Seminggu setelah pertempuran Ariadelle dengan Canna.
Ariadelle telah kembali seperti Ariadelle yang biasanya, namun kali ini ia menjadi lebih tertutup. Ia seringkali menghabiskan waktu di ruang mainannya. Ken tahu Ariadelle tidak suka keramaian. Tetapi mengapa harus sampai menutup diri seperti itu ? Apakah faktor kematian Canna, atau memang sejak awal Ariadelle membencinya ?
Hari ini hari Sabtu. Hari liburan yang agak Ken benci. Karena ia harus memanfaatkan hari liburnya hanya untuk mengerjakan tugas- tugasnya. Dan yang membuat ia sebal serta heran adalah, Ariadelle tidak kunjung keluar dari kamar mainannya. Akhirnya ia memutuskan untuk memasukkan kunci pintu ruangan mainan ke lubangnya, dan seketika itu juga pintu ruangan mainan terlihat. Karena Ken dibesarkan di keluarga yang ketat akan peraturan dan sikap, maka sebelum masuk, Ken mengetuk pintu ruangan tersebut.
Setelah mengetuk pintu 3 kali, terdengar suara Ariadelle, tetapi kesannya sangat suram, dan lebih mirip suara laki- laki yang berat.
" Masuk saja. "
Kemudian Ken membuka pintunya pelan- pelan, dan menekan saklar lampu. Seketika itu juga isi ruangan mainan terlihat, Ariadelle sedang duduk manis di sebuah bangku dengan meja membelakangi Ken, sehingga Ken tidak dapat melihat raut wajah Ariadelle dengan jelas.
Ketika mendengar langkah kaki Ken, Ariadelle menengok ke belakang. Ia memegang belati merah muda favoritnya di tangan kanannya, dan sebuah boneka beruang berwarna coklat tua di tangan kirinya. Ken tersentak. Ia mengira Ariadelle akan menyerangnya. Namun Ariadelle tidak bereaksi apa- apa.
" Ariadelle ? Su.. Sudah... Baikan ? " Tanyanya ragu- ragu
Dengan senang hati , Ariadelle tersenyum dan menjawab " Sudah, dari 2 hari yang lalu. "
" Oh. Dan belati itu.. Untuk apa ? "
" Oh.. Ah... " Ariadelle enggan menjawabnya. Wajahnya merona.
Dari belakang tubuh Ariadelle, terlihat beberapa lembar kertas origami. Rupanya Ariadelle berusaha membuat sesuatu.
" Kamu sedang membuat apa ? Sepertinya kamu baru saja menggunting beberapa kertas origami berwarna. " Tanya Ken sambil menengok ke belakang Ariadelle.
" Ah.. "
Ken tidak sengaja melihat tangan Ariadelle. Jari- jari lembut Ariadelle terdapat banyak goresan. Sepertinya ia tidak berhati- hati ketika menggunting kertas origami. Ken terlihat begitu prihatin kepada Ariadelle. Lalu ia tergerak untuk mengambilkan sesuatu untuk Ariadelle.
" Tunggu sebentar. Aku akan mengambil kotak P3K dan sebuah gunting. "
Beberapa menit kemudian, Ken kembalii dengan sebuah kotak P3K dan gunting berwarna hijau dengan polka dot berwarna kuning. Ia menghampiri Ariadelle dan merendahkan sedikit badannya agar dapat mengobati luka- luka Ariadelle. Ketika ia menyentuh jari Ariadelle, jari Ariadelle agak sedikit kasar, tidak semulus dan selicin kulitnya dahulu.
Sebentar. Mata Ariadelle juga tidak memiliki bulu mata yang sangat lentik lagi seperti yang sebuah boneka miliki. Ken terkejut. Ia menyadari bahwa sepertinya Ariadelle telah bertransformasi menjadi seorang manusia.
" Ariadelle.. "
" Ya ? "
" Kamu berubah menjadi.. Manusia ? "
Ariadelle tidak menjawab, namun ia mengangguk dengan wajah merah padam. Beberapa saat kemudian ia memalingkan wajahnya ke belakang. Ken hanya bisa tertawa kecil dan berpikir bahwa Ariadelle sangat manis jika seperti ini.
" Jangan malu- malu. Kamu tetap manis kok walaupun berubah menjadi manusia. "
" Be- benarkah ? " Tanya Ariadelle yang pelan- pelan kembali memutarkan kepalanya ke depan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Still Doll
FantasyApa yang akan kalian lakukan jika bertemu dengan sebuah boneka yang dapat hidup layaknya seorang manusia? Inilah yang dialami oleh seorang Kenneth Clayston - tidak, Harley Fennetti. Demi menemukan sang ayah, Alvin Harris Fennetti, ia harus bersedia...