II

2.2K 46 1
                                    

Malam itu..

Sepertinya..

Sebuah benda, atau lebih tepatnya lagi-- seseorang, akan mengubah hidupku.

------------

Rumah kosan, Ruang mainan, pukul 2.30 subuh

" Hei.. Aku tidak sedang bermimpi kan ...? " Ken melangkah mundur perlahan- lahan ke pintu dengan maksud melarikan diri, tetapi boneka porselen manis itu dengan cepat menghalangi pintu dan merentangkan kedua tangannya ke samping.

" Jangan pergi... " Ucap boneka porselen manis itu dengan nada memohon seperti yang biasa para gadis lakukan.

" Memangnya aku ada urusan apa dengan kamu ? Aku tidak mengenal kau sama sekali, dan- "

Sebelum Ken melanjutkan perkataannya, boneka itu mencondongkan tubuhnya ke depan dan dengan raut wajah yang kesal ia berkata " Hei ! Kau ini majikanku ! Kamu tidak boleh meninggalkan aku ! "

" Kalau aku meninggalkan kamu memang kenapa ? "

Boneka Porselen itu terdiam. Ia tidak dapat berkata apa- apa. Ia terduduk sekejap setelah Ken mengucapkan kata- kata yang sepertinya sangat menusuk.

Sebenarnya Ken tidak mau meninggalkan boneka porselen manis itu sendirian di dalam ruangan ini, hanya saja ia tidak mau boneka itu mengganggu hidupnya- apalagi kalau sampai ketahuan oleh orang- orang kosannya.

Mau tak mau akhirnya Ken melangkahkan kakinya sebanyak 3 langkah ke depan, kemudian ia berjongkok di depan si boneka hidup yang terduduk kaku. Ken memandangi wajah sang boneka, dan setelah dipikir- pikir lagi, jika boneka ini adalah manusia, sepertinya dari tadi dia sudah akan menangis tersedu- sedu. Namun, Ken tadi sedang berbicara dengan sebuah boneka. Boneka. Ya. Boneka memang tidak terlalu bisa menunjukkan ekspresinya seperti yang manusia lakukan. Senang, sedih, kesal,marah, tertawa, menangis... Sepertinya sang boneka ini memang tidak memiliki perasaan.

Tunggu. Kalau begitu.. Kenapa tadi ia dapat menunjukkan perasaan kesalnya ?

" Tuan Ken ? "

Suara manis itu tiba- tiba meluncur dari bibir sang boneka porselen manis didepan Ken yang sedang melamun. Ken hanya bisa kembali memandangi wajah sang boneka. Namun di sisi lain, ia juga sangat terdorong dengan keinginan hatinya untuk mengelus kepala boneka itu. Terdorong sekali.

Dan beberapa detik kemudian, Ken mengangkat tangannya ke atas. Tetapi boneka itu justru merangkak mundur. Ia takut Ken akan memukulnya. Takut sekali.

" Kenapa kamu mundur ? " Tanya Ken kebingungan

" Tidak... Aku hanya berpikir tuan akan... Memukulku.. " Jawab si boneka sambil menggigil ketakutan.

" Hei. Aku bukan orang jahat, jadi aku tidak akan menghancurkan kamu. Mengerti ? "

" Baiklah.. "

" Oh, ngomong- ngomong, aku belum menanyakan namamu. Siapa namamu ? "

" Ah... Aku... Ariadelle... " Ucap boneka porselen yang sepertinya menahan malu.

Tiba- tiba keheningan menyelimuti ruangan mainan.

Mereka berdua terdiam.

" Tuan... Tidak tertawa ..? "

" Hah ? Kenapa memangnya ? Memangnya aku mesti tertawa mendengar namamu ? "

" Um.. Karena.. Setiap orang yang mendengar namaku pasti akan tertawa.. "

" Pfft..... Aku .. Bercanda kok...  Hahaha... Hahaha ! " Ken yang dari tadi menahan tawanya akhirnya melepaskan semuanya dan tertawa terbahak- bahak

Still DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang