ? "

Anggukan anak kecil tersebut membuat Kenneth ingin kabur dari sini secepatnya. Iya.. Ternyata ia sudah berada di bandara Narita dan rupanya ia tertidur karena kelelahan. Namun salah satu anak perempuan memegang tangan Kenneth dengan erat sebelum Kenneth memiliki kesempatan untuk lari.

Kedua bola mata anak-anak tersebut tiba-tiba berubah menjadi kelam, dan anak perempuan yang memegang tangan Kenneth berkata, " ...Oniisan ga iku no ? "

" A-aku... Aku... " Kenneth tak bisa berkata apa-apa selain tercengang di hadapan orang-orang yang menatapnya, menunggu jawabannya. Akhirnya ia menyerah, lalu berkata kepada gadis itu, " Watashi wa dokoni mo ikanai ndakedo, watashi no te o sakujo shimasu. ", meminta gadis tersebut untuk melepaskan tangannya.

Gadis tersebut kemudian melepaskan genggamannya. Kenneth lalu berdeham dan mulai berbicara kepada orang-orang asing di depannya. Ia tak suka berada lama-lama di kerumunan orang banyak, sebetulnya.

" Why did your childrens say that I am a hero ? "

Di dalam hatinya, Kenneth berharap ada yang bisa menjawabnya. Bahasa Jepang bisa membuat otaknya meledak dalam beberapa menit saja. Dulu, sewaktu kecil, ibunya pernah mengajarkannya bahasa Jepang, tapi yang ada malah Kenneth tertidur dan keesokannya mendapat hadiah sakit panas dan pusing akibat belajar sampai larut malam.

Tak lama kemudian, terdengar suara langkah kaki yang besar menuju ke arahnya. Kenneth menengok untuk melihat siapa orang tersebut. Tibalah seorang bapak tanpa rambut, berpakaian formal seperti orang yang berpergian ke kantor pada umumnya.

" Kamu... Kamu memang anak yang ditakdirkan untuk menjadi pahlawan kami. Mari, silahkan duduk, saya akan ceritakan semuanya. "

***

Haha. Hai semua..... Author is back... Maaf kalo kali ini chapternya agak pendek. karena emang saya rencanakan agar chapter ini emang pendek (: sebenarnya chapter ini ada sambungannya, dan author minta maaf sama fans yang menunggu kelanjutannya lama banget, haha.

Chapter selanjutnya entah kapan baru bisa diterbitkan lagi, author minta maaf sebesar-besarnya kalau author jarang nge-update.. Bulan Januari kemarin author banyak ulangan alias full scheduled (:

Terima kasih buat fans yang udah mau menyempatkan diri membaca Still Doll sampai sini (: Author pamit dulu ya..

PS : Kalau ada yang bingung bisa ditanyakan lewat twitter, di commentary juga boleh kok (((:

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang