10.05Alya duduk menghadap Katya dengan bibir sedikit dimajukan, Katya dapat melihat jelas bahwa sahabatnya kini sedang dilanda badmood, Alya hanya duduk terdiam dengan muka kusutnya yang minta banget di setrika.
sebenarnya Alya tidak hanya diam, hati kecilnya tak henti menghujat lelaki bertas merah yang katanya pembawa berkah tadi pagi
'ah nyesel gua bilang dia bawa berkah, yang ada bikin bete..' gumam Alya pelan namun tetap bisa didengar katya
'siapa?' Katya memajukan kepalanya penasaran siapa yang dimaksud alya
'ganteng sih tapi nyebelin banget...' Alya menghela nafasnya
'he woi siapaaa' kali ini Katya dengan kencang mengguncang guncang bahu Alya, dia sudah benar benar penasaran siapa yang dimaksud Alya
'ganteng sih tapi nyebelin banget...ih nyebelin e tapi ganteng, orang ganteng kan bebas ya...ah tapi ga gitu juga dong huft' pala Alya kini menyentuh meja Katya, Alya benar benar frustasi, badannya sudah lemas karena berdiri berjam jam di lapangan, kini hatinya ikut lemas karena sang pujaan hati benar benar menyebalkan bikin jengkel
'siapasi??? jangan bilang..............Kak Aldo??' Katya mencolek colek bahu Alya meminta jawaban
Alya mengangkat kepalanya, menatap Katya dengan memicingkan mata, jari telunjuknya berada di bibir Katya menyuruh katya untuk diam
'ssstt jangan sebut lelaki nyebelin itu, gua bete'
Alya bangkit dari kursinya dengan langkah gontai keluar kelas, rambutnya sudah berantakan, mukanya masih kusut sama seperti tadi, dan hatinya juga masih jengkel karena ulah lelaki pujaamnya itu
Alya berjalan lurus tanpa tahu arah dan tujuannya, tiba tiba Alya merasakan tubuhnya menabrak sesuatu yang tak terlalu keras, ia yakin pasti bukan tembok yang ia tabrak.
'aduh bego banget sih kenapa gua jalan galiat liat, mampus aja kalo gua nabrak anak tongkrongan...'
dengan rasa takut Alya memberanikan diri untuk mengangkat kepalanya, mata Alya memicing merasa aneh karena tak pernah melihat muka ini sebelumnya
'lo gapapa?' tanya laki laki yang baru saja Alya tabrak
bukannya menjawab, Alya malah memiringkan kepalanya
lelaki itu ikut memiringkan kepalanya, alisnya mengkerut mungkin bingung dengan sikap Alya yang aneh
'hei...lo sakit?mau ke uks?' kini laki laki itu mengibas ngibaskan tangannya ke depan Alya, takut takut Alya kesambet atau sedang jalan sambil tidur
'hoi Bram ngapain lo?'
sebuah suara yang cukup berat terdengar dari punggung laki laki yang tadi ditabrak Alya
'siapa namanya?Bram?' tanya Alya dalam hati masih terus memiringkan kepalanya menatap kosong lelaki didepannya
'eh do ini nih tadi gua nabrak orang terus dianya diem, gua takut dia kesambet' Bram memutar badannya untuk berbicara dengan lelaki dibelakangnya itu
'mana sini gua liat...'
lelaki itu keluar dari belakang punggung Bram yang bisa dibilang lumayan besar
mata Alya kini membulat, hati Alya kini berdegup kencang, betapa kagetnya Alya ketika ia melihat sosok yang sekarang ada di hadapannya
Alya hanya bisa diam, mengunci mulutnya rapat, badan Alya kini semakin lemas, rasanya ingin lari benar benar ingin lari
Aldo
kini Aldo ada didepannya, menatap datar ke arahnya
tidak, bukan datar, melainkan jijik
jelas saja jijik, kini Aldo dihadapkan dengan wanita yang bau keringat dengan muka kusut dan rambut berantakan, siapa yang tidak jijik? mungkin lalat yang lewat sudah muntah muntah ketika melihat sosok Alya
'aduh kenapa harus lo lagi sihhh' Alya menghujat dalam hati, memberikan kutukan ke lelaki dihadapannya ini
Aldo berjalan mendekati Alya, dengan tatapan lurus kedepan, setiap langkahnya membuat hati Alya berdegup tak karuan. benar benar ingin lompat!
Aldo menundukan badannya agar mulutnya sejajar dengan telinga Alya, nafas Aldo kini bisa dirasakan oleh Alya.
badan Alya benar benar bergetar hebat, hatinya kini benar benar bisa meledak, Alya benar benar ingin menutup wajahnya, ya karena sudah bisa dipastikan mukanya kini benar benar merah menahan rasa malu
Aldo terdiam sebentar disebelah Alya
Aldo membuka mulutnya
Alya memejamkan matanya, menahan deguban kencang dari jantungnya
1...
2...
3...
'mandi gih lo bau'
ucap Aldo singkat padat bergizi, lalu berdiri tegak dan mengajak Bram untuk kembali ke kelas meninggalkan Alya yang masih berdiri kaku tak percaya dengan apa yang ia dengar
KAMU SEDANG MEMBACA
Trapped in YOU
Teen Fictioncinta itu kayak hujan ga peduli sama siapa ga peduli mau kapan ga peduli mau dimana, ia pasti akan turun cinta itu kayak hujan jatuh tak kenal usia bisa dengan yang tua bisa dengan yang muda cinta itu kayak hujan gakenal sama yang namanya waktu bisa...