08.00
Matahari sudah tampak lebih besar dari sebelumnya, cahanya sudah mulai dapat menghangatkan tubuh Alya yang kini sedang berdiri tegap menghadap tiang bendera dengan tangan kanan terangkat keatas menghormati bendera
iya, Alya telat masuk sekolah akibat asik telfonan dengan Katya, Alya lupa bahwa hari ini ia masih sekolah. telfonan dengan Katya membuat ia lupa dengan waktu! saat sadar jam dirumahnya sudah menunjukan pukul tujuh ia baru buru buru mandi, alhasil dia berangkat dari rumah sudah hampir jam 8, rumah Alya yang tak dekat dari sekolah jelas saja membuat Alya telat
berbeda dengan Katya, rumah dia hanya berbeda beberapa komplek dari sekolah, jalan 10 menit juga sampai, jadi kini yang berdiri dihadapan bendera hanyalah Alya sedangkan Katya dia hanya bisa menatap iba sahabatnya dari dalam jendela kelas
lima menit berlalu dan Alya masih terus setia berdiri menemani bendera
sepuluh menit berlalu Alya mulai gerah, keringatnya mulai bercucuran, hujatan hujatan kasar sudah ia ungkapkan di dalam hatinya
hampir saja Alya goyah, namun kegoyahan itu berhasil hilang ketika ia melihat sosok pria bertas merah yang sedang dimarahi bapak piket yang bertugas
'ah ini mah namanya bukan sial, gapapadeh gua dihukum tiap hari asal ketemu si ganteng mah saya ikhlas...berkah berkah'Alya tak henti hentinya memuji pria yang kini berdiri tak jauh dari hadapannya, matanya terus tertuju pada pria itu, kini rasa lelahnya tidak terasa seulas senyum kini menggantikan amarahnya, puji pujian tak henti hentinya ia ucapkan kepada Tuhan karena telah mempertemukan ia dengan sang pujaan hati di pagi hari
'hei kamu! jangan senyam senyum sendiri berdiri yang tegak jangan layu!' teriakan bapak piket membuat Alya kembali ke alamnya, ia menegakkan tubuhnya menatap bendera lagi, tentu saja dengan senyum yang masih merekah di wajahnya
'kamu Aldo, berdiri disebelahnya!'
DEG.
jantung Alya kini bisa dipastikan berdegub lebih cepat dari biasanya
pikiran dia sudah tak tahu ada dimana
fokus dia terpencar
lagi lagi ia tak bisa merasakan apa yang ada disekitarnya
yang ingin ia lakukan hanyalah memejamkan matanya, dan berharap agar ini bukan mimpi
Aldo berjalan ke arah Alya
ia berdiri tepat disamping Alya, tangan kanannya terangkat mengikuti posisi Alya, mata Aldo fokus tertuju kepada bendera tidak melirik Alya sama sekali
Alya menggigit bibirnya, ia memejamkan matanya berkali kali, benar benar berharap bahwa ini bukan mimpi, 'yaTuhan kuatkan hamba kuatkan hamba
...''yak kalian berdiri disana sampai jam pelajaran ke empat!'
bapak penjaga piket memberi peringatan kepada mereka lalu pergi menuju ruang piket. kini dilapangan hanya sisa Ala, Aldo, dan tiang bendera.
hening menyelimuti mereka, tidak ada yang berani memulai pembicaraan
Alya berdeham kecil bertujuan untuk mencairkan suasana, namun dehaman dia tidak membuahkan hasil, Aldo tetap fokus ke bendera di hadapannya
15 menit berlalu, matahari kini telah benar benar membakar Alya, Alya terus terusan mengusap keringatnya yang daritadi tak berhenti
Aldo mulai menurunkan tangannya, Alya menengok ke arah Aldo, kini Aldo tengah membereskan tasnya yang ia letakkan tak jauh dari tiang bendera. Alya terus berdiri sambil mengamati Aldo yang masih sibuk dengan tasnya
'ngapain lo liat liat?' Aldo bertanya dengan nada datar tanpa melihat ke arah Alya
mendengar itu Alya sontak langsung mengalihkan matanya, degub jantungnya kini benar benar tak bisa di abaikan, rasanya benar benar ingin melompat!
'ya ampun barusan dia ngomong sama gua....' gumam Alya dalam hati
dengan susah payah Alya menahan teriakannya, dengan susah payah Alya menahan senyumannya, coba saja Aldo tidak ada disini mungkin teriakan Alya sudah menggelegar ke seluruh gedung sekolah!
'lo gacapek diri gitu terus?' kini Alya menatap Aldo dengan pala dimiringkan, Aldo hanya menatap datar dengan tas yang sudah rapih berada disalah satu lengannya
Aldo hanya berdecak heran lalu memutar tubuhnya, Alya yakin 100% bahwa Aldo akan lari dari hukumannya
Alya memberanikan diri untuk bertanya 'mau kemana kak? kan bel jam ke 4 belom bunyi? masa kakak udah mau pergi? entar dihukum lagi kakak gatakut?'
Alya menutup mulutnya, kaget tak sadar dia telah melakukan kesalahan besar
'aduh bego kenapa lu cerewet banget sih pake banyak nanya, aduh bego alya bego' gerutu Alya dalam hati
Aldo diam menghadap Alya datar
Alya balas menatap Aldo takut
Aldo menaikan sebelah alisnya, membuat Alya mengerutkan alisnya
'gausah banyak nanya'
DEG.
Alya terdiam
kata kata yang Aldo ucapkan sukses membuat badan Alya beku
kata kata dinginnya benar benar menusuk, membuat Alya kesal dan jengkel terhadap tingkahnya
kini Aldo telah hilang dari pandangannya
tatapan Alya masih terus kedepan
bukan menatap kepergian Aldo, ia menatap kosong ke depan, tak tahu apa yang ia lihat, tak tahu apa yang diperhatikannya, tak tahu apa yang dipikirannya
Alya tidak tahu apa yang ada dipikirannya sekarang
ia hanya ingin cepat cepat pulang agar ia bisa berteriak
'ASTAGA GANTENG GANTENG KOK NYEBELIN BANGET'
*
*
*
*
*
*
*
P.S gimana gimana? Aldo nyebelin ga?? ayo comment nya jangan lupa ya! maaf banget kalo gajelas dimohon dukungannya><
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in YOU
Teen Fictioncinta itu kayak hujan ga peduli sama siapa ga peduli mau kapan ga peduli mau dimana, ia pasti akan turun cinta itu kayak hujan jatuh tak kenal usia bisa dengan yang tua bisa dengan yang muda cinta itu kayak hujan gakenal sama yang namanya waktu bisa...