XXVII

769 26 15
                                    

" Kenneth, kau akan menjadi.. milikku. Selamanya. "

" Matilah kau. "

" Ti-tidak mungkin... ini... "

" KENNEEEEEEEEEEEEEEEEEEEETH!!!!!!! "

" TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAK! "

Kenneth terbangun dari tidurnya. Keringat membasahi seluruh wajahnya. Mimpi buruk itu sudah menghantuinya berturut-turut sejak 3 hari yang lalu. Entah kenapa, rasanya mimpi buruk tersebut merupakan suatu pertanda buruk baginya.

"... Mimpi.. itu lagi... " gumamnya. Sebelumnya pemuda malang tersebut tidak pernah mimpi seburuk ini. Perasaan takut dan khawatirnya pun bertambah besar. Bukannya apa, tetapi ia takut akan terjadi apa-apa terhadap Ariadelle, bonekanya.

Ariadelle?

Kenneth menoleh ke sekelilingnya. Ariadelle tidak ada. Seharusnya boneka itu masih dalam keadaan shut down sekarang. Kemanakah ia pergi?

" Ariadelle! Ariadelle! Apa kamu ada di sini?! " teriaknya. Rasa gelisah membuatnya tidak tenang dan panik. Dengan segera, Kenneth pun meraih jaket tebalnya lalu memakainya, tidak lupa ia juga memakai sepatu kulitnya yang tergeletak tepat di dekat pintu kamarnya. Tangan kanannya yang ia gunakan untuk memutar kenop pintu bergetar sedikit.

Bukan karena hawa dingin.

Karena perasaan takut dan gelisah yang menyelimutinya.

Takut kehilangan Ariadelle.

***

" Uuungh~ Roti croissant keju ini lezat sekali! "

Naho hanya bisa tersenyum tipis melihat tuan putri sekaligus sahabat karib disebelahnya senang dengan roti yang tengah dimakannya. Wajar saja roti itu enak, karena Naho memang membelinya di salah satu toko roti yang terkenal dengan kualitas roti-rotinya yang memang bisa diacungi jempol.

Naho sedikit tersentak kaget ketika tiba-tiba tersodor sebuah cream puff di hadapannya. " Ne, Naho-chan tidak mau makan? " tanya Ariadelle kepadanya. Ia terdiam sesaat, kemudian menggeleng pelan, " Tidak usah, aku belum.. lapar. "

" Doll mana bisa lapar, Naho-chan? "

" ... "

Ariadelle menunjukkan cengirannya yang lebar. Sudah lama ia tidak mengerjai Naho yang dingin alias cool. Pertahanan sahabatnya bisa runtuh sewaktu-waktu jika Ariadelle menjahilinya dengan perbuatan-perbuatan dan kata-kata konyolnya.

" Naaa~ ho? "

Sang boneka Aloe vera sudah berusaha mati-matian untuk menahan rasa kesalnya terhadap sang putri yang jahilnya menurutnya sudah kelewatan. Wajahnya sukses merah padam.

" Terserah nona.. " gumamnya pelan sambil memalingkan wajahnya ke samping. Ariadelle memanglah sesosok boneka yang bertingkah layaknya seorang tuan putri. Sombong, manja, agak centil, jahil, cerewet. Namun dalam saat-saat tertentu, Ariadelle dapat berubah menjadi sesosok pembunuh berdarah dingin. Kejam, bengis, tidak pandang bulu, dingin.

Ah, mungkin sosoknya yang pembunuh tersebut dapat menghilang secara perlahan dengan kehadiran seorang Doll Tamer yang dapat menguasai dan mengontrolnya dengan baik, seperti halnya Kenneth Clayston.

..Itulah hal yang sedari tadi tengah dipikirkan Naho.

Suasana di taman Ueno masih sangat sepi. Tentu saja, karena sekarang waktu baru menunjukkan pukul 6.30 pagi. Naho masih saja berdiam diri berpikir sedangkan Ariadelle masih melanjutkan kegiatannya menikmati cream puff yang ditolak Naho.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2014 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang